Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.
Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.
Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dipastikan Itu Dia!
Keesokan harinya, Shin Kaichen yang masih diliputi rasa penasaran hanya menunggu di penginapan. Ia menunggu Kun dan Baizhen yang diminta mencari tahu tentang identitas si kembar semalam. Barulah ketika keduanya kembali, Shin Kaichen menanyakan hasilnya.
“Raja, wanita itu bernama Meng Lusi yang tinggal di Dewa Awan sejak lima tahun lalu. Dia diadopsi sebagai anak oleh pasangan suami istri yang tak memiliki anak sebelumnya. Saat datang ke desa tersebut, Meng Lusi memang sedang hamil tapi tidak ada yang tahu siapa ayah dari anak itu. Kemudian dia melahirkan anak kembar dan dinamai Meng Shuya dan Meng Shilan …” Kun menjelaskan hasil investigasinya dari A hingga Z.
Kehidupan Meng Lusi sebenarnya tidak buruk. Dia cerdas dan pandai berbisnis. Bahkan tahu seni bela diri. Ia juga memiliki rumah sendiri sekarang agar tidak dicurigai memiliki hubungan ambigu dengan ayah angkatnya.
Shin Kaichen berpikir lebih jauh. Tahunnya tepat dan kehamilannya juga tepat. Token giok yang dipakai Meng Shilan adalah miliknya. Jika si kembar itu memang miliknya maka … dia, Shin Kaichen punya anak!
Baizhen merasa heran. “Raja, kenapa ingin mengetahui tentang wanita itu?”
Mungkinkah ada sesuatu yang tuan mereka sembunyikan selama ini. Memikirkan wanita itu dan kedua anaknya lalu Shin Kaichen yang dibius lima tahun lalu ….
Baizhen tiba-tiba saja terkejut luar biasa ketika memikirkan tebakan ini. “Raja— apakah … apakah ketika tahun itu Raja dibius, mungkinkah ….”
“Ya,” kata Shin Kaichen tidak lagi menyembunyikannya. “Jika tahun itu aku tidak bertemu dengan wanita itu, mungkin bukan hanya tak bisa memiliki anak, aku akan mati karena racun dingin ku pecah!”
Shin Kaichen menyipitkan mata, mengingat kejadian lima tahun lalu. Ia memiliki racun dingin di tubuhnya yang akan pecah setiap sebulan sekali. Racun dingin ini bukan hanya membuat tubuhnya dingin tapi juga membutuhkan wanita untuk mengobatinya.
Namun Shin Kaichen tidak mau menyentuh wanita sehingga dia memilih pengobatan akupuntur setiap kali racun dinginnya pecah.
Kun dan Baizhen sekarang tertegun. Ternyata ada cerita seperti itu. Tuan dan seorang wanita menghabiskan waktu bersama. Lalu wanita itu kabur.
Shin Kaichen ingin mencari tahu sendiri meski sudah yakin kedua anak itu miliknya.
“Carikan rumah yang dekat dengan kediaman Meng Lusi. Aku akan menetap selama beberapa waktu,” katanya.
Kun dan Baizhen saling melirik. Raja mereka tidak akan pergi ke perbatasan selama beberapa bulan ke depan. Jadi membeli rumah di daerah ini juga tidak masalah.
Kun sedikit bingung. “Apakah Raja ingin membeli rumah di kota atau membangun rumah di Desa Awan?”
Shin Kaichen berpikir lagi. Tampaknya Meng Lusi menghabiskan waktunya di desa meski datang ke pasar kota sesekali untuk belanja atau menjual sesuatu. Kesempatan nya untuk dekat dengan kedua anak itu juga kecil.
“Kalau begitu, bangun rumah di sana. Katakan saja pada kepala desa setempat jika aku ingin memulihkan diri di sana.”
“Ya.” Keduanya mengangguk paham.
“Raja, wanita itu sedang berada di pasar saat ini dan menjual ikan kukus. Apakah Yang Mulia ingin melihatnya?” tanya Kun.
Shin Kaichen menaikkan sebelah alisnya. “Apakah kedua anaknya juga ikut?”
“Ya, tentu saja. Keduanya selalu mengikuti nona Meng.”
Shin Kaichen mengangguk dan keluar dari penginapan. Cuaca di luar sangat dingin. Tak lupa dia memakai jubah hangat musim dinginnya. Saat tiba di tempat Meng Lusi berjualan ikan kukus, Shin Kaichen melihat Dou Heng dan Lin Zhou di sana.
Kedua pria itu mungkin jalan-jalan di pasar dan tak sengaja menemukan kios Meng Lusi.
“Kaichen, kamu juga ada di sini. Kupikir kamu akan istirahat lebih lama,” kata Lin Zhou.
“Tidak apa-apa, hanya bosan. Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Shin Kaichen datar dan wajahnya tak pernah menunjukkan ekspresi ramah atau senang. Benar-benar wajah batu.
“Carilah sarapan di pasar kota. Siapa tahu kami menemukan si kembar imut lagi di sini. Nona Meng sedang menjual ikan kukus, belilah beberapa untuk makan siang.”
Aroma ikan kukus membuat Lin Zhou dan Dou Heng ngiler. Mereka yakin ikan kukus Meng Lusi berbeda dan enak meski belum mencicipinya.
“Paman, Paman. Ini ikan kukus buatan ibuku. Ikan kukus buatan ibuku sangat enak!” Meng Shuya mempromosikan ikan kukus di meja.
Lin Zhou tertawa senang. “Tentu saja, Paman akan membelinya. Nona Meng, aku beli tiga.”
“Aku juga,” kata Dou Heng. Ia melirik Shin Kaichen. “Apakah kamu mau juga?”
Shin Kaichen mengangguk. “Aku akan membeli semuanya.”
Meng Lusi terkejut. Tak terkecuali Dou Heng dan Lin Zhou. Kedua pria itu sekarang yakin jika Shin Kaichen tampaknya menatap Meng Lusi agak berbeda.
“Tidak bisakah?” Shin Kaichen menatap Meng Lusi yang masih terkejut.
Meng Lusi buru-buru sadar dan tersenyum ramah seperti biasanya. “Tentu saja bisa.”
Si kecil Meng Shilan menatap Shin Kaichen dengan penuh bintang di matanya. “Paman, apakah Paman suka ikan?”
Shin Kaichen juga menatapnya. “Ya, kadang-kadang.”
Tanpa sengaja, dia melihat token identitas miliknya di pinggang Meng Shilan. Sekarang lebih jelas daripada semalam. Token itu memang miliknya. Di saat Meng Lusi mengemas ikan kukus untuk mereka, Lin Zhou tak sengaja bertanya.
“Apakah nona Meng masih bersuami? Kenapa suamimu tidak ada di sini? Bukankah melelahkan jika berjualan sendiri?”
Meng Lusi tidak terkejut mendengarnya. Ini bukan pertama kali dia ditanya seperti itu.
“Tidak ada suami dan tidak menikah.”
Meng Lusi mengimplikasikan dirinya sebagai wanita yang hamil di luar nikah dan tidak ada pria yang bertanggung jawab. Jawaban itu jelas dan tidak ragu sama sekali, seolah Meng Lusi sudah terbiasa.
Dou Heng dan Lin Zhou terkejut. Termasuk Shin Kaichen sendiri yang terdiam saat ini. Implikasi ini sangat jelas. Tidakkah Meng Lusi khawatir akan dianggap sebagai wanita nakal?
Lin Zhou merasa sangat disayangkan. “Bagaimana mungkin? Baji*gan mana yang tidak mau bertanggung jawab dan kabur begitu saja? Nona Meng sangat cantik dan kedua anak ini juga cantik. Anak perempuan sangat dihargai dalam keluarga.”
Tapi dia tidak bertanya masalah token identitas di pinggang Meng Shilan.
Meng Lusi tidak menanggapi masalah ini dan menggelengkan kepala. baji*gan mana? Tentu saja pria yang mengaku dirinya sebagai ‘raja’ tahun itu. Mau tidak mau, ekspresi Meng Lusi menjadi acuh tak acuh.
“Ini hanya pencuri bunga (*pemerk*sa*).”
Tanpa diduga, Baizhen serta Kun yang bersembunyi di atas pohon tak jauh dari sana, hampir terpeleset dan jatuh. Pencuri bunga! Raja mereka bukan pencuri bunga!
Kali ini, Lin Zhou dan Dou Heng juga terdiam. Sayang sekali bukan? Nasib Meng Lusi agak menyedihkan.
Shin Kaichen sedikit sesak di dadanya. Tidak perlu memeriksa lagi, wanita tahun itu yang tiba-tiba muncul di gua adalah Meng Lusi. Satu hal yang harus dia pastikan hanyalah tanda bulan sabit di dada wanita itu.
Tapi tidak sekarang ….
“Paman, apakah Paman baik-baik saja? Paman tampak sakit,” kata Meng Shuya.
Shin Kaichen tersadar dari lamunan. Dou Heng dan Lin Zhou juga melihatnya.
“Kamu belum sarapan?” tebak Dou Heng.
Shin Kaichen mengangguk. “Aku agak tidak enak badan hari ini dan carilah sesuatu untuk dimakan.”
Meng Lusi menyerahkan semua ikan kukus pada mereka sesuai pesanan. “Kalau begitu tidak baik untuk meniup angin dingin di luar. Kembalilah dan makan ikan kukus, ingatlah untuk menghangatkan nya jika perlu.”
“Terima kasih,” kata Shin Kaichen.
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025