tentang Gueen, wanita 18 tahun yang terpaksa harus tinggal dengan kakak tirinya karena sebuah alasan.
hidup Gueen di penuhi dengan lika-liku yang menyakitkan. Dia berpikir tinggal dengan Kalindra yang tak lain Kakak tirinya akan membuat hidupnya jauh lebih baik, tapi ternyata tidak.
Kalindra malah membencinya. Setiap hari dilalui Gueen dengan makian-makian dan makian. Karena KaIindra sangat membenci Gueen, karena dulu Ibu Gueen merebut ayahnya hingga sekarang dia melampiaskan amarah dan kekesalannya pada adik tirinya.
Berbeda dengan Kalindra yang membenci Gueen, Gueen malah mempunyai perasaan yang aneh pada kakanya sendiri. Bukan perasaan semacam sayang adik pada kakanya tapi perasaan yang lain, seperti perasaan Cinta pada lawan jenis. Tapi, di sisi lain Gueen pun sadar Kalindra adalah kakanya.
Tanpa mereka duga ada rahasia di balik kisah keluarga mereka. Mampukan Gueen bertahan bersama adik Kalindra di tengah kebencian Kalindra padanya. Ataukan Gueen akan pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
gengs aku up dua bab seperti biasa besok 3 bab komen di atas 100 ya oh ya bsok Senin jangan lupa vote ya 🥰
Mendengar ucapan Jena, Joseph dan Gueen langsung menoleh ke arah Jane.
“Ah, kau ini bisa saja,” ucap Josep. “Ya sudah nikmati makan kalian.” Joseph memilih pamit meninggalkan Gueen dan juga Jena
Dan ketika Joseph pergi, Gueen tampak berpikir.
“Kau merasakan aku mirip dengannya?" Tanya Gueen.
“Hmm, bentuk bibir kalian sama. Apa jangan-jangan kalian adik Kaka yang terpisah.” Jena menjawab sambil tertawa.
“Tidak lah mana mungkin. Kau kan pasti sering mendengar bahwa di dunia ini kita mempunyai beberapa kembaran, jadi aku rasa itu mirip secara alamiah," jawab Gueen, hingga Jena mengangguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu pesanan mereka pun datang, lalu mereka pun menikmati apa yang mereka pesan.
Beberapa saat kemudian, akhirnya Jena dan Gueen pun memutuskan untuk pulang mereka tidak pamit pada Joseph karena saat mereka pergi Josep tidak ada.
“Gueen, mau menginap di apartemenku?” tanya Jena ketika mereka sudah berada di mobil.
“Tidak, aku harus pulang," jawab Gueen.
“Pasti kau ingin menyiapkan sarapan untuk kakak mu yang gila itu," jawab Jena
“Jangan mengutuk kakakku seperti itu.” Anehnya, walaupun Kalindra tega padanya, tapi Gueen tidak pernah mau dan tidak pernah rela kakaknya diejek oleh Jena, karena selama ini Jena selalu mengutuk kakaknya.
Jena berdecak pelan saat mendengar ucapan Gueen. “Sudah kubilang kau tinggal saja di apartemenku, aku akan menanggung semuanya. orang tuaku kayak jadi tidak ada yang dikhawatirkan.” Beberapa kali Jena mengajak Gueen untuk tinggal di apartemennya, karena dia juga kesepian apalagi hubungan Jena dan kedua orang tuanya tidak terlalu dekat, tapi tetap saja Gueen selalu menolak.
“Aku tidak ingin merepotkan siapapun," jawab Gueen.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Jenna sampai di apartemen kalindra. Gueen pun turun dari mobil kemudian berjalan ke arah lobby ketika dia masuk ke dalam lobby ternyata Kalindra dan Jessica baru saja turun dari lift. Rupanya, Kalindra baru saja akan mengantarkan Jessica untuk ke mobil dan ketika Kalindra melihat Gueen, Kalindra melewati tubuh adiknya begitu saja tanpa menoleh ke arah Gueen
Gueen sudah biasa seperti ini, di kampus pun walaupun semua tahu dia adik Kalindra, tapi sikap Kalindra tetap sama, terkadang beberapa teman sekelas Gueen pun juga bingung karena beberapa kali mereka melihat sikap Kalindra yang berbeda pada Gueen, jika mahasiswa lain membuat kesalahan Kalindra tidak akan menghukum terlalu parah. Tapi berbeda pada Gueen. Gueen bahkan pernah di hukum berlari di tengah terik matahari hanya karena saat itu Gueen lupa mengerjakan tugas.
Gueen masuk ke dalam apartemen, kemudian dia langsung membuka kulkas, lalu mengambil minum untuk dibawa ke kamarnya. Tak lama, Gueen melihat mika kueh yang tadi di makan oleh Jessica. “Entah aku sanggup lagi atau tidak membeli kue itu.” Gueen membatin, matanya berkaca-kaca. Entah kenapa Tuhan seolah menghukumnya dengan hal yang luar biasa bahkan untuk sekedar membeli cake saja rasanya dia begitu kesusahan.
Tak lama terdengar suara pintu terbuka dan rupanya Kalindra masuk ke dalam apartemen. Entah kenapa feeling Gueen merasakan tidak enak. Hingga dengan cepat Gueen berbalik dan berniat pergi ke kamar.
“Tetap di tempatmu.” Kali ini Nada Kalindra terdengar sangat mengerikan dan dia tahu Kalindra pasti akan mengamuk karena tadi dia menanyakan kueh yang di makan Jesicca.
“ Apa urat malumu sudah putus?” Lagi-lagi Kalindra melemparkan ucapan yang menyakitkan untuk Gueen, sepertinya kebencian Kalindra pada Davika benar-benar sudah mendarah daging, hingga sekarang dia tidak tanggung-tanggung untuk menyakiti adiknya.
“A-aku minta maaf.” Hanya itu yang bisa Gueen ucapkan. Sungguh sekarang, Gueen ketakutan. Apalagi jika Kalindra emosi, Kalindra bukan hanya memakinya atau mengatakan kata-kata buruk saja. Tapi terkadang, Jika emosi Kalindra sudah memuncak, Kalidra juga selalu mencekik lehernya dan ketika Kalindra seperti ini, Gueen selalu merasa ketakutan.
“Hanya karena cake murahan itu, kau mempermalukan Kakak! Di mana otakmu!” Rupanya, Kalindra tidak terima ketika tadi Gueen menanyakan cake pada Jessica. Tadi, Kalindra masih menahan amarahnya karena di depan Jessica dan sekarang ketika kekasihnya sudah pulang, dia langsung menghardik Gueen.
“Maafkan aku, aku hanya ingin merayakan ulang tahunku ...."
“Memangnya orang sepertimu pantas merayakan itu?” Nyes! Lagi-lagi, ucapan Kalindra bagai pedang yang menghunus jantungnya. Dan rasanya, lelaki itu begitu puas melihat Gueen yang tertunduk.
Tak lama Kalindra merogoh dompet kemudian dia mengambil uang cash. Lalu setelah itu dia melemparkan uang itu pada tubuh Gueen, membuat Gueen memejamkan matanya dan kali ini bulir bening tidak bisa di tahan, air mata terjatuh dari pelupuk mata wanita itu, dia memang butuh uang karena jatahnya dipangkas oleh Kalindra. Tapi, ketika Kalindra melemparkan uang pada tubuhnya Entah kenapa dia merasa nyeri.
“Pungut uang itu, belikan kue semaumu. Rayakan ulang tahunmu yang tidak berguna itu.” Setelah mengatakan itu, Kalindra pun langsung berbalik lalu dia berjalan ke arah kamarnya dan membanting pintu dan sedetik kemudian, tubuh Gueen ambruk di lantai dia membekap mulut menangis sejadi-jadinya. Netranya menatap uang yang berjajar di lantai dengan hati yang pedih dan sakit yang luar biasa.
Gueen menggerakan tangannya, kemudian dia memungut uang itu. Sebab, jika uang itu masih ada di lantai dia juga yang akan dimaki oleh kakaknya. Setelah cukup lama terdiam, Gueen pun langsung menegakkan tubuhnya, lalu berjalan masuk ke dalam kamar.
Malam berganti pagi, Gueen dengan cepat keluar dari apartemen kakanya, rasanya dia tidak sanggup menatap kalindra. Sebab Dia tidak ingin merasakan sakit lagi, apalagi semalaman Gueen tidak tertidur karena rasa sakit yang membayanginya.
Setelah sampai di kampus, ponsel Gueen berdering, ternyata Jena yang mengirimnya pesan menyuruhnya untuk segera tiba karena kelas akan dimulai. Mata Gueen membulat saat membaca pesan Jena, dia pun langsung berlari.
Saat masuk ternyata dosen sudah ada membuat Queen terdiam di tempat, dia selalu trauma ketika telat masuk kelas, tentu saja jika Kalindra yang mengajar akan beda ceritanya. Karena jika dosennya kalindra dia akan terkena masalah. Tapi sekarang, dosennya adalah orang lain dan Gueen belum menyadari bahwa dosen itu adalah Joseph.
“Kau tidak masuk ...." Tiba-tiba terdengar suara Joseph membuat Gueen menoleh, dia meneliti raut wajah Joseph yang tidak marah sama sekali, berbeda dengan Kalindra.
“Boleh aku masuk?" tanya Gueen dengan polosnya.
“Silakan.” Gueen pun langsung berjalan kemudian dia mendudukan diri sebelah Jena, dia membuka tas lalu mengeluarkan laptopnya.
***
Akhirnya jam pelajaran pun selesai, Gueen dan Jena pun memutuskan untuk menunggu perpustakaan, karena mereka ada kelas karindra sebentar lagi
“Jenna!” tiba-tiba terdengar suara Joseph memanggil dari arah belakang, hingga Jena dan Gueen menoleh.
“Bisa kalian tunjukan di mana perpustakaan?" Tanya Joseph apalagi dia dosen baru yang belum tau letak perpustakaan.
“Ayo kak kita antarkan," ucap Jena. Namun tak lama, ponsel Jena berdering hingga Jena Langsung mengambil ponselnya, kemudian melihat siapa yang mengirimnya pesan.
“Gueen, Bisakah kau yang mengantar kak Joseph, aku harus pergi ke kelas lain untuk mengambil pesananku,” ucap Jena hingga Gueen mengangguk. Jena pun langsung pergi, begitu pun dengan Joseph dan Gueen yang berjalan ke arah perpustakaan.
Joseph menghela nafas ketika Jena tidak ada, hingga akhirnya dia bisa bertanya pada Gueen. “Apa kau asli dari negara ini?” tanya Joseph tiba-tiba.
Gueen menoleh. “Bukan, aku bukan asli negara ini, aku dari Rusia kebetulan kakakku juga menjadi dosen di sini.” tiba-tiba Josep menghentikan langkahnya.
“Kau dari Rusia?” tanyanya lagi. Hingga Gueen mengangguk.
“Memangnya kenapa, kak?”
ranjang adlh tmpt penyelesaian masalah suami istri 🤭