NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Kaiser

Istri Rahasia Kaiser

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy / Slice of Life
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: tiatricky

Lelaki yang sangat ingin kuhindari justru menjadi suamiku?

•••

Kematian Devano dan pernikahan kedua sang Papa, membuat kehidupan Diandra Gautama Putri berubah. Tidak hanya itu, dia menjadi pasangan seorang Kaiser Blue Maverick ketua geng motor HORIZON. Cowok bad boy yang membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tiatricky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 24

Diandra seketika berhenti memijat saat tangan itu memegang area sensitifnya. "Eung.. Kai. " Melenguh tidak nyaman.

"Nggak. " Kaiser langsung menolak mentah-mentah. "Di sini enak banget. Gue suka. "

Gadis itu mendesah pelan. Katanya benci sama aku. Tapi dia memegangi nya. Aku tidak mengerti.

Mendadak Kaiser terbangun. Diandra terkejut karena dia hampir saja jatuh ke lantai.

"Gue mau balapan malam ini. Lo harus bukain pintu buat gue nanti. " Laki-laki itu bergegas mengambil jaket dan kunci motornya.

"Iya. Kamu pulang jam berapa?."

Kaiser menoleh sekilas. "Gue bakal telpon di ponsel gue yang satunya. "

Diandra menoleh kearah nakas yang terdapat dua ponsel. Lalu kembali menatap pada laki-laki itu. "Tapi bagaimana aku membukanya? Kamu pasti menguncinya kan?."

Pletak

Kaiser pun menyentil kening Diandra. "Nggak. Gak gue kunci. Udahlah, gue cabut duluan. "

Diandra beranjak dari tempatnya. Kemudian meraih tangan laki-laki itu dan mencium sekilas. "Semoga kamu menang. "

Kaiser terdiam beberapa saat. Dia menatap gadis itu dalam diam. Lamunannya buyar mendengar suara salah satu ponselnya. Ah, kurang dihajar! Gue mikirin apaan dah.

Setelah kepergian Kaiser, gadis itu keluar dari kamar. Dia turun dari lantai satu.

Idah yang melihat seketika mendekat dan terkejut. "Muka nona kenapa ini? Saya obati ya." Dia terlihat khawatir.

Diandra memegangi pipinya yang memerah lalu menggelengkan kepala. Dia tersenyum. "Nggak papa, Bi. Aku baik-baik saja. "

Wanita itu tentu tidak percaya. Dia memegang tangan nona nya dengan lembut. "Tidak. Saya ingin mengobatinya. "

Gadis itu tersenyum dan tetep kekeuh. "Tidak apa, Bi. Ak—."

"Nona.." Idah memanggil dengan pelan. Menatap iba Diandra. "Saya mohon biarkan saya mengobatinya. Ini pasti rasanya sakit dan panas. "

Diandra menghela nafas panjang. Dia tidak sanggup menolaknya. "Baiklah terserah Bibi?."

"Idah. Panggil saja kak Idah. "

Diandra tersenyum kecil mendengarnya. "Kakak? Kamu baik sekali. Kamu juga cantik seperti namanya. "

Idah merasa malu seketika. "Ayo,saya obati lukanya. "

•••

"Jadi mereka berdua orang tuamu?."

Idah mengangguk kepala mengiyakan. "Ayah saya bekerja sebagai tukang kebun. Dan ibu saya sebagai tukang masak. Dan saya juga sama."

Diandra mengangguk kepala mengerti. "Sudah berapa lama kalian bekerja?."

"Kalau saya sama suami 20 tahun lebih. Sedangkan anak saya Idah, baru 15 tahun. Oh ya, semoga Tuhan memberikan kebahagiaan dan kemudahan dalam hidup nona Diandra. " Astuti berujar dengan suara yang lembut.

Tes

"Nona? Maafkan ucapan istri saya. Dia tidak—."

"Bukan salah Bibi. Aku hanya rindu dengan Mama. " Diandra meremas celana tidurnya.

Idah yang tidak tega pun mengelus-elus punggung tangan nona muda dengan lembut dan hangat. "Nona bisa menganggap ibu saya sebagai ibu nona sendiri. "

"Bapak pergi ke kamar dulu ya. " Hilman beranjak dari kursi makan.

Diandra seketika tersadar sesuatu. "Aku mengantuk berat. Aku tidur dulu ya. Selamat malam semuanya. "

Setelah kepergian Diandra, kedua perempuan pergi meninggalkan ruang makan. Mereka segera beristirahat.

•••

"Lo semua udah siap untuk malam ini?." Kaiser bertanya pada anggotanya.

"Siap, bos!." Serentak mereka menjawab dengan senyuman merekah di bibir.

Rafael menepuk tangannya. Dia menatap menantang anggota HORIZON. "Gue gak bakal nyerah sebelum anggota Lo kalah balapan malam ini juga. "

Rival terkekeh geli mendengarnya. "Lo gak bakalan bisa ngalahin kita sampai kapanpun. Lo ketua aja lemah. Yang lain berarti sama dong?."

"Bener banget tuh. Gue gak yakin Lo bakal menang. " Elang menimpali.

"Ini keberuntungan doang kelez! Gak usah sok yes!." Amar anggota inti WALKER berujar dengan sinis.

"Cih, model rengginang kaya Lo, bakal kalah sama gue. " Tantang Adi anggota inti WALKER juga.

"Dari pada Lo, kaya kerupuk dikasih air. "

"Melempem dong!." Tambah Alaska lalu yang lain seketika tertawa mendengarnya.

"Kalau anggota kalah, gue minta satu orang jadi anggota gue. " Rafael menantang dengan percaya diri yang tinggi.

Kaiser terkekeh geli mendengarnya. "Gue yakin malem ini bakal menang. "

"Maju, Ga!." Alaska berujar memanggil Elga.

Elga yang tadinya asyik merokok, beranjak dari mobil temannya. "Gue? Oke dah. Gue mau kali ini. Dan gue jamin, gue bakal menang. "

"Keceng amat nih musuh gue." Amar terkekeh geli melihat penampilan Elga yang cukup kurus.

"Gini-gini, badan gue sixpack gak kaya Lo, Amer!." Cibir Elga sinis.

Amar mendengus dingin. Dia menarik kerah baju Elga. "Gak usah songong Lo jadi cowok!."

Kini kedua lawan naik ke motor masing-masing. Seorang gadis dengan rok mini, berdiri di tengah-tengah dengan membawa bendera putih.

Suara deru mesin menggema di arena balapan. Kedua lawan saling menatap sengit satu sama lain.

"Satu..." Gadis itu mulai berhitung.

"Dua.." Suara deru mesin semakin memanas.

"Ti..ga!." Gadis itu melemparkan bendera dan kedua motor itu melaju kencang menuju ke finish.

Kaiser yang melihatnya tanpa serius. Laki-laki itu menunggu dengan sabar. Gue gak boleh kalah dari mereka.

Dan hingga akhirnya, Amar memenangkan balapan. Geng WALKER bersorak-sorai kesenangan. Lain halnya dengan geng HORIZON, mereka mendengus geli.

"Gila banget bang Amar!." Puji anggota junior WALKER.

Amar membusungkan dada sombong. "Thank you semuanya. Gue udah kerja keras dan inilah hasilnya. "

"Lo gimana sih mainnya?." Alaska tersulut emosi. Dia meraih kerah jaket Elga. "Gue kan udah bilang ke Lo buat persiapan. Lo dengerin gue gak sih?."

Bug

Tubuh Elga terpental ke samping setelah Kaiser menghajarnya."Lo harus ikut mereka apapun yang terjadi. Gue gak butuh anggota lemah kaya Lo. "

Elga mengepalkan tangannya kuat. Brengsek! Gue gak bisa kek gini.

Rafael menepuk tangannya sembari mendekat ke Kaiser. "Apa gue bilang, gue bakal menang balapan malam ini juga. "

Plak

Kaiser menghempaskan tangan Rafael dari bahunya. "CK! Sialan. "

•••

Di markas HORIZON, mereka menghabiskan beberapa botol anggur merah.

"Kacau!." Teriak Rival frustasi. "Semua ini gara-gara cowok brengsek itu. Dia bikin kita malu anjing!."

Gluk

Kaiser mengusap mulutnya dengan kasar. Matanya memancarkan pembunuhan. "Brengsek! Cowok itu benar-benar nggak serius anjing! Bikin malu gue aja. "

Alaska berjalan dengan linglung menuju ke lantai dua. "Bos! Gue rasa, kita mesti latih anggota baru. Gue yakin, banyak yang pengen masuk ke geng kita. "

"Gue udah curiga sejak lama sih. " Chika berujar membuat yang lain menoleh. "Elga gak pernah serius masuk geng ini. "

"Woi! Besok Senin. Gue pulang duluan ya. " Rival menyambar jaketnya.

Bug

Alaska memukul jidatnya sendiri. "Anjir! Ada PR dari pak Bambang tiga Minggu lalu. Mana gue belum ngerjain lagi. "

"Lah iya?." Elang teringat. "Bodo amatlah. Paling cuma disuruh bersihin toilet doang. " Kembali berucap dengan enteng.

"Gue mau pulang duluan!." Kaiser beranjak dari tempatnya duduk. Laki-laki itu berjalan dengan sempoyongan.

Dan kini markas HORIZON sepi. Tidak ada yang menepati.

•••

Diandra yang tengah tertidur pulas, terusik dengan suara yang mengganggu indra pendengarannya. Mau tidak mau dia membuka matanya.

Berjalan dengan sempoyongan menuju kearah ponsel yang ada di nakas. Gadis itu dengan segera keluar dari kamar dengan terburu-buru.

Tap tap tap

Kakinya melangkah menuju ke lantai bawah tanpa mengenakan sandal. Dia pun menuju kearah pintu dan membuka. "Kamu kenapa Kai? Kamu mabuk ya. "

"Lama banget sih bukain pintu. Minggir Lo!." Sentak laki-laki dengan tajam. Kedua pipinya memerah merona karena mabuk berat.

"Eh?." Diandra dengan sigap menahan tubuh besar laki-laki itu. "Kamu jalannya pelan-pelan aja. Aku bantu kok. Ya?."

Namun Kaiser malah menepisnya dengan kasar. Sementara sang istri hanya menghela nafas berat. Kenapa sih dia?

Bersambung...

1
Metana
yang dicekik orang tua lo aja, kenapa Diandra Dia kan gak salah apa-apa/Speechless/
Người này không tồn tại
Next chapter, please! Aku harus tahu kelanjutan ceritanya.
DreamHaunter
Baca cerita ini seperti terlempar ke dunia lain. Aku suka banget, terima kasih telah membuat pengalaman membaca ini begitu intens. 🙌
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
Isolde
Tolong update sekarang juga biar bisa tidur malam dengan tenang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!