Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
Lintang semakin kagum melihat kecantikan alami Zahira,dikapas hanya tertempel perona bibir itu juga sangat tipis.
"Ma,boleh aku pakai hijabku lagi?"tanya Zahira
"Ah iya."kata Mama sambil beranjak menuju lemari baju dia mengeluarkan beberapa stel baju lama miliknya dan meminta Zahira memakainya.
"Ganti bajumu."kata Mama
"Baik Ma."kata Zahira membawa baju milik Lintang keluar namun Lintang menahannya.
"Ganti disini."kata Mama
"A apa?disini?"tanya Zahira
"Kenapa?kamu malu?Apa Jerri banyak meninggalkan jejak ditubuhmu?"tanya Mama
Panggilan dari Papa menyelamatkan Zahira kali ini,Mama keluar disusul Zahira yang langsung menemui Papa.
"Ada apa Pa?"tanya Zahira
"Ponselmu berbunyi dari tadi."jawab Papa
Zahira meraih tas yang hampir jatuh kelantai,dia mengambil ponsel dan melihat layar yang berkedip.Panggilan dari Jihan,kali ini Jihan sudah memanggilnya sebanyak enam kali.
"Ada apa Jihan?"tanya Zahira
"Kakak dimana?"tanya Jihan
"Dirumah Kak Jerri."jawab Jihan
"Ah ya sudah,tadi Ayah dan Bunda nyari soalnya Kakak pergi gak pamit."kata Jihan
"Iya maaf,bilang saja sama Ayah."kata Zahira
Zahira masih terlihat mengobrol dengan Jihan,dia masuk kedalam kamar Jerri,setelah meletakkan baju dia mengakhiri panggilannya dan berganti baju.
Saat membuka baju Zahira sendiri baru sadar jika seluruh tubuhnya penuh dengan jejak peninggalan Jerri semalam,untung Papa memanggil jadi dia merasa selamat.
Lintang mengajak Zahira keluar,dia meminta kepada Zahira untuk menyetir mobil meski Papa melarangnya,Papa hanya khawatir Zahira tidak bisa, namun bukan Zahira namanya jika hanya masalah menyetir tidak bisa,apalagi jaman sekarang,semua harus serba bisa.
"Mama gak nanya dulu tahu-tahu ngasih langsung mobilnya."kata Papa
"Mama sedang menguji kelayakan menantu Mama."kata Mama
"Bilang aja Mama sudah kagum,ternyata menantu Mama serba bisa."kata Papa
Obrolan kedua orang tua Jerri membuat Zahira tersenyum,meski keras Mama adalah Istri dan juga Mama terbaik buat Jerri suaminya.Papa yang duduk dibelakang merasa lega melihat menantunya sukses membuat istrinya malu.
"Kita kemana Ma?"tanya Zahira
"Belok kanan."jawab Mama
Karena mama memberi aba-aba mendadak maka Zahira juga sempat mengerem dengam cepat dan membuat Papa dan Mama sempat terbentur.
"Ma jangan mendadak."kata Zahira
"Kamu harusnya bilang dari awal,kita mau kemana."kata Papa
Zahira memutar pelan dan berhenti sebentar,dia memberikan uang kepada anak-anak yang berada disana,terlihat anak-anak itu merasa senang dengan pemberiannya,mereka membagikan kepada yang lain.
Setelah menemukan tempat parkir mereka turun dan berjalan masuk,Papa memilih menunggu dicafe karena Mama selalu membosankan jika sudah berada didalam mall.
"Ra,Papa menunggu disini saja."kata Papa
Lintang menarik tangan Zahira mengajaknya kesalah satu butik langganannya,disana dia langsung dihujani dengan baju keluaran terbaru.Lintang yang duduk disampingnya memandang kearah depan dengan pandangan datar.
"Ma,tidak perlu sampai seperti ini."kata Zahira
"Mama hanya ingin memberimu hadiah."kata Lintang
"Senyum dan sambutan hangat Mama sudah menjadi hadiah terindah buat aku Ma."kata Zahira
Lintang menahan senyum,meski Zahira menolak pemberiannya Lintang tetap memberikan kepadanya,setelah membayar Lintang kembali membelikan tas dan juga sepatu,bahkan Zahira disuruh memilih sendiri skin care yang cocok untuknya,saat Zahira melihat skin care diam-diam Lintang pergi kesebuah toko mencari dalaman untuk Zahira,dia membungkus dengan rapi dan memasukkan kedalam paper bag.
Karena hari sudah semakin sore mereka pulang kerumah,mobil Jerri sudah terparkir didalam saat Zahira kembali.Jerri membuka pintu mobil dan dia sendiri terkejut karena Zahira yang duduk dibelakang kemudi,ternyata dia salah bukan malah Mama yang dia bukakan pintu.
"Ma,kok bukan Mama yang nyetir?"tanya Jerri
"Ini suruh istrimu pakai nanti malam,awas kamu jangan sampai lupa,kalian harus menginap disini."kata Mama
Jerri menerima paper bag dari Mama ,namun tidak bisa melihatnya karena Mama membungkusnya dengan rapi.Jerri membantu Zahira mengeluarkan barang belanjaanya,dan membawa masuk kedalam kamarnya.
"Sayang,ini punya kamu semua?"tanya Jerri
"Iya Mas,aku dilarang menolak."jawab Zahira sambil masuk kedalam kamar mandi
Jerri meletakkan belajaan diatas sofa,dia merebahkan tubuhnya diatas sofa lain,menutup mata dengan tangannya,Zahira keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai bathrobe dan melilitkan handuk dikepalanya.
"Kamu tidur Mas?"tanya Zahira
"Tidak."jawab Jerri buru-buru duduk menatap istrinya
Jerri meraih paper bag yang diberikan Mama kepadanya dan memberikan kepada Zahira,meski merasa ragu Zahira menerimanya,ada rasa malu meski belum melihat isinya.Dan benar saat Zahira membuka dan melihat isinya wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
"Aaaaaa,Mama!"teriak Zahira sambil melempar set dalaman serta lingerie terawang kebelakang sofa dimana Jerri tidak bisa melihatnya
Jerri menahan senyum melihat perubahan wajah Zahira yang malu dan memerah,meski tidak melihat isinya namun Jerri cukup tahu dari Paper bag yang tertulis nama sebuah brand dalaman wanita.
"Gak usah malu."kata Jerri berjalan mendekati Zahira
"Hari ini Mama terus mengujiku."kata Zahira berjalan menuju ranjang
"Dan kamu berusaha dapat nilai plus dimatanya?"tanya Jerri
"Tentu saja."jawab Zahira
"Kalau begitu jangan kecewakan aku,pakai malam nanti karena itu kemauan Mama."kata Jerri sambil berjalan mundur menuju kamar mandi
Didalam kamar mandi Jerri berusaha mengatur nafasnya,hampir saja dia menerkam bulat-bulat Zahira,namun dia menahan menunggu malam hari meski sudah membuatnya setengah gila.
Saat makan malam selesai Mama sengaja mengajak Papa masuk kedalam kamarnya,Jerri hanya tersenyum karena melihat Mama kembali akur dengan Papa setelah beberapa saat menegang karena kehadiran orang luar.
"Sayang,ayo."kata Jerri
"Kemana?"tanya Zahira
"Kamu gak sadar sudah dapat sinyal dari Mama?"tanya Jerri
Jerri menarik tangan Zahira namun karena meronta akhirnya Jerri menggendongnya,melihat tuan mudanya bahagia membuat para Bibi ikut senang karena tidak perlu lagi membersihkan pecahan gelas pecah.
"Turunkan aku Mas,aku bisa jalan sendiri."kata Zahira
"Jalanmu kelamaan."kata Jerri
Didalam kamar Jerri langsung meminta kepada Zahira untuk memakai hadiah dari Mama,Zahira menggeleng namun Jerri mengubungi Mama dengan ponselnya.
"Baik-baik,aku pakai."kata Zahira
Zahira masuk kedalam kamar mandi dengan membawa lingerienya,karena merasa tidak percaya diri dia menarik kebawah,sebelum keluar dia mencoba mengatur nafasnya,dan berjalan keluar dengan membusungkan dadanya.
Terpaan angin dari pendingin ruangan menerbangkan baju dan rambutnya meski ringan namun terasa.Zahira berjalan mendekati Jerri yang masih sibuk dengan ipadnya.
"Kamu malah sibuk bekerja lagi."kata Zahira
Jerri melihat kearah Zahira dengan memasang senyumnya,dia melepas kacamata dan diletakkan ipadnya diatas nakas.
"Kemarilah."kata Jerri menepuk tempat disisinya