Ranjang Panas Tuan Muda
"Kamu di pecat!"
"Apa?"
Rea terkejut dengan apa yang dia dengar baru saja. Matanya membola dan mulutnya menganga. Kakinya masih belum menapak masuk ke dalam tempatnya bekerja tetapi dia sudah disemprot sang pemilik.
Baru saja dia sampai ditempat kerjanya, tiba-tiba Nyonya pemilik cafe tempatnya bekerja langsung memecatnya begitu saja. Sungguh kesialan yang entah kenapa tidak pernah bisa lepas dari Rea.
"Ke-kenapa, Bu? Apa saya melakukan kesalahan?" Tanya Rea masih mode terkejut. Menatap wanita tua yang masih terlihat cantik itu dengan tatapan sendu seperti ingin menangis.
"Ya, kamu melakukan banyak kesalahan! Banyak sekali! Jadi kamu tidak perlu lagi datang kembali, ini uang pesangon untuk kamu!!" wanita dengan dandanan menor itu melemparkan amplop berwarna putih dengan isi yang tidak begitu tebal.
Bahkan Rea bisa memastikan berapa isi didalam amplop itu, hanya sebulan gajinya karena gadis cantik itu memang baru bekerja selama sebulan di cafetaria tersebut.
"Cepat pergi! Kamu sudah bukan karyawan di sini lagi!" Usir wanita itu.
Entah kenapa Nyonya Lisa mengatakan jika dia melakukan banyak kesalahan padahal seingat Rea dia sama sekali tidak melakukan kesalahan sewaktu bekerja.
Menurutnya ini sama sekali tidak adil, kemarin saja ada salah satu sahabat nya yang memecahkan piring, tetapi tidak mendapatkan teguran apapun hanya dipotong gaji untuk membayar piring itu. Lalu sekarang kenapa dia yang tidak melakukan kesalahan sama sekali harus dipecat dengan cara seperti ini.
Ingin rasanya Rea yang berteriak sekali lagi menyuarakan isi hati dan kepalanya, bahwa sebenarnya kesalahan apa yang dilakukannya? Rea ingin mengetahui kesalahan seperti apa yang membuatnya langsung dipecat, hanya itu saja.
"Sialan!" Maki Rea entah pada siapa.
Rea melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu, entah apa salahnya sampai dia harus dipecat, pertanyaan itu masih menjadi tanda tanya besar di kepalanya. Padahal Rea merasa bahwa selama ini dia tidak melakukan kesalahan apapun.
Dia sudah menjadikan pengalaman-pengalaman yang dulu agar tidak terulang lagi, ini sudah yang ke empat kalinya Rea dipecat dari tempat kerjanya tanpa tahu apa kesalahannya.
Menurut temannya, Rea itu selalu membuat iri para kamu wanita karena kecantikannya. Padahal selama ini Rea sudah menyembunyikan wajah cantiknya itu dengan kacamata tebal setiap harinya.
Rea juga memakai make up natural dan sedikit pucat, tapi nyatanya dia memang selalu membuat iri para kekasih atau istri dari pemilik tempatnya bekerja.
"Rea, tunggu!" seru seorang pria yang tidak lain adalah salah satu sahabatnya yang bekerja di cafetaria itu. Pria tersebut berlari ke arah Rea terburu-buru.
Rea yang sudah akan menaiki motor matic nya menoleh. "Sin, ada apa?"
"Jadi kamu beneran dipecat?' tanya lelaki itu.
Rea mengangguk, "iya, aku dipecat lagi," jawab gadis itu lesu.
Di cafetaria itu memang Rea memiliki beberapa teman dan mereka semua kebanyakan lelaki, karena kalau para wanita, banyak diantara mereka akan merasa iri dengan Rea dan gadis itu menyadari nya.
Padahal Rea sudah bersikap begitu baik dan ramah, tapi tetap saja membuat para pekerja wanita tidak menyukainya. Mungkin hanya segelintir yang bisa menerima dia apa adanya sedangkan yang lain hanya selalu menggunjingnya.
"Wah sayang sekali ya, padahal kita semua udah cocok sama kamu, ketimbang yang lainnya aku tuh lebih suka sama kamu, Rea!" Ujar Sin.
"Sin, jangan seperti ini,, aku jadi sedih!"
"Uluh-uluh, sini peluk!" Sin merentangkan kedua tangannya untuk memeluk sepupunya itu. Ya, Sin adalah sepupu Rea. Keduanya sudah begitu akrab sejak kecil.
"Sebenarnya aku ada informasi tentang pekerjaan, tapi kamu pasti tidak mau," ucap Sin.
Rea mengerutkan keningnya, "kok kamu bisa bilang gitu, memangnya pekerjaan apa?"
"Bukan pekerjaan yang tidak bermoral 'kan?"
"Eh, bukan-bukan, sebenarnya pekerjaan ini ada dikota, jadi pasti kamu tidak mau 'kan? Tapi gajinya lumayan besar, karena katanya kamu akan bekerja pada orang yang kaya," ucap Sin.
Rea semakin penasaran dengan pekerjaan apa itu, mendengar kata gaji besar tentu saja membuat wanita berusia 20 tahun itu menjadi tergiur.
"Kamu dapat informasi ini dari mana?"
Sin melihat sekeliling kemudian berbisik di telinga Rea.
"Dapat dari kakak sepupu yang sudah bekerja di tempat itu selama bertahun-tahun dan tidak pernah pulang. Sekali pulang ke sini dia itu jadi aneh banget," ujar Sin.
"Aneh gimana maksudnya?"
"Dia makin kaya dan bajunya mewah, hehehe!" Rea mendengus kesal.
"Itu bukan aneh, tapi sukses! Memangnya kerja apa sih?"
Sin mendekat dan berbisik, "jadi pembantu!"
"Apa? Pembantu?" Sin mengangguk.
"Mungkin gajinya besar," ujar Rea. Karena pekerjaan di kota memang lebih menjanjikan dengan gaji yang lebih besar.
"Kalau kamu mau aku bisa menghubungi kakak sepupu untuk bisa bawa kamu ke tempat kerjanya, gimana?"
Rea berpikir sejenak, dia harus bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya untuk keperluan biaya pengobatan sang ibu.
"Oke deh, aku mau, tapi nanti aku izin ke Ibu dulu, soalnya ada Mea juga yang harus aku minta izin. Apakah dia mau merawat ibu selama aku tinggal pergi kerja ke kota," jawab Rea.
****
Beberapa hari setelah itu akhirnya Rea mendapatkan izin dari sang ibu untuk pergi ke kota mencari pekerjaan di mana memang sudah ada yang membawa dia kesana.
Mila, sepupu dari Paman tertua yang tinggal di kampung Sin, mengantarkan Rea ke kota di mana tempatnya bekerja. Dalam perjalanan menuju ke kota, Rea selalu berdoa dengan hati agar diterima bekerja di sana.
Sejak ayahnya meninggal dunia dan ibunya sakit-sakitan memang hanya Rea yang bisa diandalkan. Sang adik Mea, masih sekolah menengah atas, untuk adiknya siswa teladan dan rajin sehingga dia mendapatkan beasiswa sampai kelulusan nanti.
"Rea, kalau misal kamu tidak sanggup dan merasa jika pekerjaan itu berat, sebaiknya kamu langsung tolak saja permintaan Tuan Kenzo nanti," ujar Mila.
"Iya kak, tapi aku akan mencoba dulu, Siapa tahu aku cocok bekerja di sana, memangnya Kak Mila dulu bekerja sebagai apa?" tanya Rea.
Entah kenapa Mila terlihat salah tingkah mendengar pertanyaan Rea. "Ehmm, Aku bekerja sebagai asisten pribadinya Tuan Kenzo, setiap hari aku harus menyiapkan segala kebutuhannya, mulai dari pakaian kerja, memilihkan dasi, mencocokkan pakaian kerjanya yang pas dan kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu tetap waktu kalau tidak, Tuan Kenzo pasti akan marah," jawab Mila jujur meskipun ada yang tidak dia ceritakan sepenuhnya.
Contohnya saat dia harus melayani Tuan Ken ketika pria itu membutuhkannya. Mila di beri uang banyak setelah melayani kebutuhan Tuan Ken karena pria itu sudah seperti predator saat melihat wanita cantik dan seksi. Tapi bukan karena Tuan Ken mencintai mereka, tuan Ken sudah mati rasa dan tidak bisa merasakan cinta. Tapi karena itulah Tuan Ken selalu bermain dengan banyak wanita dan itu bahkan pembantu yang diminatinya.
Mila menatap wajah adik sepupu dari samping, dia ingin jika Rea tidak sampai terjerumus dalam hubungan yang rumit itu. Kalau memang niat dia pembantu, maka Mila berharap Tuan Kenzo tidak menjadikan Rea sebagai mangsa berikutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Mariaangelina Yuliana
mampir Thor 😀 mumpung di Kalbar masih Musim hujan, boleh ia baca cerita yang agak hangat” gimana gitu🤭
2024-07-01
0
❤️MOMMY JEJE💋💋💋
assalamu'alaikum akak otor Navizaa, ijin baca yak🤗
2024-04-13
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
😁😁😁
2024-03-19
0