Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17.
Eleanor dan James saling diam. Saat ini mereka sedang duduk dalam mobil, untuk pergi ke restoran lainnya.
Mobil sudah meluncur di jalan raya, dan mereka sudah setengah perjalanan menuju ke restoran berikutnya, yang beberapa menit lalu James sudah melakukan reservasi.
"Maaf!" suara James memecah keheningan di antara mereka.
"Padahal kamu sudah membayar reservasinya, dan makanannya kesukaan ku!" kata Eleanor menyayangkan makan siang yang belum sempat mereka makan.
"Aku tidak menduga wanita itu mendadak muncul di restoran itu!" kata James merasa sangat kecewa.
"Hmm.. siapa memangnya dia? apakah dia teman wanita mu, yang selama ini dekat dengan mu?" tanya Eleanor dengan iseng, ia sebenarnya sudah tidak bersemangat, karena akan memiliki konflik lainnya lagi dengan wanita pengagum James.
Sebelumnya hubungannya dengan Richard, juga karena wanita lain yang begitu menyukai Ricard, sehingga ia mengalami kecelakaan mobil.
"Jangan membahasnya, dia wanita yang tidak penting untuk kita bahas di antara kita, jangan sampai waktu kebersamaan kita, di ganggu dengan membicarakan wanita lain!" jawab James tidak begitu berminat dengan pertanyaan Eleanor.
"Baiklah!" jawab Eleanor masih tetap dengan senyuman yang masih tersungging di bibirnya.
Makan siang yang gagal digantikan, dengan makan siang yang tidak kalah istimewa juga dari restoran pertama. Eleanor sangat menyukainya, dan mengucapkan terima kasih pada James.
"Bagaimana makan siangnya, apakah kalian menghabiskan waktu sambil mengobrol?" tanya Olivia, Ibu Eleanor, pada malam hari.
"Ya, dia sedikit canggung, sepertinya masih belum memaafkan ku!" jawab Eleanor.
"Bagaimana mungkin James tidak memaafkan mu, dia tidak bisa marah padamu, karena dia sudah lama sekali jatuh cinta padamu!" kata Olivia sembari tersenyum.
"Ha ha haaa... Mama mencoba menghibur ku, kan?" Eleanor tertawa mendengar apa yang di katakan Ibunya.
"Kamu tidak percaya? Mama mengatakan yang sebenarnya, saat James memasuki masa pubernya di bangku SMP, ia jatuh cinta padamu, dan tidak pernah bisa melupakan mu sampai saat ini!" Olivia menepuk lembut tangan Eleanor, yang memegang tangannya.
"Bagaimana mungkin, Ma!" Eleanor tertawa kecil mendengar apa yang di katakan Ibunya.
"Elea, Mama tidak bercanda! James mengatakan nya pada Mama, saat akan menjodohkan kamu dengannya, James senang sekali sampai ia nyaris berteriak, saat menjawab setuju menikah dengan mu!"
Senyuman Eleanor seketika meredup, ia tidak berani menertawakan penjelasan Ibunya lagi. Hanya saja ia tidak habis pikir, sejak kapan James mengenal dirinya.
Melihat Eleanor terdiam, Olivia merasa perlu menjelaskan lebih rinci tentang James, karena Eleanor sepertinya tidak ingat siapa James sebenarnya.
"Elea, apa benar kamu tidak mengenal James sama sekali? saat kalian masih kecil, kalian sangat akrab!" kata Olivia memandang Eleanor dengan lekat.
"Bukankah Mama katakan, dia putra sepupu jauh Mama yang sudah meninggal? bagaimana mungkin aku dan James sewaktu masih kecil pernah bersama?"
"Apakah kamu benar tidak mengingatnya sama sekali? saat itu usia mu baru lima tahun, dan James sepuluh tahun, kalian tumbuh bersama sejak usia mu satu tahun!" Olivia mencoba membuka memori Eleanor, yang telah melupakan masa kecilnya.
Eleanor mencoba mencerna pertanyaan Ibunya, dan mencoba mengingat masa kecilnya, yang tidak ia ingat pernah bersama seorang anak lelaki kecil.
"Villa yang tidak jauh dari Villa kita ini, dulunya tinggal sepasang suami istri dengan anak lelaki mereka, saat itu usia mu baru satu tahun saat mereka pindah ke Villa itu, karena ke dua orang tua anak lelaki kecil itu sama-sama bekerja, anak lelaki mereka di titipkan di Villa kita!" kata Olivia menjelaskan tentang seorang anak lelaki kecil, putra sepupu jauhnya.
Perlahan Eleanor pun mulai mengingat masa kecilnya, dan perpisahan yang sangat menyedihkan, dengan anak lelaki kecil itu meninggalkannya tanpa berpamitan.
"Tapi, lima tahun kemudian mereka pindah ke luar negeri, karena orang tua anak lelaki itu pindah tugas ke luar negeri!" kata Eleanor perlahan mengingat masa kecil yang telah terlupakan.
"Benar!" jawab Olivia tersenyum senang, Eleanor akhirnya mengingat masa-masa kecilnya dulu bersama James.
"Aku mengejar mobil mereka, karena membawa satu-satunya teman bermain ku, sampai selama satu bulan aku tidak bisa tidur dan makan, teringat terus pada anak lelaki kecil itu, dan sering menangis ingin bertemu dengan anak lelaki kecil itu!" raut wajah Eleanor pun perlahan menunjukkan raut wajah sedih.
"Benar, nak!" Olivia tersenyum senang melihat perubahan raut wajah Eleanor, seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya.
Tiba-tiba Eleanor reflek bangkit dari duduknya, dan berlari keluar dari Villa dengan wajah yang terlihat begitu sedih.
Bersambung......