NovelToon NovelToon
CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hotler Siagian

Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Kenapa lagi coba dia datang kesini?' gerutu Alika dalam hati. Lancaster membawa 2 gelas minuman di tangannya, dan memberikannya satu kepada Alika. Alika menerimanya dengan senyuman,

"terimakasih Lancaster"

Lancaster membuka percakapan,

"ternyata kamu adalah orang yang baru-baru ini dekat dengan Calvin?" ujar Lancaster lugas.

Alika terkejut, 'bener-bener ngga ada basa-basi nih cewek' batin Alika yang masih menggerutu di dalam hatinya.

Alika kembali tersenyum menanggapi perkataan Lancaster,

"Maaf, maksud kamu gimana ya?" tanya Alika berpura-pura tidak mengerti perkataan Lancaster.

Lancaster mengambil nafas, sebelum menjelaskan apa yang maksud kata-katanya tadi

"di back screen tadi, saya baru tau kalau ternyata kamu adalah orang yang dekat dengan Calvin beberapa waktu ini. Sebenarnya, kabar Calvin yang dekat dengan wanita lain sudah pernah saya dengar sebelumnya. Tapi saya tidak pernah menyangka kalau orang itu adalah kamu, karena saya rasa kita berdua cukup mirip. Mungkin kita bisa berteman baik"

Alika tidak bisa lagi menahan kesabarannya, "jadi, bisa saya tau tujuan dari perkataan anda ini apa?" tanya Alika lebih lanjut sambil menaruh piring Nasi gorengnya di sampingnya dengan keras.

Mood-nya untuk makan sudah hilang, saat berurusan dengan wanita di depannya ini. Lancaster tersenyum puas, mendengar Alika kembali bertanya,

"alasan itu, membuat saya kembali pulang ke Indonesia. Sekarang, saya ingin mengamankan apa yang sudah menjadi milik saya" jawab Lancaster halus tapi terdengar tajam bagi Alika.

Alika tak percaya dengan apa yang dikatakan Lancaster barusan,

" jadi anda merasa tidak aman ketika Calvin dekat dengan saya?" balas Alika tersenyum tajam dengan pertanyaannya.

"tentu saja saya tidak khawatir. Bagaimanapun Calvin dekat dengan kamu hanya karena wajah kamu yang mirip dengan saya bukan?" tanya Lancaster sarkas sambil mendekat kearah Alika

Deg

'Apa benar?'

Alika terdiam, pandangannya kosong mendengar perkataan Lancaster

"mau sejauh apapun jarak antara Calvin dengan saya. Dia hanya akan mencintai saya, karena dia milik saya" ujar Lancaster sambil memberikan penekanan.

Lancaster memajukan gelasnya didepan Alika, dan sengaja menumpahkan minumannya sendiri ke gaun putih yang ia pakai dengan sengaja, hingga gaunnya yang bagian depan basah.

"Kamu bukan siapa-siapa, melainkan hanya wanita peniru, Alika" sarkas Lancaster sambil tersenyum jahat.

Alika masih tetap diam dan menahan emosinya. Dia tidak mengerti kenapa Lancaster melakukan semua hal itu.

Lalu, Lancaster mendorong Alika. Tapi, Alika berusaha menjaga keseimbangannya agar tidak terjatuh dengan mendorong Lancaster lebih keras hingga Lancaster terjatuh dilantai.

BRUKKKK

Interaksi Alika dan Lancaster nampaknya semakin panas hingga menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Calvin datang memecah kerumunan, dan membantu Lancaster berdiri. Dahi Calvin berkerut, melihat ada tumpahan minuman di gaun Lancaster

"Tolong, maafkan Alika, Lancaster. Dia tidak sengaja" ujar Calvin meminta maaf atas nama Alika sambil membantu Lancaster berdiri.

Alika semakin tidak percaya dengan apa yang dilakukan Calvin. Mata Alika mulai berair, saat Lancaster menerima bantuan Calvin. Lancaster melirik Alika dengan smirk-nya. Calvin berbalik, "Alika tolong kamu minta maaf" pinta Calvin meminta Alika.

Alika tidak bisa lagi, menahan air mata di pelupuk matanya. "A-apa yang kamu lakukan, Vin?" parau Alika

Alika tidak bisa lagi menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya,

"Apa yang kamu lakukan, Vin?"

Calvin memegang tangan Alika, "Alika tolong kamu minta maaf. Kamu tidak sengaja mendorong Lancaster, Kan?" ujar Calvin melunak masih berusaha membujuk Alika.

Air mata Alika menetes semakin deras, melihat Calvin bahkan memohon kepada dirinya untuk meminta maaf tentang kesalahan yang bahkan tidak ia perbuat. Alika mengibaskan tangan Calvin,

"Tapi, aku nggak salah, Vin. Itu kesalahan dia sendiri. Kenapa harus aku yang minta maaf hah?"

Calvin hanya diam menatap Alika, dan langsung buru-buru memberikan jasnya untuk menutupi tubuh  Lancaster yang basah karena tumpahan jus itu

Alika  merasa begitu sakit melihat perilaku Calvin yang lebih memprioritaskan Lancaster. Air matanya tidak bisa lagi ia kendalikan, ia benar-benar terluka, sakit, dan malu di acara yang seharusnya jadi hari terbaiknya.

Tak lama, Reza datang terburu-buru memecah kerumunan karena panik melihat Alika menjadi pusat tontonan.

"Alika, kamu tidak apa-apa?" panik Reza

Alika menggeleng-gelengkan kepala menjawab Reza, "Maaf, aku tadi lupa bawakan kamu minum pas aku buru-buru ke toilet tadi"

Namun, Alika tidak menggubris perkataan Reza sama sekali.

"Aku perlu bicara sama kamu sebentar, Vin" ujar Alika yang langsung pergi menuju ke keluar, meninggalkan Lancaster dan orang-orang berada di dalam. Sementara, Calvin langsung mengikutinya dari belakang

Alika mengusap air matanya kasar.

"Alika, saya tadi tidak bermaksud membela Lancaster" ujar Calvin membuka pembicaraan.

Alika tertawa saat mendengar pernyataan Calvin dengan air mata yang masih deras mengalir di kedua pipinya.

"Aku rasa, kamu sudah tidak perlu menjelaskan apapun, Vin. Semuanya sudah jelas" ujar Alika menggantung kata-katanya sambil mengambil nafas.

"Tadinya, aku berharap hubungan kita bisa lebih jauh kedepannya, Vin. Tapi, aku rasa aku salah. Kamu jangan khawatir, kamu tidak bertanggung jawab untuk semua ini"

"Alika, semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan" jawab Calvin.

"Kamu benar, apa yang aku pikirkan memang salah. Aku salah, karena menganggap sikap dan kepedulian kamu sebagai cinta. Aku juga salah menaruh harapan pada orang yang salah, Vin"  Alika tidak bisa menerima kepahitan yang mungkin akan dikatakan Calvin. Lebih baik dirinya sendiri, yang mengakhiri ini semua terlebih dulu.

"Aku minta tolong, kamu jauhi aku sekarang. Kenyataan tentang wajahku yang mirip dengan tunangan kamu, Lancaster. Sudah benar-benar membuat aku hancur, Vin. Aku mohon jangan buat aku semakin hancur" pinta Alika sambil menangkupkan kedua tangannya memohon kepada Calvin dengan derai tangisan yang tidak bisa lagi ia kendalikan.

Calvin terkejut, dengan apa yang sudah dikatakan wanita yang ada di depannya. Calvin memegang tangan Alika

"Alika, tolong dengarkan saya. Saya bisa menjelaskan ini semua. Saya dan Lancaster bertunangan sejak kami remaja. Dan, dia sudah meninggalkan saya sejak 10 tahun lalu" jelas Calvin yang masih tidak sanggup meneruskan ceritanya yang menjadi trauma mendalam dalam dirinya.

Alika tertawa, "Jadi, benar apa yang dikatakan media, kalian memang sudah bersama sejak kecil" saut Alika miris mengetahui fakta yang ternyata benar adanya dari mulut Calvin sendiri.

"tapi itu semua sudah berakhir, Alika. Tolong kamu percaya dengan saya"

Itu semua terlambat. Alika sudah memberi Calvin waktu untuk menjelaskan. Dia juga seharusnya menjelaskan tanpa Alika harus minta seperti janji mereka berdua saat di Kosarek, "memberi kabar satu sama lain apapun, kapanpun, kemanapun, dan dimanapun".

Mungkin, disini Alika baru menyadari perbedaan dari kalimat antara, mau memberi kabar dengan perlu memberi kabar. Mana yang dinamakan prioritas dan bukan prioritas. Dan kenyataanya, Alika bukan prioritas Calvin, bahkan ia tidak akan pernah menjadi prioritasnya.

Belum lagi, ingatan tentang perlakuan Calvin tadi, yang lebih membela dan mempercayai Lancaster membuat hatinya semakin sakit. Hal itu, saja sudah jelas menunjukkan kalau Calvin masih mencintai Lancaster.

Alika menggelengkan kepalanya, "Apa kamu bisa percaya kalau aku bilang, bukan aku yang membuat Lancaster jatuh?" tanya Alika tajam yang kembali mencoba menguji Calvin.

Calvin terdiam membisu, mengingat jika dirinya melihat dengan mata kepalanya sendiri jika Alika mendorong Lancaster jatuh ke lantai.

"lihat? kamu hanya diam. Sekarang bagaimana bisa aku mempercayai seseorang yang sama sekali ngga percaya sama aku. Kepercayaan itu udah hancur, Vin" jawab Alika sarkas

Alika menghirup nafasnya dalam, sebelum melanjutkan kalimatnya yang baginya begitu berat untuk diucapkan.

"Sebelum, kamu meminta aku untuk percaya. Tolong tanya hati kamu terlebih dulu. Siapa orang yang benar-benar hati kamu cari, apakah aku atau Lancaster? " jawab Alika mengakhiri pembicaraan sambil melepaskan genggaman tangan Calvin.

Calvin terdiam menatap Alika, tanpa memberikan jawaban apapun atas pertanyaan yang diajukan Alika. "Kamu nggak akan bisa menerima orang baru, kalau kamu belum selesai dengan masa lalu kamu, Vin"

1
Moh Rifti
next
Moh Rifti
lanjut
Moh Rifti
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!