Seorang gadis yang selalu mengeluh tentang hidupnya yang membosankan tiba-tiba saja di transmigrasi ke sebuah dunia antah berantah, menguak rahasia besar yang selama ini ia lupakan.
Penyerangan yang tiba-tiba membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan seseorang yang menarik perhatiannya saat ia tiba.
Akankah gadis itu berhasil menguak identitas yang ia lupakan? Bisakah takdir mereka menyatu kembali? Apakah benang merah mereka mengkhianati mereka?
⚠️Perubahan pov akan terjadi untuk mendukung cerita, harap teliti agar tidak terlewat dan bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iyan al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah dan perpisahan
Suara bising mengelilingi Chyou saat ia menapakkan kaki di pasar bersama Alin.
Seperti lautan yang bising, suara laki-laki, tua, muda, bisikan bahkan teriakan datang silih berganti, tidak bisa dicerna sedikitpun. Banyak penjual dan pembeli yang saling tawar-menawar harga dan barang, kadang pula terdengar suara tawa dari orang dewasa yang bergosip.
Alin dan Chyou melangkahkan kakinya membelah lautan manusia yang memadati jalan.
Tadi pagi-pagi sekali Alin tiba-tiba ingin memakan makanan kesukaannya, sup iga dan semangka. Alin juga berniat untuk membeli banyak baju untuknya dan Chyou, rasa antusias yang besar tak terbendung di hatinya.
"Chyou kau ingin makan atau berkeliling?"
Alin mengeratkan genggamannya pada tangan Chyou, enggan melepaskannya sedikitpun karena pemuda manis itu bisa kapan saja terpisah darinya.
"Tidak tahu.. A-aku ikut Lian saja.." Ujarnya mengecil diakhir kalimat, membuat kekehan gemas keluar dari bibir Alin.
"Baiklah."
Keduanya berjalan menuju tempat yang bertuliskan 'kedai' yang sangat besar, saat dulu ini adalah tempat favoritnya karena pemilik kedai sangat ramah dan rasanya sungguh lezat.
Dari luar pintu bahkan aroma sup iga sudah bisa tercium oleh hidungnya, Alin dan Chyou masuk ke dalam kedai dan duduk di meja paling pojok dan memesan makanan kesukaannya. Tanpa menunggu lama pesanan mereka sudah diantar.
"Bibi, apakah ada hal yang menarik disini? seperti dugeon, tempat angker, mayat yang dimutilasi dan lainnya." Tanya Alin sambil memberi uang kepada pelayan tersebut.
"Tentu, ada guild yang baru saja didirikan walikota karena akhir-akhir ini ada dugeon monster tingkat C."
"Wah dimana tempatnya?"
"Hutan bunga, tiba-tiba saja terdapat danau teratai dan rumah mengapung yang aneh. Walikota takut jika ada monster yang membangun sarang yang lebih buruk bagaimana jika tempat itu adalah tempat pengendali mayat hidup tinggal. Itu hanya rumor, aku tidak dapat menyakinkanmu jika itu benar-benar terjadi atau tidak."
Setelah pelayan itu pergi, Alin tertawa terbahak-bahak hingga menarik perhatian beberapa pengunjung yang seketika menjadikannya bahan pembicaraan.
"L-Lian.. Kita menjadi pusat perhatian."
Chyou menunduk sambil memainkan sendok makanannya, mukanya sudah dipenuhi warna merah begitu pula dengan telinganya, sepertinya ia harus mempertebal muka jika berjalan bersama Alin.
"Hahhaha kau dengar itu hahahaha bagaimana bisa rumah yang ku bangun disebut sebagai sarang monster."
Alin berhenti tertawa dan memegangi perutnya yang sekarang mulai terasa sakit. Dirinya makan sambil sesekali tertawa karena teringat hal tadi.
"Sudahku putuskan, kita akan berburu malam di desa Padi."
Chyou tiba-tiba saja berhenti makan dan menatap Alin dengan penuh harap yang sayangnya Alin tidak melihatnya karena sudah sibuk menghabiskan acara makannya.
"T-tapi aku hanya akan menjadi bebanmu." Ucapnya lirih namun berhasil membuat perhatian Alin teralihkan.
"Tidak ada yang namanya beban, aku akan mengajarimu dan menjagamu, kau akan aman bersamaku."
Keduanya keluar dari kedai setelah membayar makanan, Alin sudah sibuk dengan berbagai hiasan rambut yang di jual di sepanjang jalan. Matanya sibuk melihat hiasan rambut sedangkan tangannya sibuk memasangkannya pada rambut Chyou.
Rambut panjang Chyou sangat halus, membuat Alin sedikit merasa iri karena tidak memiliki rambut seindah Chyou. Maka dari itu Alin membeli banyak barang untuk Chyou.
"Kau suka baju itu?" Tanya Alin saat tidak sengaja melihat Chyou memandang baju yang terpajang di salah satu toko. Baju itu berwarna putih dengan warna biru yang membentuk daun maple di tiap ujungnya.
Chyou menggeleng cepat dengan telinga yang memerah merasa malu karena terpergoki.
"Aku merasa jika baju itu cocok dipakai olehmu."
"Wah selera fashionmu bagus juga, ayo kita ketoko itu."
Alin kembali menggenggam tangan Chyou dan bergegas ke toko baju yang mereka bicarakan. Memang benar jika baju tersebut sangat indah, bahannya halus dan warnanya yang anggun mungkin akan lebih bagus jika dipakai Chyou.
Alin meminta Chyou untuk memakai pakaian yang tersebut, sedangkan dirinya memilih baju yang berwarna hitam atau merah karena jujur saja ia tidak suka warna lain, alasan lainnya adalah agar baju barunya senada dengan hiasan rambut miliknya.
Jubah berwarna hitam yang sisinya terdapat warna biru berhasil menarik perhatiannya, jubah itu memiliki sejumlah mana yang dapat melindunginya. Perhatiannya beralih ke sepasang kalung liontin yang juga padat dengan mana.
Kalung itu sepasang, berbentuk bulan sabit dan bulan cembung yang jika disatukan akan menjadi bulatan utuh. Karena sudah terlanjur tertarik, Alin membeli jubah dan sepasang liontin itu tanpa banyak berfikir.
Setelah pembayaran selesai, Chyou datang dari ruang ganti dengan baju putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Terlihat sangan indah dan pas, menambah kesan manis dan imut di mata Alin.
"Sangat pas, aku menyukainya. Berapa harga baju ini?" Tanya Alin dengan senang ke pemilik toko. Menghiraukan tatapan mencibir dari pengunjung lainnya.
"Totalnya 15 koin emas nona muda."
"Baiklah ambil semua ini karena aku sangat senang karena Chyou menjadi lebih manis dengan baju di tokomu."
Dengan ringan Alin memberikan sekantong koin emas ke pemilik toko, lalu bergegas keluar setelah memakai jubah yang ia beli.
"Terimakasih nona muda, jika kau kembali lagi lain kali tidak perlu membayar." Teriak pemilik toko dari belakang, Alin hanya melambaikan tangannya tanpa menengok. Keduanya pergi meninggalkan pasar dan kembali kerumah.
Di sepanjang perjalanan, Alin tidak berhenti tersenyum membuat Chyou ikut tersenyum tipis.
"Aku membeli sepasang kalung yang indah, satu untukmu dan satu untukku, kemari biar aku pasangkan."
Alin menghentikan langkah kakinya dan memasangkan kalung dengan bandul bulan cembung ke leher Chyou, ia juga memasangkan sebuah lonceng perak di pakaian baru Chyou. Tampilannya sama persis dengan apa yang selama ini ia bayangkan. Ia juga memasang kalung dengan bandul bulan sabit di pinggang pakaiannya, menggantikan lonceng yang seharusnya terletak disitu.
"Sekarang sempurna." Puji Alin sambil mengedipkan sebelah matanya lalu melanjutkan perjalanan sambil menaruh kedua tangannya untuk menahan kepalanya yang mendongak melihat langit.
Chyou menyusul langkah Alin dan memainkan bandul kalung, lalu menatap Alin dengan tatapan yang sangat lembut, senyum tipis terukir di wajahnya.
srek
Bunyi daun yang kencang membuat langkah Alin terhenti, tanpa membalikkan tubuhnya Alin melemparkan sebuah batu kearah semak yang bergerak-gerak.
Sebuah benda besar meloncat kearahnya dan menatapnya dengan tajam. Hewan itu mengaum dengan kencang memanggil kawanannya untuk menyusul.
Tidak lama kemudian keduanya sudah dikelilingi oleh sekawanan hewan buas, air liur hewan itu menetes-netes seperti berhasil menemukan daging dipadang pasir.
"I-itu serigala."
"Chyou, aku tahu itu."
"A-aku takut.."
Salah satu serigala itu meloncat kearah Alin tanpa aba-aba, cakarnya berhasil menyobek pakaian yang Alin pakai, warna merah langsung saja menghiasi kemejanya yang putih dan bersih itu.
Alin mendecak kesal karena pakaian baru yang dipilihkan Chyou untuknya menjadi sobek. Aura hitam pekat menyelimuti sekitar Alin, membuat suasana sesak dan mengerikan bagi serigala itu.
"Chyou baru saja memilihkannya untukku, dasar anjing jelek!" Umpat Alin ke serigala yang mulai ciut keberaniannya, dengan asal Alin mengambil salah satu hiasan yang ada dirambutnya dan menusuk jantung serigala tanpa merasa kesusahan.
Alin meloncat dari satu dahan ke dahan yang lain, melemparkan ranting kayu yang ia ambil dari pohon ke arah jantung kawanan serigala membuat darah menggenang disekitaran Chyou yang menutup matanya dengan rapat.
Tidak lama kemudian Alin mendarat tepat di samping Chyou, tanpa basa-basi Alin memeluk pinggang Chyou dan membuka portal untuk kembali ke rumah.
"Sudah sampai, sudah aman sekarang." Ucap Alin sambil membersihkan darah yang terciprat di wajah Chyou, Chyou menegang saat merasakan kain lembut milik alin menyapa permukaan wajahnya.
"Lebih baik kau mandi saja, bau anyir ini akan menempel di tubuhmu jika kau tidak segera mandi." ucap Alin setelah memastikan tidak ada lagi darah yang menempel di wajah Chyou.
Kelopak mata Chyou terbuka perlahan namun segera terbelalak saat melihat ada panah yang melesat kearah Alin. Alin berusaha menghindar namun telat hingga panah itu menembus punggungnya. Chyou mendekat kearah Alin dan memangku tubuh Alin tanpa menekan panah di punggungnya.
Seorang pemuda asing itu memukul leher Chyou dengan keras hingga pemuda manis itu tidak sadarkan diri.
"Peringatan! point ult dikurangi 9000000000, poin kepuasan dikurangi 500000, poin kekuatan terkunci! karakter akan dinonaktifkan dalam hitungan ke tiga... dua... satu..."
Suara sistem bergema berkali-kali sesaat setelah tubuhnya merasakan sakit, meringis pelan saat tulangnya seperti dipatahkan berkali-kali hingga kegelapan menjemputnya.
mampir dinovelku Mati Rasa ya gaess, sukses trs thor 😍
alin itu ian kan? aduh.. gk salah inget kan akunya