NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

"Ay, lu berhasil kan mendapatkan uang dari bos kaya itu?" tanya Dani seketika.

"Dani!" tegur hajjah Rodiah.

Dani mendengus. "Ck! Ini urusan gue, kalian gak usah ikut campur." Dani kemudian menarik lengan Ayang yang tengah di papah hajjah Rodiah dan Bagas. "Ay, lu dengar gue gak?"

"Dan! Lo udah kelewatan! Lu gak liat keadaan Adik lu seperti ini!" seru begas yang begitu geram melihat perlakuan teman semasa kecilnya itu.

Dani mengalihkan pandangannya pada Bastian. "Eh, lu diam ya! Ini bukan urusan lu!" ucap Dani sengit sambil menunjuk wajah Bastian.

"Lu butuh uang berapa? Nih, gue kasih lu uang!" Bastian mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang dari sana.

"Bas, sudah, sudah!" Hajjah Rodiah menengahi perseteruan dua pemuda lajang itu.

Dani mengalihkan lagi pandangannya pada Ayang yang masih terisak pelan sambil menyebut bundanya. "Ay, lu dengar gue gak sih?"

Bastian yang sudah tak tahan lagi melihat perlakuan semena-mena Dani, mendorong kuat dada serta melayangkan pukulan ke wajah Dani, hingga laki-laki itu jatuh tersungkur ke tanah. "Pergi lu dari sini! Atau gue panggilin warga buat mengusir lu!"

"4nj1ng Lu! Lu liat pembalasan gua nenti!" umpat Dani sambil meludah kesamping.

"Bas, sudah! Ayo bantu Ayang masuk ke dalam rumah dulu,"

Amarah Bastian sedikit reda mendengar perkataan ibunya, lalu ia kembali meraih tangan Ayang, menuntunnya berjalan.

Ayang masih saja terisak sambil terus bergumam memanggil bundanya, pandangan wanita itu kosong, dirinya begitu terpukul, belum bisa menerima kenyataan jika bundanya telah tiada.

.

.

.

Di dalam rumah, Ayang menatap nanar, tubuh yang terbaring di tengah-tengah ruangan. Di tepiskannya tangan hajjah Rodiah dan Bastian yang dari tadi menopang tubuhnya.

Kemudian, ia melangkah gontai mendekati bundanya yang terbujur kaku di tengah-tengah ruangan.

Hajjah Rodiah menahan tangan Bastian yang ingin membantu Ayang berjalan. "Bastian," desis Hajjah Rodiah sembari menggeleng memberi isyarat pada putranya agar tidak mendekat.

Di depan tubuh wanita yang amat di cintainya. Ayang  menjatuhkan lututnya ke lantai, memeluk erat tubuh kaku yang masih di tutupi kain batik. "Bunda, bangun, jangan tinggalin Ayang," lirihnya disertai tangis yang semakin meraung-raung, menjadikan suasana di kediaman itu semakin haru. Para tetangga yang menunggu jenazah sambil yasinan pun ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Ayang saat ini.

*

Keesokan harinya.

Awan di langit terlihat mendung, memayungi seorang wanita yang tengah menangis memeluk gundukan tanah yang masih basah. Kehilang sosok orang yang begitu di cintainya membuat Ayang belum iklas menerima semua ini.

Dari arah gapura, Dani berjalan tergesa-gesa menghampirinya.

"Ay, kata Mami Memi lu berhasil ya memuaskan Bos besar itu?"

Diam, Ayang tak menggubris ucapan saudaranya. Ia masih saja menangis sambil memeluk tempat peristirahatan terakhir bundanya.

"Ay, lu dengar gue gak? Gue minta sebagianlah, kan berkat gua juga lu bisa mendapatkan uang itu,"

Seketika dada Ayang bergemuruh mendengar ucapan Abangnya barusan. Di gengamnya gundukan tanah yang masih basah itu lalu berdiri dan melemparkan seketika pada Dani.

"Ay! Lu apa-apan sih!" dengus Dani kesal.

"Abang ingin uang, kan!" Lalu Ayang mengeluarkan cek yang di dapatkannya dari pria yang telah merenggut kesuciannya tadi malam.

Sreet! Sreet!

Kertas itu di robeknya menjadi beberapa bagian lalu di lemparkannya pada Dani. "Itu uangnya!"

"Ay, lu sudah gila?" Dani memunguti kertas yang telah robek itu.

Dada Ayang naik turun begitu hebat. Dia sudah tak tahan lagi dengan perlakuan Abangnya seperti ini. "Ayang yang gila atau Abang yang gila! Bisa-bisanya Abang melakukan hal ini sama Ayang! Ayang benar-benar kecewa sama Abang," amuknya meluahkan kekecewaannya. Jika saja bundanya masih bisa selamat menggunakan uang yang di dapatkannya dengan cara yang tidak halal, mungkin ia tak sesakit ini.

"Eh, gue gak ada memaksa Lu ya? Lu sendiri yang mau," balas Dani tak kalah sengit sembari tangannya menunjuk Ayang.

Ayang memegang dadanya yang masih bergemuruh hebat, teringat akan nasehat bundanya agar ia dapat bersabar mengahadapi abangnya.

Ayang menghela nafas dalam, mencoba untuk menjalankan nasehat bundanya itu.

"Punya Adik begitu bodoh! Sudah dapat uang malah di buang!" umpat Dani lalu melangkah pergi meninggalkan Ayang yang menatap kepergiannya.

*

Malam harinya di tengah suasana duka dirumah Ayang. Tiba-tiba beberapa mobil berhenti tak jauh dari rumah tersebut. Tidak lama, segerombolan pria berjas hitam memasuki halaman rumah yang terlihat ramai oleh pelayat yang datang.

"Maaf apa ini rumah Nona Juwita?" tanya seorang pria berjas hitam pada warga yang berada di luar rumah.

"Kalian mau apa?" tanya Bastian yang juga berada di sana.

"Kami di perintahkan Tuan Daniel, untuk membawa gadis yang bernama Juwita, bisa Anda tunjukkan yang mana orangnya?" ujar salah satu para pria berjas hitam itu berkata formal tanpa memperdulikan situasi disana yang tengah berkabung.

Bastian kaget mendengar nama yang di sebutkan pria tersebut. Masih segar di ingatannya kejadian beberapa tahun yang lalu, yang berdampak pemecatannya sebagai abdi negara di kerenakan Daniel.

"Disini tidak ada yang bernama Juwita, kalian salah alamat," sahut Bastian.

"Tapi menurut-"

"Tuan-Tuan pergilah, keluarga di rumah ini baru saja tertimpa musibah, jangan sampai para warga emosi dengan kedatangan Tuan-Tuan," potong Bastian.

Pria itu berpikir sejenak. "Baiklah kami akan pergi," ucap salah satu diatara mereka kemudian berlalu pergi.

Bastian menatap punggung para pria yang berjalan ke deretan mobil terparkir.

Ada urusan apa anak buah Daniel mencari Lilis? Apa jangan-jangan ada hubungan dengan Dani yang meminta uang? Ini gawat, bagaimana jika nanti mereka datang lagi kesini. 

Bastian segera masuk kedalam rumah Ayang, menanyakan perihal kedatangan anak buah Daniel mencari wanita itu.

Bastian mendekati Ayang yang tengah menatap bingkai foto almarhum ibundanya.

"Lilis, bisa ikut Abang sebentar?" bisik Bastian.

Ayang tidak menjawab, ia hanya menoleh pada Bastian dengan bola mata yang terlihat berkaca-kaca.

Bastian menarik tangan Ayang berjalan keluar rumah.

Ayang bagai robot, menurut saja kemana Bastian membawanya.

Setelah agak jauh dari keramaian orang-orang, Bastian baru menghentikan langkah dan melepaskan tangan Ayang.

"Em, Lis, tadi ada yang mencarimu kesini,"

Ayang masih diam.

"Kamu kenal dengan orang yang bernama Daniel?" tanya Bastian bernada tegas.

Ayang tampak berpikir sejenak, lalu menggeleng pelan. Karna rasa-rasanya ia memang tidak mengenali nama yang di sebutkan Bastian barusan.

Bastian menghela nafas pendek. "Ya sudah, kamu kembali lah kedalam, Abang hanya ingin menanyakan itu saja," ucap Bastian lagi.

Ayang mengangguk, lalu berbalik badan hendak kembali ke rumah.

"Lis, Dani kemana? Kok Abang dari tadi tidak melihatnya?" mendengar nama saudaranya di sebut, Ayang jadi teringat nama yang di sebutkan Bastian barusan. Seketika wajah Ayang berubah ketakutan teringat kejadian naas tadi malam.

"Lis, kamu kenapa?" Bastian terlihat panik.

Nafas Ayang memburu cepat, sambil menggosok kasar kulit lengannya.

"Lis, kamu kenapa?" ulang Bastian bertanya.

Ayang terlihat semakin ketakutan, ia segera berlari masuk kedalam rumah.

1
Maa Yanti Maa Yanti
daniel oh daniel burung mu udh dpt sangkar msih emosi hrus nya lbih sabar atuh pda s ayang nya 😅😅
Maa Yanti Maa Yanti
abang nya mazenuuunnn 😡😡
shena
😍
Kalsum
gawat ayang sepertinya hamil
Mama Mama
tambah ngeselin si dani,ayang nya juga ga bisa ngapa2 in
Ning Suswati
alexandernya punya nyawa cadangan kali y, kok masih hidup
Ning Suswati
kelamaan sih mengungkap siapa sebenarnya pak bambang, dan terus apa hubungannya mereka menyayangi ayang
Ning Suswati
isss dah kesel aja melayani si dani laki2 banci kaleng, gk mau kerja cari duit tambah keenakan dikasih duit tabpa harus jerja, gimana sih
Ning Suswati
jgn2 keluarga tsb sdh lenyak ditelan bumi, oleh tangan2 si paksu
Ning Suswati
memelihara manusia daqjal dan benalu gk tau diri dan bikin masu sampai keurat nadi, laupun sdr sendiri, biarkan dia hidup jadi gelandangan, daniel juga tdk pernah mendidiknya jadi laki2 yg bertanggung jawab, jgn jadi pecundang terus2an dikasih duit
Ning Suswati
sebenarnya di kantor ada acra apa sih, sdh tau banyak musuh sok2an jagoan memboyong anak isteri tanpa pengawal, berkeliaran, gk takut musuh selalu mengintai
Ning Suswati
jadi laki2 gk guna sama sekali, kok bisa2 daniel sabar dg dani selalu memberi uang, tambah ngelunjak aja,
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Ning Suswati
salah mencari lawan, gk tau aja kalau suami wanita kampung tsb mantan mafia yg baru insyaf
Ning Suswati
hhhhhh dasar naga nya nakal, tuh dengar kata tuannya 🤭🤭🤭🤭
Ning Suswati
dasar saudara gk tau diri, sok2an mau mengakui yg bukan miliknya, syukur ayang bisa tegas dg wanita sok2 kaya, gk tau aja dani si pemalas tukang ngemis dg ipar, sama sekali gk ada harga dirinya, sdh hidup numpang bla bla bla
Ning Suswati
salah sendiri anak kembar tiga sdh tambah lagi brojol dua, gak mau pake baby syster, uang banyak, buat apa coba menyiksa badan, sdh hamil nngurus anak 5 sekaligus di + lagi baby besar, apa gk remuk badan
Ning Suswati
jgn2 tangan dingin daniel yg sdh melenyapkan bu rodiah dan suaminya
Ning Suswati
ayang sdh mulai nakal ni yeee, tapi ubah dong manggil paksu, masa dipanggil tuan sih
Ning Suswati
masa selama nikah ayang gk pernah dikasih uang, gila tu paksu, kerjanya hanya memaksa
Ning Suswati
hhhhh, itu emang yg di tunggu2 paksu, kan sdh halal, gk usah malu2 lah ayang 🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!