Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POSITIF
Hari ini, Rere dan Haikal menyebar undangan pernikahan mereka. Hanya teman teman dekat saja yang mereka datangi, karena selebihnya diantar oleh kurir.
Haikal memarkirkan mobilnya didepan sebuah warung bakso langganan mereka. Hendak istirahat sejenak sekaligus mengisi perut yang keroncongan.
Mencium aroma kuah bakso, Rere yang sejak tadi sudah sedikit mual langsung ingin muntah. Dia berlari keluar warung sambil menutupi mulut dan hidungnya.
"Kamu kenapa sayang?"
Rere yang menahan muntah, tapi bisa membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Haikal. Dia kelabakan mencari tempat untuk mengeluarkan isi perut hingga akhirnya menemukan selokan yang tak jauh dari warung.
"Re, kamu baik baik saja?" Haikal didera kecemasan. Dia memijit mijit tengkuk Rere sebentar lalu mengambil air mineral didalam mobil dan memberikannya pada Rere. Setelah itu, dia membawa Rere kembali kedalam mobil.
"Kita periksa kedokter ya? Aku gak mau kamu kenapa napa." Mengingat hari pernikahan yang makin dekat, Haikal tak mau Rere sampai jatuh sakit.
"Gak usah Yang, aku gak papa. Udah lega pas habis muntah."
"Tapi wajah kamu pucat banget sayang. Haikal menggenggam tangan rere yang terasa dingin. "Please, kita periksa ya? Aku tahu didekat sini ada tempat praktek dokter umum." bujuk Haikal sekali lagi.
Karena sejak kemarin ibunya juga memaksanya periksa, akhirnya Rere setuju.
"Baiklah."
Haikal mengendarai mobilnya menuju tempat praktek tersebut. Beruntung sekali sedang buka dan tidak terlalu ramai, hanya ada seorang saja yang mengantri.
Saat gilirannya tiba, Haikal menemani Rere masuk kedalam.
"Apa keluhannya?" tanya dokter perempuan yang bernama Indah itu.
"Mual muntah dok, udah sekitar seminggu."
Dokter tersebut memperhatikan wajah Rere lalu tersenyum.
"Kapan terakhir datang bulan?"
Deg
Rere kaget mendapatkan pertanyaan seperti itu. Apa hubungannya asam lambung dengan datang bulan?
"Saya lupa."
Haikal juga heran dengan pertanyaan yang menurutnya nyeleneh itu.
Setelah dokter Indah memeriksa tekanan darah, asisten dokter tersebut memberikan test pack pada Rere. Rere yang masih bingung menerima benda kecil beserta wadah urin dengan tangan gemetar.
"Mari saya antar ke kamar kecil." Ujar asisten dokter tersebut.
"Apa masudnya ini Dok?" Tanya Haikal yang juga bingung kenapa Rere diberi test pack.
"Kemungkinan istri anda hamil Pak."
Haikal seperti tersambar petir mendengarnya. Hamil? Bagaimana mungkin, sedangkan dia tak pernah melakukan hal terlarang tersebut dengan Rere.
"Tidak mungkin Dok, saya tidak mungkin hamil." Rere menggeleng cepat. Wajahnya makin pucat karena dugaan dokter yang dia anggap ngawur itu.
"Dipastikan dulu saja Bu." Sahut dokter Indah.
Rere menatap Haikal sebelum keluar untuk mengikuti asisten dokter. Dia bisa melihat jika wajah calon suaminya itu pias. Ada banyak pertanyaan disorot matanya. Rere yakin dia tidak hamil, dia akan membuktikan pada Haikal jika tebakan dokter itu salah.
Dengan ditemani asisten dokter, Rere berjalan pelan menuju kamar kecil yang ada dibagian belakang tempat praktek.
Asisten tersebut menjelaskan secara singkat cara penggunaan testpack pada Rere. Menunggunya didekat pintu sementara Rere masuk kedalam.
Rere melakukan sesuai petunjuk asisten dokter terssebut.
"Tidak, tidak mungkin." Guman Rere saat melihat dua garis merah di testpack yang dia pegang. Tubuhnya merosot kelantai dan tangisnya seketika pecah.
.
.
.
Sudah hampir setengah jam Rere dan Haikal berada didalam mobil. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir keduanya, yang terdengar hanya suara isak tangis Rere.
Siapa yang tak syok saat tahu calon istrinya hamil, sedang dia yakin bukan dia penanam benih itu. Persiapan pernikahan sudah 95 persen, bahkan undangan sudah disebar. Tapi kenapa didetik detik terakhir, cobaan seberat ini datang.
"Siapa pria itu Re?"
Rere menggeleng, dia memang tak tahu siapa yang telah membuat dia hamil.
"Siapa Re?" Haikal kembali bertanya karena tak puas hanya mendapatkan jawaban dari gelengan kepala.
"Aku, aku tidak tahu sayang."
Haikal tertawa, bersamaan dengan itu pula, air matanya meleleh. Jawaban macam apa itu, tidak tahu?
"Jangan tutupi apapun dariku. Semua sudah terbongkar Re. Jujur, dengan siapa kamu berselingkuh, anak siapa yang ada dalam rahimmu?"
Rere menggeleng cepat dengan air mata berderai. "Aku tidak pernah selingkuh Kal, aku bersumpah."
Brakk.
Haikal memukul kemudi untuk melampiaskan kekesalan juga kekecewaannya.
"Jangan menyangkal saat bukti itu sudah ada didalam perutmu Re. Katakan dengan siapa kamu berselingkuh, siapa ayah dari janin dalam kandunganmu?" Haikal mulai meninggikan suaranya.
Rere tak mungkin mengiyakan tuduhan itu karena dia memang tak selingkuh.
"Aku bersumpah demi Allah Kal, aku tidak pernah selingkuh."
"Jangan bawa bawa nama Allah disini. Aku hanya ingin tahu siapa ayah dari janin yang ada diperutmu?"
Tuduhan selingkuh itu memang terdengar menyakitkan. Tapi Rere paham kenapa Haikal sampai seperti itu.
"Jawab Re, jawab," bentak Haikal yang mulai kehabisan kesabaran.
"Bagaimana aku bisa menjawab saat aku sendiri tak tahu benih siapa yang ada didalam kandunganku."
"Damn." Umpat Haikal sambil sekali lagi memukul setir. Bagaimana mungkin ada wanita yang tidak tahu siapa ayah dari janin dalam kandungannya selain wanita yang sudah dipakai rame rame, alias piala bergilir.
"A, aku mungkin telah diperkosa Kal."
Haikal langsung menatap Rere mendengar kalimat itu.
"Apa maksudmu?"
"A, aku." Rere bingung untuk menjelaskan karena dia sendiri tak tahu benar atau tidaknya dia diperkosa.
"Jelaskan padaku Re, siapa yang memperkosamu?" Seru Haikal sambil memegang kedua bahu Rere. Jika Rere benar benar telah dinodai, dia bersumpah akan membalas bajingan tersebut dan mendapatkan keadilan untuk Rere.
"Aka tak tahu."
"Ciri cirinya?"
"Aku juga tidak tahu."
Haikal kesal dengan jawaban yang selalu saja tidak tahu. Kesannya Rere seperti tak mau jujur, alias hanya mengarang cerita
Rere lalu menceritakan kejadian yang dia alami dihotel waktu itu. Tapi yang ditangkap Haikal, cerita itu seperti janggal, tak masuk akal. Mana mungkin seseorang tak merasa apa apa saat sedang diperkosa. Selain itu, jika benar, harusnya Gina dan Febbi tahu. Dan yang disayangkan Haikal, kenapa Rere tak jujur dari awal, bahkan seperti menutupi kejadian itu. Bahkan kalau saja dia tak ketahuan hamil, Rere pasti tak akan menceritakan tentang ini.
"Mana mungkin ada yang bisa masuk kedalam kamar hotel jika tak punya akses untuk masuk?"
"Aku juga tidak tahu Kal."
Haikal jadi ragu, benarkan Rere diperkosa? Atau jangan jangan, ini hanya alibi untuk menutupi perselingkuhannya? Karena cerita yang dia dengar dari mulut Rere, sangatlah tidak masuk akal.
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁