Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Baby Sister
Pagi-pagi sekali saat matahari baru saja memunculkan sinarnya, di kediaman Abimana sudah dihebohkan dengan sang baby sister Denis yang mendadak hendak pulang kampung karena orang tuanya sakit, bahkan ia juga mengatakan akan berhenti dari pekerjaannya. Sehingga hal tersebut tentu saja sangat membuat Siska menjadi kelabakan, akan tetapi ia juga tidak akan mungkin bisa melarang baby sister cucunya untuk pulang, apalagi alasannya karena keluarga.
"Ma, sudahlah Ma. Apa salahnya sih jika Mbak Ani pulang kampung? 'Kan masih ada ART lain yang bisa membantu menjaga Denis dan seperti biasa Denis juga bisa bermain dengan Mama," kata Diego dengan santai.
"Diego, orang yang merawat Denis harus mempunyai keahlian khusus dan sudah terbiasa menyiapkan kebutuhan anak sehari-hari. Kau tahu sendiri 'kan Mama ini sudah tua, Mama juga sering sakit, Mama hanya bisa membantu menjaga Denis saja. Paling hanya sekali-sekali Mama membantu mempersiapkan kebutuhan Denis. Kau juga tahu Denis itu sedang dalam masa pertumbuhan, aktifnya luar biasa. Sedangkan ART mempunyai tugas masing-masing juga, mana bisa mereka fokus ke Denis. Coba saja kau menuruti apa kata Mama untuk mencari istri, kejadiannya pasti tidak akan seperti ini. Mama tidak mau tahu ya, jika kau tidak cepat mencari ibu pengganti untuk Denis maka kau harus mencarikan Baby Sister yang benar-benar bisa menyayangi anak, yang bisa cocok dengan Denis. Kau juga tahu anakmu ini sangat susah untuk dekat dengan orang lain, kau tidak lupa juga 'kan sudah berapa kali kita mengganti Baby Sister dan hanya Mbak Ani yang sudah bertahan selama 1 tahun di sini," ucap Siska mengingatkan. Denis cucunya itu memang sangat susah untuk dekat dengan orang lain, sebelum ia mengetahui bagaimana sikap orang tersebut, definisi anak kecil sama sekali tidak bisa berbohong.
"Iya Ma iya, aku akan mencari Baby Sister secepatnya. Ya sudah aku pergi kerja dulu, aku ada meeting pagi," ucap Diego yang berpamitan dengan sang ibu, lalu saja pergi meninggalkan rumah menuju ke perusahaan.
*****
Raisa tampak mondar-mandir ke sana kemari seperti setrikaan di depan ruang operasi, menunggu sang nenek yang saat ini sedang ditangani oleh dokter. Karena sudah mendapatkan uang dari Diego, tentunya Raisa pun tidak lagi menunda operasi Nenek Sania. Ia sangat ingin melihat neneknya itu cepat sadar dan kembali sehat seperti sedia kala.
"Aku mohon, Nenek harus bertahan dan aku yakin operasi ini pasti akan berhasil. Aku tidak mau Nenek meninggalkanku, hanya Nenek satu-satunya keluarga yang aku miliki," batin Raisa di dalam doanya.
Tidak berapa lama kemudian, pintu ruang operasi terbuka dan terlihat dokter yang keluar dari sana, sehingga Raisa pun begitu antusias mendekati dokter tersebut.
"Dokter, bagaimana keadaan Nenek saya? Apakah operasinya berhasil?" Tanya Raisa yang sangat ingin mendapatkan jawaban itu segera.
"Tenang Nona Raisa, meskipun saat ini kondisi Nenek Anda masih lemah dan belum sadarkan diri, tetapi alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar, Nenek Sania sudah melewati masa krisisnya," terang Dokter.
Raisa tampak menghela nafas lega, ia sangat bersyukur karena pada akhirnya doanya itu terkabul.
"Terimakasih banyak Dokter, terimakasih karena telah menolong Nenek saya," ucap Raisa dengan tatapan sendu.
"Sama-sama Nona, itu memang sudah tugas saya dan saya sangat senang karena semuanya berjalan dengan lancar. Nenek Anda benar-benar Nenek yang kuat, pasti beliau juga masih sangat ingin hidup bersama dengan Nona," ucap dokter.
"Syukurlah Dok, jadi apa saya bisa melihat Nenek saya?" Tanya Raisa ya sudah tak sabar ingin melihat kondisi sang nenek.
"Tentu saja, sebentar lagi Nenek Sania akan dipindahkan ke ruang rawat inap, sehingga Nona bisa menemaninya di sana," jawab dokter.
"Iya Dokter, terimakasih banyak," ucap Raisa lagi.
"Iya, sama-sama Nona. Saya permisi dulu," ucap dokter lalu pergi meninggalkan Raisa.
Raisa sangat terharu, merasa bahagia karena keluarga satu-satunya yang ia miliki pada akhirnya bisa diselamatkan. Meskipun terbesit di dalam hati kecilnya yang paling dalam, ia merasa sangat bersalah karena mendapatkan uang itu secara instan. Walaupun ia belum melakukan apapun saat ini, tetapi ia yakin suatu saat nanti pasti akan melakukannya juga karena itu memang sudah merupakan pekerjaan yang ia terima dan siap untuk menjalaninya.
_____
Drt … drt … drt …
Raisa mendapati ponselnya bergetar, ada panggilan masuk dari Nada yang merupakan teman kerjanya itu.
"Halo Nada, ada apa?" Tanya Raisa.
"Sa gawat, hari ini ada Bos besar datang ke kantor dan apa kau tahu Mbak Melly sangat marah karena hari ini kau tidak datang. Padahal aku sudah bilang kalau hari ini Nenekmu dioperasi dan kau juga sudah minta izin," terang Nada dengan nada panik.
Melly yang merupakan ketua Cleaning Service itu memang terkenal galak dan juga bersikap angkuh kepada CS lain. Apalagi ia juga merupakan CS paling tertua di antara yang lainnya, sehingga merasa paling berkuasa.
"Tapi aku benar-benar belum bisa bekerja sekarang Nad, Nenekku baru saja selesai dioperasi dan saat ini belum sadar. Aku tidak mungkin meninggalkan Nenekku sendiri, apalagi masih banyak yang harus aku urus di rumah sakit ini. Nada aku minta tolong, tolong bantu aku. Besok aku janji akan pergi bekerja," ucap Raisa memohon.
"Raisa, jika setengah jam lagi kau tidak datang juga ke perusahaan, maka jangan harap kau bisa bekerja di sini lagi," kata seseorang dari seberang telepon yang diyakini adalah Melly. Ia merebut ponsel milik Nada karena tahu jika saat itu Nada sedang menghubungi Raisa.
"Mbak Melly, tolong aku Mbak. Aku belum bisa bekerja hari ini, Nenekku belum bisa ditinggal dan aku masih mempunyai urusan di rumah sakit. Aku mohon Mbak, bantu aku kali ini saja. Lagipula selama ini aku juga selalu datang ke kantor jika tidak ada hal yang benar-benar mendesak, bahkan di saat sakit pun aku memaksakan diri untuk bekerja," kata Raisa.
"Masalahnya kondisi saat ini berbeda Raisa. Sudahlah lebih baik kau tidak usah bekerja lagi di sini," kata Melly yang memang dari awal sangat tidak menyukai Raisa.
"Maksud Mbak apa?" Tanya Raisa.
"Kau dipecat, jadi kau bisa menjaga Nenekmu itu sesuka hatimu. Kau tidak perlu lagi datang ke perusahaan," kata Melly yang langsung saja memutuskan panggilan telepon.
"Halo … halo Mbak," ucap Raisa tetapi sama sekali sudah tak mendengar suara siapapun lagi. Ia begitu sedih karena harus kehilangan pekerjaannya, bagaimana ia bisa membayar hutangnya terhadap Diego yang begitu banyak, sedangkan ia tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
*****
Di saat Raisa merasa putus asa karena sudah tak lagi memiliki pekerjaan, di saat itu pula tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal. Awalnya Raisa enggan menjawab, ia yakin itu hanya nomor orang iseng yang sengaja ingin mengganggunya. Mungkin saja orang tersebut mendapatkan nomornya dari konter atau hasil lacakan, pikir Raisa.
Akan tetapi untuk ketiga kalinya orang tersebut kembali menghubunginya, sehingga Raisa pun memutuskan untuk menjawab. Mungkin saja memang ada hal penting yang ingin disampaikan.
"Halo, ini dengan siapa ya?" Tanya Raisa, hingga di saat itu pun ia membelalakkan matanya karena merasa sangat terkejut mengetahui siapa penelepon tersebut.
Bersambung …