Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 19
"Yang Mulia Baginda Kaisar tiba!"
Algar yang sudah berada di ruang kerjanya langsung bangkit dan berlari keluar. Dia hendak memastikan bahwa apa yang diteriakkan oleh salah satu prajurit itu benar adanya dan bukan hanya ilusi semata.
Matanya nampak berkaca-kaca karena yang saat ini berjalan mendekat ke arahnya memang benar adalah Loyd Esteban Ravenloft, sang kaisar pemilik Ravenloft.
Greb
"Astaga adikku, kau sangat merindukanku ya sampai akan menangis begitu.
Sreeet
Algar mendorong tubuh Loyd agar menjauh dari tubuhnya. Dia menatap kakak sepupunya itu dengan tatapan yang tajam.
"Rindu kau bilang! Tidak! Aku tidak rindu, aku bukannya terharu karena merindukanmu. Tapi aku lega karena kau sudah kembali, dengan begitu aku bisa istirahat dan berlibur bersama dengan istriku."
Loyd mengerucutkan bibirnya. Dia sudah menduga hal tersebut, dan ya memang Algar sudah bekerja dengan sangat keras. Sudah waktunya dia mendapatkan libur yang panjang.
"Hmmm ya, baiklah silakan libur. Tapi nanti, sekarang ada pekerjaan yang harus segera kau lakukan."
"Apa? Hei Kak, tunggu!"
Loyd mengibaskan tangannya, tanda dia tidak peduli dengan protes yang hendak dilayangkan Algar. Saat ini ada sesuatu yang mendesak yang mana harus segera dilakukan.
Kaisar yang kebanyakan bersikap absurd itu kali ini terlihat sangat serius. Dan Dia juga kelihatan sangat fokus. Bagaimana tidak, ada sesuatu yang memang sedang ingin dia tuju. Untuk itu, kali ini Loyd dengan sepenuh hati mengerjakannya.
"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan, Kak?"
Algar sedari tadi tidak paham dengan Loyd yang nampak buru-buru itu. Ah iya, jika mereka tengah bersama berdua seperti ini, maka Algar akan menggunakan panggilan kakak alih-alih Baginda atau Yang Mulia. Semua itu Loyd sendiri yang meminta. Mereka sama-sama yatim piatu, dan dengan panggilan akrab itu membuat mereka merasa dekat layaknya keluarga satu darah.
"Aku sedang membantu seseorang membuat serikat dagang. Dengan cara, meminta orang tersebut memasok buah dan sayuran ke ibukota Ravenloft. Di kita belum ada kan pemasok nya?"
Algar menggelengkan kepala. Memang belum ada pemasok khusus karena tidak ada yang konsisten mengirim ke pasar ibu kota. Namun bukan itu yang membuat Algar bertanya-tanya. Sedari tadi Algar hanya bingung, kenapa tiba-tiba Loyd melakukan sesuatu yang selama ini tidak dia lakukan.
Ya sebenarnya bagus sih, itu menandakan Loyd sudah mulai peduli dengan keadaan yang terjadi di sekitarnya. Hanya saja mengapa tiba-tiba seperti itu.
"Kak, memangnya kamu punya orang yang siap memasok banyak sayuran dan buah ke Ravenloft?"
"Ada, tentu ada. Kalau tidak ada aku tidak mungkin langsung membuat surat perjanjiannya seperti ini."
Algar melihat ke arah Heros, dia meminta penjelasan dari tangan kanan Loyd. Tapi Heros hanya menggeleng pelan. Bukannya tidak tahu, tapi Heros sedang tidak ingin menjelaskan apapun. Dia cukup lelah selama ini mengikuti Loyd, jadi biarkan saja tuannya yang menjelaskannya sendiri.
Akhirnya Heros pamit undur diri. Dia ingin sejenak menepi dari Istana. Ya Heros ingin kembali ke rumahnya sendiri. Namun, baru juga dia sampai di halaman istana, seseorang membuatnya harus berhenti.
"Nah, anjing setianya sudah kembali, berarti Tuannya pun juga sudah kembali. Agaknya Baginda Kaisar merasa sudah puas bermain-mainnya ya?"
Heros masih diam, dan memilih mendengarkan kira-kira sejauh mana orang itu akan mengoceh.
Duke Bendro Ardonius, dia merupakan salah satu dari 4 duke di kekaisaran. Dimana dua diantaranya dan salah satunya dia merupakan orang yang tidak menyukai Loyd duduk di tahta kaisar. Mereka menganggap bahwa Loyd tidak pantas ada di sana karena sikap acuh tak acuh dan juga sesukanya sendiri.
"Nah dia tidak punya telinga kan jadi abai saat kita bicara."
"Bukan tidak punya telinga, yang namanya hewan peliharaan kan memang begitu."
Huffff Fyuuuuh
Heros membuang nafasnya kasar. Dari segi urutan bangsawan, Heros memang berada di bawah mereka. Dia seroang Marquis, dan orang yang saat ini bicara padanya adalah seorang Duke. Tentu banyak sopan santun yang harus dia lakukan.Tapi, itu tidak akan pernah terjadi karena saat ini dia memegang kekuasaan yang tinggi sebagai tangan kanan Loyd.
Meskipun dirinya adalah seorang marquis, tapi di istana jabatannya lebih tinggi dari 4 duke yang dimiliki oleh Ravenloft.
"Semakin tua rupanya Duke Bendro Ardonius semakin pikun ya? Anda tidak sadar bicara dengan siapa? Yang Anda bilang sebagai anjing kaisar ini adalah orang nomor 2 yang paling dipercaya oleh Baginda. Dan apa yang akan saya katakan mungkin jadi pertimbangan yang berarti bagi Beliau. Saya dengan mudahnya mencoret Lady Ardonius dari kandidat calon permaisuri. Ups, Baginda kan tidak menyukai Lady. Dia bahkan sudah terang-terangan menolah usulan Anda ya? Jadi saya tidak perlu repot lagi mencoret nama Lady Ardonius dari daftar karena nama dia pun tak ada."
Grrrrrt
Duke Bendro Ardonius mengeratkan gigi-giginya karena saking marahnya terhadap ucapan Heros. Dia langsung pergi begitu saja. Heros tertawa keras, dia puas sekali rasanya. Namun seketika itu juga dia menghentikan tawanya. Niat hati ingin pulang, akhirnya tidak jadi.
Banyak hal yang harus dilakukan, salah satunya yakni membahas tentang faksi bangsawan yang mulai melakukan perlawanan. Sebenarnya Loyd sama sekali tidak takut, dia akan mudah saja menebas leher para pembangkang. Namun tidak seperti itu caranya. Para rakyat yang tidak tahu apa-apa akan jadi korban.
"Yang Mulia Duke, dimana Baginda?"
"Oh kau Heros, aku pikir kau sudah pulang. Bukannya tadi kau berkata ingin pulang?"
"Iya tidak jadi. Tadi ketemu sama tikus, jadi saya memutuskan untuk kembali. Tuan Duke, kita harus membahas soal faksi bangsawan yang mulai membuat gaduh. Jika itu tidak kita hentikan, maka bisa saja Baginda akan jadi sasaran."
Aaah
Algar Detrian, dia paham dan juga setuju dengan usulan dari Heros. Mereka harus mulai mengumpulkan semua bangsawan dan memberi peringatan yang jelas. Jika tidak, apa yang dikhawatirkan akan benar-benar terjadi.
Sebenarnya faksi bangsawan mengusulkan Algar, dia menjadikan Algar calon kaisar yang dirasa lebih pantas. Tapi sekali lagi, Algar tidak punya cita-cita untuk duduk di tahta. Dia hanya ingin hidup damai bersama dengan sang istri.
"Mari kita temui Kak Loyd."
"Ya, mari Tuan Duke. Kita harus bergerak cepat."
TBC
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/