NovelToon NovelToon
Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Mentri Pertahanan Jadi NPC Bocil

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Anime / Penyeberangan Dunia Lain / Light Novel
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rodiat_Df

Update setiap hari jam 07:00
Aditiya Iskandar, seorang Menteri Pertahanan berusia 60 tahun, memiliki satu obsesi rahasia—game MMORPG di HP berjudul CLO. Selama enam bulan terakhir, ia mencuri waktu di sela-sela tugas kenegaraannya untuk bermain, bahkan sampai begadang demi event-item langka.

Namun, saat ia terbangun setelah membeli item di game, ia mendapati dirinya bukan lagi seorang pejabat tinggi, melainkan Nijar Nielson, seorang Bocil 13 tahun yang merupakan NPC pedagang toko kelontong di dunia game yang ia mainkan!

dalam tubuh boci
Bisakah Aditiya menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata, atau harus menerima nasibnya sebagai penjual potion selamanya?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodiat_Df, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Realitas

Saat Aditiya berbalik untuk kembali ke kota, langkahnya tiba-tiba terhenti.

Di kejauhan, seorang perempuan berambut pirang dengan jubah putih berjalan ke arahnya. Langkahnya lembut, membawa ketenangan, dan senyumnya terlihat ramah.

Aditiya langsung merasa tidak asing dengan wajah itu.

"Elsa…?"

Ia mengenal NPC ini!

Elsa, suster dari gereja Kota Kemiren. NPC yang sering memberikan quest kepada petualang pemula yang datang ke bukit ini. Biasanya, quest dari Elsa berupa pengumpulan herbal penyembuh atau membantu warga desa.

"Kalau aku bertemu Elsa, berarti aku bakal dapat quest, kan?!"

Aditiya langsung bersemangat.

Ini kesempatannya! Jika ia mendapat quest, mungkin ia bisa mendapatkan EXP atau bahkan skill seperti pemain!

Saat Elsa semakin dekat, ia tersenyum dan menyapa dengan lembut.

"Oh, Nijar? Sedang apa kamu di sini?"

Aditiya menelan ludah. "Oke, tetap tenang. Percakapan ini pasti awal dari trigger quest."

"Eh… Aku cuma jalan-jalan, Kak Elsa. Kakak sendiri?" tanya Aditiya penuh harap.

Elsa tersenyum. "Aku juga suka datang ke bukit ini. Anginnya sejuk dan pemandangannya indah, kan?"

Aditiya menunggu.

"Ayo… ayo… kasih aku quest-nya!"

Tapi Elsa tidak mengatakan apa-apa lagi.

Percakapan pun berlanjut seperti obrolan biasa. Mereka membahas cuaca, gereja, dan betapa ramainya Kota Kemiren belakangan ini.

Aditiya mulai curiga.

"Kok nggak ada trigger quest? Apa aku harus tanya langsung?"

Namun, setelah beberapa menit tanpa tanda-tanda quest, Aditiya memutuskan bertanya tentang sesuatu yang lebih menarik.

"Kak Elsa, ngomong-ngomong… aku penasaran. Di dunia ini ada sihir, apakah aku bisa belajar sihir?"

Elsa tertawa kecil. "Kamu ingin belajar sihir, Nijar?"

Aditiya mengangguk penuh semangat. "Iya! Kalau aku bisa sihir, aku bisa jadi lebih kuat! Aku nggak mau cuma jadi bocil penjaga toko!"

Elsa menatapnya dengan tatapan lembut, lalu menggeleng.

"Maaf, Nijar. Mempelajari sihir itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang."

Aditiya langsung kaget. "Hah?! Kenapa?!"

"Di dunia ini, hanya orang yang terlahir dengan potensi sihir yang bisa menggunakannya."

Elsa pun menjelaskan sesuatu yang membuat hati Aditiya langsung anjlok ke jurang kekecewaan.

"Orang yang memiliki bakat sihir dapat dikenali sejak lahir. Salah satu cirinya adalah mereka lahir tanpa menangis."

Aditiya mengerutkan dahi. "Hah? Kok aneh?"

Elsa tersenyum. "Karena bayi yang lahir dengan sihir sudah memiliki kendali energi sejak mereka dilahirkan, mereka bisa menyesuaikan napas dan tubuh mereka tanpa perlu menangis seperti bayi normal."

Aditiya langsung merasa ada harapan.

"Tunggu… Berarti aku mungkin punya potensi sihir!"

Namun, sebelum ia bisa terlalu optimis, Elsa berkata dengan santai—

"Tapi kau tidak berbakat dalam sihir, Nijar. Aku yang membantu persalinan ibumu, dan aku ingat dengan jelas… Kau menangis sangat kencang. Bahkan, kau hampir membuat jendela rumah sakit pecah."

Aditiya: "..."

Harapan yang tadi mulai membuncah langsung hancur berkeping-keping.

"Sial. Bocil ini ternyata nggak punya bakat sihir sama sekali…"

Elsa lalu melanjutkan penjelasannya tentang sihir.

"Sihir di dunia ini berbeda dengan yang mungkin kamu bayangkan, Nijar. Tidak ada sihir yang bisa mengubah dunia atau menciptakan sesuatu dari ketiadaan."

"Orang yang bisa sihir biasanya menggunakannya untuk menyerang dan bertahan, dengan elemen seperti api, air, angin, dan tanah. Ada juga sihir penyembuhan, tetapi sihir tetap terbatas pada hal-hal mendasar."

"Karena itulah, orang-orang kuat di dunia ini tidak hanya mengandalkan sihir. Mereka juga berlatih bela diri dan seni pedang. Hanya dengan kombinasi itu seseorang bisa benar-benar menjadi petarung yang hebat."

Aditiya menghela napas panjang.

Walaupun sedikit kecewa karena ia bukan chosen one yang memiliki bakat sihir, setidaknya ia sekarang tahu sesuatu yang sangat penting.

"Jadi, ini bukan dunia game… Ini dunia nyata, hanya saja ada sihir."

Sistem sihir di sini jauh lebih sederhana dibandingkan dalam game. Tidak ada fireball raksasa yang bisa menghancurkan gunung, tidak ada teleportation spell, tidak ada keajaiban yang bisa menghidupkan kembali orang mati.

Sihir hanyalah alat tambahan untuk bertarung, bukan sesuatu yang bisa mengubah realitas.

 

Percakapan dengan Elsa akhirnya selesai. Setelah mengucapkan salam perpisahan, Aditiya—atau sekarang Nijar—mulai berjalan santai menuruni bukit, kembali ke toko kelontong.

Meskipun ia sedikit kecewa karena tidak bisa sihir, ada satu hal yang membuatnya bersemangat kembali.

"Aku mungkin bukan pahlawan, bukan petualang, dan bukan penyihir… Tapi itu bukan berarti aku harus jadi NPC pasif seumur hidup!"

Sambil memasukkan tangannya ke dalam saku, Nijar menyeringai.

"Oke, aku akan menjadi Nijar sekarang. Aku akan menjalani dunia ini sebagai orang biasa!"

Dia mulai berpikir tentang bagaimana dia bisa menerapkan pengetahuannya dari dunia lama ke dunia ini.

Mungkin dia bisa mengembangkan bisnis toko kelontong jadi supermarket pertama di dunia ini?

Mungkin dia bisa menulis buku strategi perang berdasarkan pengalaman sebagai Menteri Pertahanan?

Atau… mungkin dia akan jadi satu-satunya NPC yang bisa bikin quest sendiri?!

Dengan penuh semangat, Nijar kembali ke kota, kepalanya dipenuhi berbagai rencana besar.

Namun, begitu ia sampai di depan toko…

BRAK!

Pintu toko terbuka keras, dan seorang wanita berambut merah bermata biru dengan wajah murka berdiri di ambang pintu.

Lizna Nielson.

Kakaknya.

"NIJAAAAAAAAAR!!!"

Nijar membeku di tempat.

"Astaga… aku lupa waktu! Aku pulang pas toko mau tutup!"

Lizna berjalan ke arahnya dengan tatapan membunuh.

"Kamu ke mana saja, hah?! Aku sudah mau kirim penjaga kota buat nyari kamu!"

"U-Uh, aku tadi cuma jalan-jalan sebentar, Kak…" Nijar berusaha tersenyum polos.

Lizna menyilangkan tangan di dada. "Jalan-jalan? Seharian?! Kamu tahu ini toko apa? Ini toko kelontong, bukan guild petualang!"

"Eh, iya, Kak… tapi kan—"

"DIAM!"

Lizna menyentil dahi Nijar sekuat tenaga.

"AWWW! ITU SAKIT, KAK!" Nijar mengusap dahinya yang merah.

"Bagus! Itu namanya hukuman!" Lizna menyentilnya lagi.

"Aduh, aduh, stop! Aku bisa jelasin!" Nijar panik.

Lizna menatapnya tajam.

"Baiklah, jelaskan. Kenapa kamu pergi tanpa bilang-bilang? Kenapa kamu balik pas toko mau tutup?"

Nijar berpikir keras.

"Oke, aku harus kasih alasan yang masuk akal…"

"Eh… aku tadi… ikut merenung di bukit tentang… perkembangan ekonomi kota?"

Lizna: "..."

Nijar: "..."

Lizna mengangkat alis, lalu menyilangkan tangan lagi.

"Oh, begitu ya? Merenung tentang ekonomi kota? Bocil 13 tahun merenung soal ekonomi?"

Nijar langsung menyadari kesalahannya.

"Sial, aku lupa kalau aku sekarang bocil NPC!"

"Uh… maksudku… Aku tadi… belajar dari alam, Kak! Memahami kehidupan!" Nijar berusaha memperbaiki situasi.

Lizna menarik napas dalam.

"Baiklah… Karena kamu ingin ‘belajar dari alam’, mulai besok kamu akan belajar dari sapu!"

"Hah?!"

"Ya! Mulai besok kamu kebagian bersihin toko tiap pagi!"

"Tapi Kak—"

"Dan kamu nggak dapat jatah camilan selama tiga hari!"

"TIDAAAAK!!!"

Nijar menangis dalam hati.

Dunia baru, masalah baru.

Sepertinya, menjadi NPC biasa lebih sulit dari yang ia kira.

1
Protocetus
Seru hehe
Rodiat_Df: makasih ka 😁
total 1 replies
Protocetus
Haaland?
Rodiat_Df: iya ka
total 1 replies
Aisyah Suyuti
menarik
Supri Aseng
ok gasss
Rodiat_Df: bisa jadi haha
total 1 replies
Rodiat_Df
bantu follow teman2. nanti saya follback 🙏
HAESYE
terima kasih sudah mampir, semangat
ARIES ♈
makasih udah mampir ya..🫰🏻
Rodiat_Df
bantu rating. biar author lebih semangat 😁
Rodiat_Df
bantu rating ya manteman biar author lebih semangat /Chuckle//Pray/
Rosita Rose
seru nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!