Karya ini murni karangan author sendiri ya guys 😘 maaf bila ada kesamaan nama tokoh, atau banyak typo 🙏
Karya ini lanjutan dari novel "Ku Penuhi Janjiku"
Kisah percintaan Bara dan Gala yang cukup rumit, rasa enggan mengenal yang namanya 'CINTA' membuat Bara memutuskan untuk menyendiri dan fokus bekerja.
akankah Bara menemukan cinta yang bisa menggetarkan hatinya?
Apakah Gala dapat menemukan kembali belahan jiwanya yang mampu menyembuhkan lukanya?
Yuk, simak terus ceritanya sampai habis ya😘
HAPPY READING 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiket Konser
Dua minggu berlalu.
Gala masih tetap dengan sikap dinginnya, rencana Bara yang ingin mengajak saudara kembarnya berlibur pun terhalang oleh banyaknya pekerjaan.
Setiap harinya, Gala pulang ke mansion pada saat larut malam. Dia benar-benar menghabiskan sebagian banyak waktunya untuk memajukan bisnisnya, penampilannya yang selalu rapih dan wangi, kini berbanding terbalik. Bahkan, wajahnya sudah di tumbuhi bulu-bulu halus di bagian dagu dan juga bibir atasnya.
"Gal, sini." Panggil Bara saat melihat adiknya turun dari lantai atas.
"Apa?" Tanyanya singkat.
"Jangan sok dingin kayak gitu, gak pantes banget sama wajah lu yang kiyowo." ledek Bara.
Gala memutar bola matanya malas, dia berlalu begitu saja tanpa berniat memenuhi panggilan saudara kembarnya. Bara segera mengejar adiknya itu, dia mencekal pergelangan tangan Gala sampai si empu membalikkan tubuhnya.
"Apaan sih." Kesal Gala. Di hempaskan nya tangan Bara dengan kasar, wajah Bara sudah memerah. Tetapi, ia berusaha menetralkan emosinya agar tidak terjadi keributan.
"Besok ikut." Ucap Bara.
"Enggak!" Tolak Gala.
"Enggak ada, PENOLAKAN!" Tekan Bara.
"Bodo amat." Ucap Gala cuek.
Bara sudah menebak bagaimana reaksi Gala, untuk itu dia sudah menyiapkan sesuatu yang tidak bisa di tolak oleh Gala. Di keluarkannya sebuah tiket dalam saku bajunya, Bara memperlihatkan tiket itu kepada Gala.
"Yakin, mau nolak?" Tanya Bara dengan nada mengejek, ia mengibaskan tiket itu tepat di depan wajahnya.
Mata Gala berbinar melihat tiket konser pemain musik terkenal favoritnya, meskipun ia terlahir kaya. Untuk mendapatkan tiket itu sangatlah susah, setiap kali ada konser yang pastinya dia selalu gagal mendapatkannya, meskipun dengan cara menyogok.
"Bagi dong." Pinta Gala.
"Dihh, ogah. tadi katanya gak mau, yaudah buat Ramdan sama Hamzah aja." Ucap Bara menggoda Gala.
"Bara, abangku yang ganteng. Buat adekmu yang kiyowo ini dong, sayang kan kalo di kasih ke orang lain." Rayu Gala dengan mengerjap-ngerjapkan matanya seperti anak kecil, bahkan tangannya menangkup di depan dadanya memohon kepada sang kakak.
Bara tersenyum miring. "Yaudah, besok siap-siap kita ke Bandung." Ucap Bara.
"Terimaksih abangku." Ucap Gala tersenyum puas.
"Geli banget dengernya, tadi aja sok-sok an bersikap dingin. Giliran dapet tiket konser aja, ekspresinya kaya cebong." Cibir Bara.
"Demi tiket konser, makasih ya. Emmuaacchhh.." Gala mengecup seluruh wajah Bara, kakaknya itu memberontak. Namun, pergerakannya berhasil di kunci oleh Gala. .
Bara menjauhkan wajah Gala yang monyong hendak mengecup kembali wajahnya, ia bergidik ngeri kala rambut halus Gala bersentuhan dengan wajah mulusnya.
"sekali tuh mulut nempel, gue potong!" Ancam Bara.
Gala hanya menampilkan rentetan gigi putihnya, rasa syukur terucap dalam hati Bara kala melihat senyum yang sudah lama tersembunyi itu kembali merekah. Dari kejauhan, kedua orangtua Bara dan Gala, begitu pula dengan Violetta dan suaminya menyaksikan interaksi si kembar. Mereka sangat senang melihat senyum Gala, terutama Renata dan juga Violetta.
"Udah ah, mau kerja biar punya ongkos buat ke Bandung." Ucap Gala.
"Huss, huss.. Pergi yang jauh, jangan lupa balik bawa duit sekarung." Usir Bara.
"Nyenyenye.." Ejek Gala.
Gala pun melangkah keluar dari dalam mansion tanpa sarapan pagi, di berjalan menuju kendaraan miliknya. Sepeninggalnya Gala, Renata dan yang lainnya berjalan menghampiri Bara yang masih berdiri menatap kepergian adiknya.
"Bara, kamu kasih apa si Gala? Kok kelihatannya dia seneng banget?" Tanya Violetta penasaran.
Bara terkekeh mendengar pertanyaan kakaknya. "Aku kasih dia tiket konser Golden Rockers, dari dulu dia pengen banget nonton konsernya, tapi tiap kali mau beli tiket selalu sold out. Sampai kita coba beli dengan harga sepuluh kali lipat sama yang udah di beli pun, gak ada yang mau sama sekali." Jelas Bara.
"Kenapa gak kamu undang aja, toh daddy juga banyak duitnya." Celetuk Azrio.
"Bukan masalah banyak uangnya, masalahnya. Golden Rockers itu udah banyak banget yang ngundangnya, kita juga tahunya pas SMA. Kalau dia ada konser di luar negeri ya kita cuman nonton di hp, kalau ada di negara kita ya harus beli tiketnya, sayangnya gak pernah ke bagian. Saat itu, kita berdua di didik mandiri. Mau apapun harus hasil usaha sendiri. Jadi, ya gitu deh." Jelas Gala.
"Terimakasih nak, kamu berhasil bikin Gala senyum lagi." Ucap Renata berkaca-kaca.
"Issh, bunda ngapain sih udah siap siaga mau nangis lagi? Gala tuh cowok bun, putus cinta gak buat dia gila. Cuman sekarang, dia lagi galau aja belum nyampe gila." Protes Bara.
"Ya namanya juga betina, Bar." Ucap Bram.
Dukk..
Renata menyiku perut Bram sampai si empu meringis kesakitan, Violetta dan suaminya terkekeh melihat wajah kesal Renata.
"Dasar bumil." Celetuk Bram.
Hah??
Hamil?
Bara dan Violetta saling menatap satu sama lain, mereka berdua menggosok-gosokkan telinganya takut ada masalah dengan indera pendengarannya.
"Hamil? bunda hamil?" Tanya Bara syok.
"Bun? Bunda gak bercanda kan?" Tanya Violetta memastikan.
Renata memijat kepalanya yang terasa pening. "Enggak sayang, mana ada bunda hamil kan kita udah tua." Sanggah Renata.
Fyuhhhh..
Violetta dan Bara membuang nafasnya lega, bagi Violetta akan sangat repot jika Renata hamil lagi. Pasalnya, ngidamnya Renata sangat-sangat diluar dugaan. Sedangkan Bara, baginya ia cukup malu jika di usianya harus kembali memiliki seorang adik.
"Punya adik satu aja bikin pusing, gimana kalo nambah?" Gumam Bara.
"Padahal daddy kepengen nambah lagi, biar jadi 4 anaknya. Tapi, bundanya gak mau." Ucap Bram cemberut.
"Gapapa dad, kasihan bunda kalau nambah lagi. Sebentar lagi, kalian juga bakalan punya bayi kok." Ucap Azrio.
"Maksudnya?" Tanya Bram bingung.
"Vio lagi isi dad, ternyata usia kandungannya maju 3 minggu." Jawab Azrio tersenyum.
Renata dan Bram membulatkan matanya, begitu pun dengan Bara. Sedetik kemudian mereka berjingkrak-jingkrak saking senangnya, Bram menitikkan air matanya terharu karena mimpinya untuk memiliki cucu terkabul.
"Hiks, daddy bakal jadi kakek." Ucap Bram terharu.
"Aku bakal jadi oma muda." Tambah Renata.
"Dimana-mana, oma tuh dah tua." Ucap Bara.
"Kan bunda, jadi omanya belum cukup umur." Sahut Renata.
Seketika mereka tertawa, kemudian memeluk tubuh Violetta bergantian seraya mendoakan kehamilannya. Rasa syukur kembali mereka rasakan, rezeki yang sudah lama di nantikan oleh keluarga Bram setelah tiga tahun lamanya. Violetta pun ikut terharu melihat reaksi keluarganya, dia juga tak menyangka kalau dirinya akan hamil dengan cepat daei perkiraannya, Azrio merangkul pundak Violetta seraya mengusap jejak air mata yang melintas di pipi istrinya.
'Ya Allah, terimakasih. Engkau masih memberikan kesempatan pada hamba untuk merasakan kebahagiaan ini, semoga engkau beri hamba umur panjang untuk melihat keluarga kecil ketiga anak hamba sebelum engkau memanggilku menghadap-Mu.' Batin Bram.