"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Seorang perempuan yang bernama Riri tengah duduk di sofa ruang tamu yang tengah memikirkan permintaan dari orang tuanya agar segera membawakan seorang calon suami. Orang tuanya mengancam akan menjodohkannya apabila Riri tidak segera mewujudkannya. Riri bingung harus mencari calon suami kemana karena sudah beberapa hari ini orang tuanya terus mendesaknya untuk segera membawa calonnya sedangkan dia sama sekali belum pernah berpacaran sama sekali.
Salah satu sahabatnya yang bernama Linda yang tinggal bersamanya bingung melihat Riri murung beberapa hari ini. "Kamu kenapa sih Ri kok murung gitu sih?"
Mendengar pertanyaan dari Linda Riri pun memusatkan pandangannya ke arah Linda, Riri terdiam sejenak "Lin cariin aku jodoh sih, aku sudah malas untuk mencari cari lagi. Kira-kira kamu ada kandidat calon enggak Lin?"
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin mencari jodoh?saranku ya di jaman yang modern ini kenapa kamu enggak cari saja dalam aplikasi dating online."
Linda bingung mendengar ucapan Riri, tidak biasanya dia ingin mencari seseorang jodoh untuknya. Karena selama ini Riri itu terkesan cuek kepada semua laki-laki yang berada di dekatnya. sempat waktu itu ada seorang laki-laki yang berniat mendekatinya tapi Riri terus menjauh dan akhirnya laki-laki itu perlahan mundur karena mendapat penolakan secara tidak langsung.
"Orang tua aku beberapa minggu ini tambah sering mendesak aku agar segera menikah. Tapi kira-kira aman enggak Lin kamu tahu sendiri kan kalau sekarang itu rawan banget kejahatan yang berkedok dating online."
"Apa salahnya mencoba sih Riri siapa tahu kamu bisa dapat jodoh dari sana."
"Ok aku akan coba cari dalam aplikasi tapi aku malas untuk memasukkan semua persyaratannya, tolong ya kamu masukin semua persyaratannya aku lagi sibuk nih sekarang" Riri saat ini sedang mengerjakan beberapa proposal kerjasama.
"Untung kamu punya sahabat yang baik sepertiku, baik nanti aku akan bantu kamu memasukkan semua persyaratannya" Linda mengambil laptop di kamarnya lalu mulai memasukkan semua data diri Riri yang di perlukan.
"Ini sudah aku masukkan semua data diri kamu, sekarang tinggal menunggu apakah ada yang cocok denganmu nanti kalau ada yang cocok langsung ada notifikasi dari aplikasinya" Linda mulai menjelaskan tahapan mencari jodoh dari aplikasi.
"Kenapa sih kamu kok buru-buru gitu cari calon suami emang kamu enggak mau nikmati masa masa pacaran?" Linda bingung karena jarang sekali Riri mau mencari seorang laki-laki biasanya dia hanya fokus kerja setiap hari seperti manik kerjaan.
"Di umurku yang segini? tolong kamu jangan aneh-aneh, kamu tahu tidak perempuan seusiaku itu sudah menikah bahkan ada yang sudah memiliki tiga anak sedangkan aku pacar saja tidak punya sungguh miris sekali hidupku ini" ucap Riri meratapi nasibnya.
"Tenang Ri sekarang perempuan di usia kamu itu masih ideal kok buat pacaran lagian pada saat Damian mendekati kamu kenapa kamu malah menjauhinya?" Linda sedikit geram dengan perilaku Riri karena pada saat Damian mendekatinya Riri pun ada rasa dengan Damian tapi dia terus menolaknya.
"Itu menurutmu sedangkan aku sudah dianggap perawan tua di kampung halamanku, aku hanya tidak mau pacaran dengan teman satu pekerjaan itu sangat menggangu."
"Halah alasan, waktu itu juga ada laki-laki yang tertarik sama kamu tapi apa kamu malah menjauhinya lagi" Linda terus mengingatkan penolakan Riri kepada beberapa laki-laki.
mendengar itu Riri sedikit meringis, dia ingat dengan kejadian waktu itu. seorang koleganya menyatakan dengan gamblang perasaan ketertarikan kepada Riri, tapi memang pada saat itu Riri masih ingin fokus membangun kariernya. Dia ingin masa mudanya mempunyai karier yang cemerlang seperti impiannya.