NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:25.6k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Ini kelanjutan cerita Mia dan Rafa di novel author Dibalik Cadar Istriku.

Saat mengikuti acara amal kampus ternyata Mia di jebak oleh seorang pria dengan memberinya obat perangsang yang dicampurkan ke dalam minumannya.
Nahasnya Rafa juga tanpa sengaja meminum minuman yang dicampur obat perangsang itu.
Rafa yang menyadari ada yang tidak beres dengan minuman yang diminumnya seketika mengkhawatirkan keadaan Mia.
Dan benar saja, saat dirinya mencari keberadaan Mia, wanita itu hampir saja dilecehkan seseorang.

Namun, setelah Rafa berhasil menyelamatkan Mia, sesuatu yang tak terduga terjadi diantara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Mia menggeleng. Tampak ragu dan Rafa tahu apa penyebabnya.

Menghela napas, Rafa mengambil cangkir teh.

Mencicipi sedikit untuk memastikan rasa manis pada minuman itu tidak berlebihan.

Ia juga mencicipi potongan roti panggang buatannya.

"Aman, kok. Enak. Coba, ya."

Melihat itu, Mia menghela napas. Barulah ia mau membuka mulut saat Rafa menyodorkan sesendok teh hangat.

Begitu cairan hangat dan manis itu menyusup ke tenggorokan, ia merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Mualnya berkurang?" tanya Rafa, sambil menyuapkan sesendok demi sesendok.

"Iya, terima kasih."

"Makan rotinya juga, ya. Kalau tidak suka ini, nanti aku buatkan yang lain. Yang penting kamu makan."

Mia membuka mulut, mengunyah perlahan.

Memandang Rafa dengan menahan air mata.

Bel yang berbunyi mengalihkan perhatian keduanya. Rafa meletakkan piring berisi potongan roti ke meja.

"Sepertinya ada tamu. Aku ke depan dulu, mau lihat siapa yang datang."

Mia hanya mengangguk. Sementara Rafa segera beranjak ke depan untuk melihat tamu yang datang.

Alis tebal lelaki itu saling bertaut melihat seorang wanita berdiri di ambang pintu pada layar monitor.

"Dina?"

Ia menghela napas panjang, lalu membuka pintu. Wanita itu menyambut dengan senyum manis.

Rambutnya menjuntai indah, lekukan tubuhnya terlihat di balik pakaian ketat.

Rafa langsung membuang muka, tetap berdiri di ambang pintu tanpa mempersilahkan masuk.

"Hai, Raff. Maaf, aku ganggu," ucapnya tersenyum.

"Kenapa, Dina?"

"Ada yang mau aku bicarakan dengan kamu. By the way, aku tidak diajak masuk, nih?" tanya wanita yang masih berdiri di ambang pintu.

"Maaf, tidak baik kalau kamu masuk ke hunian laki-laki sendirian. Takut timbul fitnah."

"Tapi ini penting, Raf. Aku juga tidak akan berbuat apa-apa, kok."

"Kalau ada hal penting yang mau dibicarakan di kampus saja. Jangan di sini."

Raut wajah wanita itu tampak penuh kecewa. Ia hanya menatap wajah lelaki yang masih mengenakan sarung dan baju koko itu.

Namun, tentu saja, pesona seorang Rafa tak dapat dibantah.

"Padahal aku jauh-jauh ke sini, loh."

"Sekali lagi maaf, aku tidak bisa izinin kamu masuk."

Dina mendesah panjang, kekecewaan tergambar jelas dalam matanya. "Kalau di kafe depan saja bagaimana?"

"Aku tidak bisa, sudah malam," jawab Rafa, membuat bibir wanita itu semakin mengerucut.

"Ya sudah kalau begitu, aku tunggu besok saja di kampus."

"Terima kasih pengertiannya," ucap Rafa, menghela napas lega.

Dina hendak beranjak, namun seketika berbalik saat matanya menangkap sesuatu dari dalam sana. Keningnya yang mulus itu seketika berkerut.

"Kenapa di apartemen kamu ada sepatu perempuan?"

Rafa menoleh ke arah rak di mana sepatu milik Mia terlihat jelas berjejer di antara koleksi sepatunya yang lain.

"Oh, itu punya adikku. Sengaja ditinggal."

"Oh ... aku pikir di dalam ada orang."

Mia yang berada di kamar itu hanya mengintip dari dalam.

Memandang punggung tegap suaminya yang berdiri di ambang pintu yang bahkan tak membiarkan Dina memasuki apartemen mereka.

Hingga pada saat pintu tertutup dan Rafa kembali ke kamar. Mia menyorot suaminya penuh curiga.

Foto kebersamaan Rafa dan Dina yang dikirim ke nomornya siang tadi benar-benar membuat darahnya mendidih.

"Kenapa tidak bilang kalau itu sepatu aku?" sinis Mia memandang penuh selidik.

"Kan kamu bilang status kita jangan diumbar dulu,, makanya aku bilang sepatu adikku."

"Terus kenapa dia tidak disuruh masuk?"

"Dina? Suruh masuk?" Rafa mulai bingung.

"Iya, Kak Rafa sama dia lumayan dekat, kan? Sejak kapan saling suka?" Mia tak tahu mengapa mulutnya melontarkan kalimat itu.

Satu hal yang ia thu, bahwa saat ini hatinya benar-benar kesal.

"Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan."

"Jangan pura-pura! Aku tahu semuanya! Dia bahkan tahu kamu tinggal di sini, yang bahkan aku tidak tahu sampai kamu membawa aku ke sini."

Rahang Rafa terbuka lebar mendengar tuduhan dari istrinya. Namun, ia mencoba untuk tidak terpancing.

"Jangan mulai, Mia. Aku juga tidak tahu mau apa Dina ke sini dan tidak tahu dari mana dia tahu alamatku."

"Tidak masuk akal!"

"Ya sudah, terserah kamu." Lagi, Rafa mengalah demi menjaga kewarasan.

"Kalau suka dia kenapa menikahi aku? Kenapa tidak menikah dengan dia saja? Kenapa saat di vila menjebakku dan bukannya jebak dia saja, biar dia yang hamil anak kamu!" pekik Mia penuh amarah.

"Stop Mia!" bentakan Rafa menggelegar di udara. Kali ini kesabarannya benar-benar terkikis.

Mia tersentak mendengar bentakan keras Rafa untuk pertama kali.

Ia langsung memasang sikap waspada ketika Rafa melesat ke arahnya dengan amarah yang terlihat jelas dalam tatapannya.

Seumur hidup, mungkin ini pertama kali Mia melihat amarah dari seorang Rafa.

Tamparan keras mungkin akan mendarat di pipinya karena sikap lancangnya.

Matanya terpejam, napasnya tertahan. Namun, bukan sebuah tamparan. Melainkan dorongan lembut yang membuat tubuhnya tiba-tiba melayang dan terhempas ke tempat tidur.

Detik itu juga ia merasakan bibir kenyal Rafa menangkup bibirnya, sementara tangannya menjalar liar di balik pakaian.

Tak ada pemberontakan yang dilakukan Mia ketika Rafa menyerangnya dengan lihai.

Bibir lelaki itu bergerak liar membungkam bibirnya. Sementara tangannya menjelajah ke tempat-tempat tersembunyi di balik pakaian.

Ada amarah, kecewa dan cinta yang mengalir dalam setiap sentuhan.

Bahkan kini Mia mulai kesulitan meraup udara, namun Rafa belum juga melepasnya.

Wanita itu tak dapat menggerakkan tubuhnya, serasa membeku. Ada sensasi yang sulit ia jabarkan.

Ketika Rafa bergerak turun menciumi lekukan lehernya, ia hanya dapat terpejam. Tangannya menyentuh dada sang suami, namun tak mendorongnya.

Terkejut membuatnya tak dapat berpikir jernih, yang pasti saat ini ia benar-benar melihat seorag Rafa dari sisi yang berbeda.

Tidak kasar, meski terlihat jelas bahwa ia sedang menahan amarah.

"Astaghfirullah." Kalimat itu terucap dari bibir Rafa, napasnya memburu, mata terpejam.

Masih belum berpindah dari posisi yang mengungkungi tubuh istrinya.

Tetapi, ia sudah dapat mengendalikan diri. Tidak lagi melanjutkan kegilaannya. Tangannya yang semula bermain di dada itu mulai berpindah.

"Maaf, aku khilaf," bisiknya pelan, menautkan kening mereka dan terus berucap istighfar.

Hingga Mia dapat merasakan hembusan napas suaminya yang cepat.

Tak ada sahutan dari Mia.

Bingung. Seharusnya ia sangat marah dengan tindakan Rafa yang memaksanya. Namun, bibirnya seperti terkunci. Tubuhnya lemas.

"Kamu tidak apa-apa?" tanyanya lagi. Sembari terus mengatur napas.

Mia yang belum menyahut itu membuat rasa bersalah kembali memenuhi hati Rafa. Ia mendekap wanita itu, menyandarkan di dadanya.

Hingga Mia dapat menyesap aroma tubuh Rafa yang lembut dan menenangkan.

Memanjakan indera penciumannya.

"Aku tidak tahu kenapa bisa lepas kendali begini." Perlahan ia bangkit. Menatap pakaian istrinya yang tampak berantakan.

Lalu, mengancingkan kembali piyama yang sempat terbuka, satu-persatu.

Mia tergugu, menunduk, mengusap bibirnya yang basah.

Menyilangkan tangan di dadanya yang baru saja tersentuh oleh Rafa secara paksa.

"Andai kamu tahu bahwa kamu adalah satu-satunya wanita yang kuinginkan, sayangnya kamu tidak akan percaya," ujar Rafa pelan.

Mia tersentak, bibirnya seperti terkunci dan tubuhnya meremang.

Mungkinkah Rafa baru saja menyatakan perasaan terhadapnya? Tetapi, tidak mungkin, bukan?

************

************

1
Dwi Winarni Wina
Mia tidak akan membiarkan ulet bulu masuk dlm rumahtangganya, dina sangat terkejut ternyata rafa telah menikah sm mia, dina patah hati pria incarannya ternyata telah menjadi milik orglain dan lagi hamil pula....
Ayu Kerti
bener2 lupa ta kamu mia sma kejadian awal stlh munum jus jeruknya
Widia Ningsih
aku ikut mewek/Sob//Cry//Cry/
Dwi Winarni Wina
Bagus mia jgn kasih celah pelakor msk merebut suamimu, jaga baik-baik suami itu dina suka sm rafa...

Dina sangat terkejut mia berkata istrinya dan mengandung anaknya, dina patah hati....
Dwi Winarni Wina
cie-cie mia sangat rafa pdhal ada disampingnya kangen ingin dipeluk kl..
Dwi Winarni Wina
Dasar mia bikin heboh dan panik dan khawatir pergi tanpa pamit kpd orgtuanya...
Dwi Winarni Wina
orgtua dan mertuanya lg paknik dan khawatir mencari keberadaan mia yg menghilang, ternyata keduanya lg melepas rindu
Dwi Winarni Wina
Gilang sangat paknik skl putri kesayangan menghilang takutnya diculik sm leon, pdhal susul suaminya ke apartemen...
Dwi Winarni Wina
mia lagi merawat rafa lagi sakit di apartemen, semua paknik mia menghilang..
Dwi Winarni Wina
mia menyesal telah menyakiti hati suaminya, baru berasa mia disaat org tulus mencintai pergi...
Dwi Winarni Wina
Rafa butuh waktu menenangkan diri tenang aja mia rafa tidak meninggalkanmu, apalagi ada jalin akan berkembang dirahim pasti tidak tega meninggalkanmu, rafa pria bertanggungjawab....
Ayu Kerti
hrsnya mia ingat kejadian sebelum obt bereaksi keras.

waktu interaksi dgn leon.
Ayu Kerti
mia, masa g ingat sama sekali kejadian di villa.
Dwi Winarni Wina
jangan2 dina yg datang
Dwi Winarni Wina
mia rafa sangat tulus mencintaimu
Dwi Winarni Wina
makan aja mia tidak beracun kok kasian calon dedek bayinya...
Dwi Winarni Wina
raka tidak berpaling istrinya zahra sangat cantik skl bsgai boneka barbie..
Dwi Winarni Wina
Mia sadar suami itu org baik
Dwi Winarni Wina
paling sileon itu yg mengadu domba mia dan rafa
Dwi Winarni Wina
Dengarkan nasehat ayahmu mia rafa bukan org jahat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!