seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. bocil menggemaskan meminta nama
Malam hari semakin larut, ketiganya pun memutuskan untuk beristirahat. Putri Amelia tidur di sebuah bilik yang ada di gubuk itu bersama dengan kedua baby harimau. Sementara Sisil dan Rubi memilih untuk tidur di luar bilik, padahal Amelia sudah mengatakan kepada keduanya untuk tidur bersama satu kamar, Tapi tetap saja Sisil dan rubi tetap menolak ajakan Putri Amelia.
Saat mereka sedang tidur, tiba-tiba kesadaran Amelia langsung tersedot kesebuah tempat yang begitu indah dan sangat menyejukkan. Amelia sama sekali tak menyadari hal itu. Ia tertidur diatas rerumputan yang lembut, dan juga memberikan kesan dingin namun sangat nyaman. Membuat Amelia bertambah pulas. Namun, saat ia sedang tidur pulas, tiba-tiba, ia merasakan tangan kecil menusuk-nusuk pipinya sambil berseru.
"Nona. Nona, bangun." Panggil mahluk kecil itu dengan tangan yang terus menusuk-nusuk pipi Amelia, yang sukses membuat sang putri terusik.
"Ugh.. Siapa sih yang berani mengganggu tidurku.." ujar Amelia dengan suara khas bangun tidurnya. Pelan-pelan Amelia pun membuka kelopaknya dan mengumpulkan kesadarannya. Saat kesadarannya telah kembali, Iya cepat-cepat bangkit dari posisi tidurnya dan terkejut melihat lingkungan sekitarnya.
"Ha... Di mana ini !!!" Seru Amelia dengan panik. Tentu saja ia panik pasalnya tadi malam Ia tidur di dalam bilik gubuk yang reot itu. Namun bangun-bangun langsung berada di tempat yang asing.
"Hem.." Amelia yang belum menyadari kehadiran seseorang di sampingnya langsung dikagetkan dengan suara deheman itu. Ia pun langsung mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara. Tentu saja kesan pertama yang Amelia lihat adalah, sebuah sosok kecil dan imut berdiri di sampingnya sambil mengamati dirinya. Sorot mata makhluk itu sangat menggemaskan. Amelia yang melihat sosok anak kecil menggemaskan yang berdiri di sampingnya itu pun langsung merubah arah yang menghadap.
"Eh siapa ini.?" Tanya Amelia dengan senyum sumringainya. Tangannya yang tidak bisa dikondisikan itu pun melayang dan mendarat tepat di kedua pipi bocil itu.
"Ughh... Ciapa ini, kamu sangat manis dan menggemaskan sekali.." ujar Amelia sambil menoil-noil gemes pipi bocil tersebut. Sementara sang bocil hanya menatap heran melihat tingkah tuannya itu.
"Nona. Singkirkan tanganmu dari kedua pipiku, nanti keduanya akan memerah karena ulah Nona." Protes bocil itu. Amelia yang mendengar ucapan protes dari anak itupun langsung tersenyum manis dan melepaskan tangannya dari pipi sang anak.
"Hehehe maafkan Aku. Habisnya kamu sangat menggemaskan sih..." Ujar Amelia sambil tersenyum manis agar tak menakuti anak itu. Anak kecil itu pun langsung memasang wajah cemberut, dia juga dia juga melipat kedua tangannya di atas dada. Aksi anak tersebut tentu saja membuat Amelia menjadi sangat gemes.
"Ututu... Manisnya.." ujar Amelia kembali mengangkat tangannya dan menusuk-nusuk pipi gembul itu.
"Hentikan nona.!! Aku bukan anak kecil, tapi aku sudah berumur 5000 tahun di tempat ini dan itu berarti aku lebih tua dan sangat-sangat tua dari nona." Ungkap bocil itu dengan malas. Gara-gara aksi sang nona ini, ia harus membongkar identitasnya sendiri. Amelia yang mendengar penuturan sang bocil langsung menjadi cengoh. Bukankah mustahil seseorang bisa berumur 5000 tahun ? Apalagi seorang anak kecil yang imut seperti ini.
"Hah !! Masak sih. Kok.._" ucapannya ia gantung, pasalnya ia masih mencerna ungkapan itu. Otaknya benar-benar dibuat harus berpikir keras, mana mungkin....!!! Begitu pikir Amelia.
Sang bocil yang melihat sang tuan yang masih berusaha untuk berpikir, langsung memutar bola matanya dengan malas. Apasih yang membuat sang nona susah untuk menerima kenyataan ini, toh di dunia ini memang seperti itu hukum alamnya.
"Nona tidak perlu memikirkan hal itu. Lagi pula, sampai nona beruban pun, tak akan bisa menemukan jawabannya." Ujar sang bocil. Amelia yang mendengar penuturan sang bocil langsung di buat gemes.
"Eh.. dasar semprul." Jawab Amelia tak terima dibilang sampai beruban. Amelia langsung mencubit gemes pipi bakpao itu lagi.
"Aduh..!!! Nona, jangan cubit-cubit." Ujarnya lagi sambil mengusap usap pipinya itu. Ia menatap malas kearah sang nona.
( Nona ini benar nggak sih ? Kalau ia tuan ku selanjutnya. Sikapnya kok kasar begitu. Ih ) batin sang bocil. Amelia yang ditatap seperti itu langsung melotot untuk menakut-nakuti anak kecil itu.
"Kenapa..!!!" ujarnya sambil melotot. Sang bocil pun berdecak kesal.
"Aku tidak takut Nona." Ujarnya dengan dingin. Amelia yang melihat perubahan emosi dari sang bocil itu, langsung merubah ekspresinya.
"Hehehe.. maaf cil.." ujarnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Anak itupun memutar bola matanya dengan malas.
"Beri saya nama nona. Saya tidak suka dengan nama bocil itu. Terdengar merendahkan." Ujarnya lagi. Amelia yang dimintai untuk memberikan nama kepada nya langsung terkejut. Pasalnya, ia tidak ahli dengan hal itu. Tapi, ia akan coba memberikan nama.tapi..
"Eh.. kok minta padaku, itu urusan kedua orang tuamu, untuk mencari kan mu nama..!!" protes Amelia ketika tersadar. Lagi-lagi sang bocil dibuat jengkel. Kalau seperti ini, perdebatan mereka tidak akan selesai. Si bocil itu pun mencoba mencari cara.
"Eh. Tapi, aku sudah tidak memiliki orang tua dan takkan ada orang tua." Ucapnya dengan pelan dan disertai mata yang berkaca-kaca. Mendengar penuturan itu, Amelia dibuat salah tingkah sendiri. Ia menjadi gelagapan, takut membuat anak orang menangis.
"Aduh... Aku minta maaf ya, jangan menangis.." ujar Amelia terlihat panik. ia menggarut kepalanya bingung
(Aduh.. jangan sampai anak orang menangis karena ulahku. Bisa-bisa,aku akan dijodohkan dengan duda.) Batin Amelia konyol. Tapi, sang bocil tak menghiraukan, ia mulai terisak-isak. Maka tambah paniklah Amelia.
"Oke oke, aku akan memanggilmu dengan mungil, eh kok mungil sih ? Bukan-bukan. Bagaimana dengan Alen saja." Ujar Amelia. Eh, kok Alen sih. Itu kan nama belakang Amelia. Ah sudahlah, bodoh amat. Pikir Amelia. Setelah mengatakan hal itu, sang anak pun langsung tersenyum.
"Baiklah nona. Terimakasih untuk namanya." Ujar Alen menghentikan sandiwara nya Amelia langsung menarik nafasnya dengan kasar, seolah baru selamat dari maut. Tapi, tiba-tiba Amelia tersadar dengan mereka yang berada di tempat terbuka, tapi tak ada satupun yang berlalu-lalang di samping mereka. Dan itu sukses menimbulkan berbagai pertanyaan dikepalanya. Amelia juga mengedarkan pandangannya seolah sedang mencari sesuatu. Alen yang paham dengan tingkah sang majikan langsung bersuara.
"Kita berada di dalam ruang dimensi Nona. Dan tak ada satupun orang disini kecuali kita." Ujar Alen langsung membuat Amelia menghentikan aksinya. Ia menatap Alen dengan tatapan dalam, ia juga seolah bertanya, dari mana kamu tahu, pikirannya. Alen terkekeh melihat wajah sang nona yang melongo.
"Hehehe, nona tidak perlu bingung seperti itu. Kita berada di dalam ruang dimensi milik nona. Disini, juga banyak harta Karun yang sudah menjadi milik nona. Nona juga bisa menyimpan apapun disini, baik itu benda mati maupun mahluk hidup." Terang Alen. Sementara Amelia yang mendengar penuturan itu, lagi lagi hanya dibuat melongo. Masak sih...!! Itulah yang ada di pikiran Amelia. Seolah Alen tau ketidak percayaan sang nona, ia pun kembali berseru.
"Kalau nona tidak percaya, mari saya buktikan." Ujar Alen sambil menggenggam tangan Amelia dan membawa berpindah tempat. Amelia yang lagi-lagi mendapatkan kenyataan diluar dari akal sehat, dibuat tak percaya. Ia langsung melayangkan tatapan menyelidik kearah Alen. Alen yang paham malah mengabaikannya. Dan berkata.
"Nona tidak perlu berekspresi seperti itu, nanti nona akan tau sendiri." Ujar Alen dengan malas. Amelia lagi-lagi dibuat tidak berkutik. Dan memilih untuk mengikuti saja.
**bersambung**
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍