Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.
Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24: Perjalanan Menuju Reruntuhan Dewa Kuno
Setelah bertahun-tahun menghilang, Xiao Tian akhirnya tiba di sebuah kota besar. Ia berjalan di sepanjang jalanan yang ramai, menyerap berbagai percakapan dan informasi yang beredar. Suasana kota ini jauh berbeda dari desa yang pernah ia tinggali di Pulau Terlarang.
Saat ia duduk di salah satu kedai teh, telinganya menangkap sebuah percakapan menarik.
"Kau dengar? Li Heng... Dia bergabung dengan Sekte Iblis!"
Xiao Tian menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang cangkir teh. Nama itu... sudah lama tak ia dengar.
"Benarkah?" suara lain bertanya. "Bukankah dia dulu hanya seorang murid biasa? Bagaimana bisa masuk ke sekte sekejam itu?"
"Hmph! Kau pikir bagaimana? Dia pasti menjual dirinya pada kegelapan! Kabarnya dia mendapatkan warisan seorang Raja Iblis yang telah lama mati!"
Mendengar itu, Xiao Tian terdiam. Sepertinya takdir memang suka bermain-main. Li Heng yang dulu hanya murid biasa kini telah menapaki jalan yang sama sekali berbeda.
Namun, pikirannya segera beralih ketika matanya menangkap sebuah selebaran yang terpasang di papan pengumuman kedai. Isinya tentang pelelangan besar yang diadakan malam ini—dan di daftar barang yang akan dilelang, ada sesuatu yang sangat ia butuhkan: Batu Dewa.
Tanpa ragu, ia segera bergegas menuju tempat pelelangan.
Pelelangan itu berlangsung dalam sebuah aula megah, dipenuhi oleh berbagai kultivator dari seluruh penjuru negeri. Beberapa adalah pedagang kaya, sementara yang lain adalah petarung yang siap bertaruh segalanya untuk mendapatkan barang berharga.
Ketika Batu Dewa akhirnya muncul, harga yang ditawarkan langsung melonjak tajam. Xiao Tian mencoba bersaing, tetapi dalam hitungan detik, harga itu telah mencapai jumlah yang mustahil untuk ia bayar.
"Sial..." gumamnya.
Saat ia bersiap pergi, seseorang mendekatinya. Seorang pria berjubah hitam dengan tatapan tajam dan senyum penuh perhitungan.
"Kau menginginkan Batu Dewa?" tanya pria itu.
Xiao Tian menoleh, memperhatikannya dengan waspada.
"Kami akan pergi ke reruntuhan Dewa Kuno," lanjut pria itu. "Di sana, Batu Dewa yang lebih murni bisa ditemukan. Namun, tempat itu bukan untuk mereka yang lemah. Kami butuh seseorang sepertimu untuk membantu mengambil warisan di dalamnya."
Xiao Tian menyipitkan mata. "Dan Batu Dewa yang ada di sana?"
Pria itu tersenyum. "Selama kau membantu kami mendapatkan warisan, Batu Dewa di dalamnya akan menjadi milikmu."
Menolak bukanlah pilihan. Pria ini berada di ranah yang lebih tinggi, dan menolak ajakannya bisa berakhir buruk.
Akhirnya, Xiao Tian mengangguk. "Baik, aku akan ikut."
Mereka meninggalkan kota malam itu juga.
Di perjalanan, Xiao Tian diperkenalkan dengan anggota lain yang akan masuk ke reruntuhan.
Lu Qian, pemimpin kelompok, seorang kultivator di ranah Transformasi Roh dengan aura yang penuh perhitungan.
Meng Ruyan, wanita dingin dengan mata tajam seperti elang, ahli seni penyembunyian dan racun.
He Zhen, pria berbadan kekar dengan tombak besar di punggungnya.
Bai Ling, seorang pemuda tenang yang selalu tersenyum, tetapi matanya penuh rahasia.
Wu Tao, pria bertubuh kecil dengan kemampuan membaca formasi.
Xiao Tian adalah yang terlemah di antara mereka.
"Reruntuhan itu sangat berbahaya," kata Lu Qian saat mereka beristirahat. "Dewa Kuno yang jatuh di sana adalah salah satu yang terkuat di masanya. Tidak ada yang tahu apa yang menunggunya di dalam."
Xiao Tian hanya diam. Namun, jauh di dalam dirinya, ada sesuatu yang berbisik.
"Tempat ini... mungkin salah satu segel bisa dibuka di sana."
Perjalanan menuju reruntuhan baru saja dimulai.