apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Jessica menatap kepergian Anin dari dalam ruangan Adriel.
Langkahnya pun mengikuti Anin.
"Bu Anin!" panggil Jessica, masih mencoba untuk terlihat orang yang lembut.
Seketika langkah Anin terhenti. Begitupun Ratna sekertaris Anin pun ikut berhenti.
"Aku mau ngomong sama kamu!" Ucap Jessica.
Rayna langsung menyelak. "Maaf! Tapi bu Anin masih ada urusan penting. Jika anda ingin bicara dengan bu Anin, nanti akan saya atur jadwal nya."
Tak disangka Jessica tersenyum remeh. "Apa kau memang selalu seperti ini Anin? tak pernah mau jika diminta untuk menyelesaikan masalah."
"Memang aku punya masalah dengan mu?"
"Menurut mu, anak mu keguguran itu karna siapa? Bukankah karna suamimu lebih memilih menyelamatkan ku?"
Ketika sekertaris Anin hendak menjawab ucapan Jessica. Tangan Anin memberi isyarat pada Rayna untuk diam. Dan tak ikut angkat bicara.
"Seperti nya kau ingin aku masukkan ke daftar orang yang ingin aku hancurkan. Baiklah! Jika itu mau mu. Kita bicara di tempat lain." Sahut Anin.
"Em tentu!" jawab Jessica.
Tatapan Anin terarah pada sang sekertaris nya. "Rayna kamu bisa kembali bekerja, saya ingin bicara empat mata dengan dia." Ucap Anin, pada sekertaris nya.
"Tapi buk...."
Ucapan Rayna di balas tatapan penuh arti oleh Anin. Hingga membuat sekertaris itu akhirnya mengangguk paham. "Jika ada yang ibuk inginkan, langsung hubungi saya."
"Em." Jawab Anin dengan singkat.
*****
(Diatas atap gedung perusahan)
Anin dan Jessica menatap kearah satu sama lain.
Jessica tersenyum remeh. "Kau masih menyukai mas Adriel?" Ucapnya.
"Menurut mu?"
"Kau mau main-main dengan ku?"
"Apa tamparan itu belum cukup untuk membuat mu diam? Atau kau ingin aku tampar lagi, ah.... Atau jangan-jangan kau mulai khawatir, kalau pacar mu itu akan memilih aku, iyah?" Sentak Anin.
"Anin!" Bentak Jessica, seperti tak Terima akan ucapan Anin.
Anin tersenyum penuh kemenangan, kedua tangan pun melipat di depan perut ramping nya. "Em, aku mendengarkan, kenapa? Katakan!"
Kedua tangan Jessica terkepal. Sorot matanya penuh akan kemarahan. "Apa kau pikir dengan penampilan mu sekarang, bisa membuat mas Adriel menyukai mu?"
Sontak Anin tertawa cukup kencang. "Jessica! Ayok lah sadar, apa kau pikir selama ini kau mengambil pria yang aku cintai? Bukan, tapi yang sebenarnya kau sedang mengambil masalah dalam hidupku."
"Apa?"
"Iyah, Adriel itu cuman masalah, beban, dan dirimu itu.... " Ucapan Anin menggantung. "Parasit. Jadi yah cocok sih, kalau pria itu deket sama parasit kayak kamu ini."
Tangan Jessica hendak melayang kearah pipi Anin. Tapi dengan cepat tangan Jessica di raih oleh Anin, dan mendorong tubuh Jessica hingga terbentur di pagar pinggir atas atap perusahaan.
Leher jenjang Jessica, di cekik oleh Anin.
Hingga Jessica meminta agar di lepaskan.
"Kau mau tau? Aku paling benci dengan jalang seperti mu, bahkan aku ingin sekali membunuh mu. Tapi untuk sekarang tujuan utama ku bukan dengan mu. Aku bisa saja melempar tubuh mu ini kebawah, tapi bukan sekarang." Ujar Anin.
"Hakk hakk hakk ... " Nafas Jessica seakan sulit untuk ia nafas kan kembali.
Merasa puas. Anin menghempaskan tubuh Jessica kearah lain.
"Huhh huh huh.... " Hembusan nafas Jessica terdengar.
"Sekali lagi kau berisik, aku pastikan bukan cuman leher mu yang aku cekik, tapi bibir mu itu akan aku lepas dari tempatnya." Sahut Anin.
Anin pun berlalu pergi begitu saja dari tempat itu.
Jessica menatap kepergian Anin, dengan nafas yang masih ia atur kembali.
******
(Pukul 20.00)
Dalam ruangan Adriel
Sambil bertumpuan dengan kedua tangan nya, Adriel duduk di kursi CEO. Matanya menelisik ke arah foto keluarga nya.
"Apa yang diketahui Anin? Apa selama ini aku terlalu fokus dengan rencana ku terhadap dia? Sampai aku lupa tak mencari tau, apa yang selama ini ia lakukan?" Gumam Adriel.
Sedang berfikir, dengan pemikiran yang penuh. Suara pintu ruangan nya pun terketuk pelan.
Tok tok tok
"Masuk!" Sahut Adriel dari dalam ruangan. Seraya memposisikan tubuhnya untuk duduk dengan nyaman.
Pintu ruangan terbuka.
Jessica masuk kedalam ruangan Adriel.
"Kamu masih belum pulang? Ada apa? Apa ini soal Anin?" Tanya Jessica.
"Jessica! Bisakah kau jangan mengganggu ku sekarang, fikiran ku sedang kacau." Jawab Adriel.
Bukannya mendengarkan ucapan Adriel. Kini Jessica malah duduk di sofa yang berada di ruangan itu. "Kau mengusir ku, ketika Anin kembali. Setelah hubungan gelap yang kita lakukan dulu. Kau pikir aku mainan murahan mu?" Sahut Jessica.
Adriel memijat pelipisnya, fikiran yang bercabang dan terasa pening. Sekarang malah di tambahi dengan ucapan Jessica yang terbilang cukup tak penting baginya.
Melihat gelagat Adriel, tentu sangat membuat Jessica kesal. Pasalnya pria itu seperti acuh dengan ucapan nya tadi. "Kenapa? Kau lelah dengan ucapan ku tadi?" Sentak Jessica.
"Apa aku pernah meminta mu untuk tidur dengan ku? Bukan kah kau sendiri yang selalu menggoda ku? Kau selalu datang di saat aku bertengkar dengan Anin. Lalu sekarang kau meminta aku menerima mu?" Ucapan Adriel menjeda.
"Apa?" Lontaran kata yang terdengar seperti tak menyangka Adriel akan berkata seperti itu.
"Hufftttt!!!" Hembusan nafas Adriel keluarkan. Tatapan pria itu menatap kearah Jessica dengan lelah. "Aku nggak bermaksud mengatakan itu, tapi harusnya kau paham, aku tidak suka kau tekan. Bukan kah aku sudah bilang, kalau aku sudah tidak ingin melanjutkan hubungan kita sejak lama?"
"Apa kau tau selama ini aku berkorban banyak untuk cintamu? Menjadi sekertaris, padahal papa ku saja mempunyai perusahaan yang sama besarnya dengan perusahaan mu ini.
"Setiap hari aku meminta papa untuk membantu perusahaan mu agar semakin maju. Tapi apa balasan mu? Kau malah mengatakan kalau aku selama ini berisik, mengganggu mu."
Brakk
Suara gebrakan meja cukup keras.
Adriel tersengal. Matanya menajam bak penjahat yang ingin menangkap korbannya.
Disisi lain Jessica tersentak, untuk pertama kalinya Adriel bersikap terlampau menakutkan.
Ia mengira jika ia berkata seperti itu, maka Adriel akan menatap nya kembali. Akan tetapi, semua ternyata salah.
"Apa kau bisa diam? Aku muak dengan mu, jika aku tau, kalau kau seberisik ini. Mungkin aku tidak akan pernah menjadikan mu wanita simpanan ku." Ucap Adriel.
Perlahan langkah Adriel melangkah kearah Jessica.
Sedangkan Jessica merasa ketakutan, hingga ia jauhkan tubuhnya dari Adriel.
Dan....
Dep
Tubuh Jessica telah terhenti di dinding. Tak ada lagi ruang untuk dirinya menjauh dari Adriel.
Mata Adriel seperti mengintimidasi Jessica. "Aku sudah bilang dengan kesabaran penuh. Diam! Dan jangan terlalu berisik. Tapi kau tetap berucap. Mama ku, dirimu, Anin. Kalian semua terlalu berisik!"
"Mas a-aku minta maaf.... "
"Maaf!" Bentak Adriel.
Tubuh Jessica tersentak kembali. Nafasnya tersengal, tatapan Adriel seperti bukan pria yang selama ini ia kenal.
Dengan nafas yang memburu, Adriel berucap. "Jangan berisik lagi, dan kalau kau mau, pergi saja dari hidupku. Dan jangan pernah kembali lagi. Aku muak dengan gadis yang banyak menuntut seperti mu."
Jessica terdiam.
"Apa kau paham?"
Perlahan Jessica mengangguk pelan.
Setelah itu Adriel menjauh dari tubuh Jessica.
Sedangkan Jessica beralu pergi, dengan rasa takut pada dirinya.
Adriel bergumam. "Apa perlu aku menjadi Adriel yang gila seperti dulu, agar Jessica, Anin dan mama tak berisik di dekat ku."
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞