Suami Misterius

"Benar tuan, dan pasien harus ditempatkan di ruang ICU, namun sebelum itu ... Maaf, apa administrasi pasien sudah diselesaikan?"

"Anda tidak perlu khawatir soal itu, saya yang akan bertanggung jawab, dan akan membayar semua, yang penting berikan penanganan yang terbaik untuknya," jawab pria dingin tadi.

"Baik kalau begitu, anda tenang saja, kami pasti akan melakukan hal terbaik untuk kesembuhan beliau. Kalau begitu saya permisi," ucapnya. Dokter itu pun kemudian pergi dari sana.

"Kalau begitu saya permisi, anda tentang saja, saya sudah membayar semua biaya rumah sakit beserta biaya operasi," ucap pria dingin itu, setelah Sky sudah dipindahkan ke ruang ICU.

"Terima kasih, nak. Semoga Allah membalas kebaikan mu," ucap pak RT dengan tulus.

"Hm."

"Tuan semuanya sudah siap," ucap sang asisten pria itu.

"Kalau begitu kami pamit, permisi," ucap sang asisten pria dingin itu pada pak RT dan Bu RT.

"Silahkan, hati-hati," ujar pak RT, pria itupun mengangguk, dan menyusul sang tuan yang sudah lebih dulu pergi.

...***...

Satu bulan kemudian.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, sudah satu bulan Sky mengalami koma.

Dan hari ini Bu RT, sedang berada di ruang ICU tempat Sky dirawat, pada saat ia sudah membersihkan tubuh Sky, yang seharusnya dilakukan oleh seorang perawat wanita, namun kali ini Bu RT yang meminta agar dirinya saja yang membersihkan tubuh Sky, perawat itu pun memberikan Bu RT yang membersihkan tubuh Sky.

Pada saat selesai membersihkan tubuh Sky, dan hendak pergi keluar, tiba-tiba Bu RT melihat jari tangan Sky bergerak dan disusul dengan Sky yang mengerjapkan matanya.

Bu RT yang melihat hal itupun terkejut, dan saling paniknya ia pun keluar memanggil dokter, padahal di sisi hospital bed terdapat tombol berwarna merah untuk memanggil dokter dan perawat.

"Dokter!! Dokter!!" teriaknya.

"Aya naon Bu? Kunaon teriak-teriak Kitu ih," ucap pak RT, yang baru saja tiba di sana. (Ada apa Bu? Kenapa teriak-teriak gitu ih).

"Itu neng Sky pak ... "

"Si Sky kunaon?" selanya.

"Itu si Sky ... Tadi ibu teh liat tangan Sky gerak," jawabnya.

"Ibu yang bener."

"Bener pak, masa ibu bohong. Udah ah, ibu mau panggil dokter dulu."

"Ya udah atuh sana."

Bu RT pun kembali memanggil dokter, sedangkan suaminya yang tak lain pak RT itu duduk di kursi yang ada di sana.

Tak lama Bu RT pun kembali, bersama dengan dokter dan juga beberapa perawat.

Sementara dokter dan beberapa perawat tadi masuk kedalam guna memeriksa Sky, Bu RT duduk di samping sang suami, karena tidak mungkin ia diberi ijin masuk kedalam sana.

Didalam ruangan, akhirnya Sky pun membuka matanya dengan perlahan, awalnya penglihatannya buram, namun semakin ia membuka matanya ia pun mulai melihat dengan jelas.

Sky dapat melihat bahwa kini dirinya berada di sebuah ruangan yang temaram dengan pencahayaan yang minim, bau obat begitu menyengat di indra penciumannya.

Sky pun mencoba menggerakkan badannya dan juga tangannya namun tak bisa, badannya terasa sakit dan kaku jika digerakkan.

Tak lama ia mendengar suara pintu dibuka dibarengi dengan beberapa langkah kaki.

Sampai ia melihat dokter dan juga beberapa perawat yang sudah berdiri di hadapannya.

"Nona anda sudah sadar, apa ada yang sakit?" tanya dokter itu.

"Apa yang terjadi? Kenapa saya berada di sini?" tanya Sky balik, dengan suara lirihnya.

"Anda mengalami kecelakaan dan pendarahan, dan hal itu membuat anda koma," terang dokter itu.

"Apa koma?"

"Iya nona."

"Berapa lama saya koma, dok?" tanya Sky lagi.

"Anda koma selama satu bulan."

"Apa?! Pantas saja badan saya terasa kaku jika digerakkan."

"Kalau begitu, saya ijin untuk memeriksa anda. Maaf ya," ujar dokter dan Sky pun mengangguk.

Dokter itu pun mulai memeriksa keadaan Sky.

"Alhamdulillah, keadaan anda sudah baik, dan anda sudah melewati masa kritis. Anda hanya perlu dirawat beberapa hari, agar keadaan anda jauh lebih baik," ucap dokter itu, setelah memeriksa keadaan Sky.