NovelToon NovelToon
Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Rahim Tebusan (Terpaksa Hamil Anak Suami Musuhku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Akibat kesalahannya di masa lalu, Freya harus mendekam di balik jeruji besi. Bukan hanya terkurung dari dunia luar, Freya pun harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari para sesama tahanan lainnya.

Hingga suatu hari teman sekaligus musuhnya di masa lalu datang menemuinya dan menawarkan kebebasan untuk dirinya dengan satu syarat. Syarat yang sebenarnya cukup sederhana tapi entah bisakah ia melakukannya.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau."

Belum lagi suami teman sekaligus musuhnya itu selalu menatapnya penuh kebencian, berhasilkah ia mengandung anak suami temannya tersebut?


Spin of Ternyata Aku yang Kedua.

(Yang penasaran siapa itu Freya, bisa baca novel Ternyata Aku yang Kedua dulu ya.)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penawaran

Brukkk ...

"Aaargh ... brengsekkk! Kau sengaja, hah! Apa kau mau balas dendam denganku?" bentak Esih saat Freya tidak sengaja menabrak Esih. Seperti biasa, Freya menjalankan tugasnya membersihkan sekitaran lapas dengan rekan-rekannya yang lain. Saat sedang menyapu dedaunan yang berserakan, Freya tidak sengaja menabrak Esih yang berdiri di belakangnya. Sebenarnya Esih sengaja berdiri di sana, tentu saja hal itu ia lakukan untuk mengerjai Freya.

"Maaf mbak, tapi aku nggak sengaja. Aku nggak liat mbak ada di sini." Ujar Freya meminta maaf. Ia memang benar-benar tidak tahu ada Esih di sana.

"Halah, aku yakin kau sengaja. Iya kan!" sentak Esih seraya mendorong Freya hingga jatuh terduduk. Freya yang memang sedang tak enak badan pun hanya bisa pasrah saat Esih kembali mencecarnya.

"Sumpah, mbak, aku nggak sengaja." Ucap Freya lemah. Sungguh, ia sudah lelah berada di lapas ini. Mengapa ada-tidaknya saja orang-orang yang seperti senang sekali mengerjai orang lain. Mereka seakan berlomba-lomba ingin menunjukkan siapa yang paling kuat dan berkuasa. Seperti hukum rimba, yang kuat yang berkuasa. Dan Esih ingin menunjukkan kalau dirinya kuat sehingga orang-orang tunduk padanya.

Padahal sebenarnya mereka sama saja. Mereka sama-sama narapidana di sana. Aneh memang. Yang bisa mengalahkan tahanan kuat hanya tahanan kaya saja sebab bagi tahanan yang kaya tentu mereka mendapatkan keistimewaan dan tahanan lain pun akan berbondong-bondong menjadi penjilat berharap kecipratan berkah dari si tahanan kaya.

"Masih saja mau bohong kau, hah!" Esih menendang punggung Freya hingga terjerembab dan luka yang belum sembuh pun kini kembali berdarah karena membentur batu. Sungguh malang nasib Freya. Ia hanya berdoa semoga ada seseorang yang mau membantunya keluar dari jerat penderitaan ini.

Kini Freya kembali masuk ke bilik serba putih itu. Perawat yang menangani Freya hanya bisa geleng-geleng kepala. Para perawat sampai mengira Freya merupakan tahanan yang suka berbuat onar sehingga sering mendapatkan perlakuan kasar dari tahanan lain.

Freya menghela nafas kasar, "kenapa nasibku seperti ini? Apakah karma atas perbuatan ku belum akan berakhir? Tapi sampai kapan? Sampai kapan aku harus begini? Ya Tuhan, tolong aku. Tolong bantu aku agar terlepas dari penderitaan ini." Ucapnya lirih dengan mata sayu dan tubuh penuh luka.

"Kau mau bebas dari sini?" tanya seorang perempuan tiba-tiba membuat kepala Freya sontak menoleh ke arah sumber suara.

"Kau ... " Mata Freya terbelalak saat melihat siapa yang sedang melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu.

"Kenapa? Kau terkejut?" seloroh perempuan itu sambil terkekeh.

"Erin, mengapa kau bisa berada di sini?" tanya Freya bingung saat mendapati Erin, perempuan yang selalu memusuhinya sejak masa putih abu-abu berada di ruang perawatan yang juga berada di kawasan lapas.

"Tentu saja menemui mu, apalagi? Kau pikir aku memiliki teman atau keluarga seorang penjahat?" Cibir Erin.

Ya, dia mengucapkan itu sebab ia tidak pernah menganggap Freya sebagai temannya. Meskipun saat SMA mereka pernah satu kelas, bahkan satu kelompok saat ada tugas dari guru, tapi Erin tak pernah menganggap Freya teman sama sekali. Bertegur sapa saja ia enggan, apalagi berteman.

"Menemui ku? Untuk apa? Dan ... bagaimana kau tahu aku ada di sini?" cecar Freya yang tengah dilanda kebingungan.

"Tak perlu kau tahu bagaimana aku tahu kau ada di sini, yang pasti aku memiliki sebuah penawaran yang menguntungkan untuk mu. Tadi kau mengatakan kapan kau bisa bebas dari penderitaan ini kan? Dan aku punya solusinya. Asal kau mau memenuhi permintaan dan persyaratan ku, aku akan segera menebus mu dari sini dan mengeluarkan mu. Bagaimana? Kau tertarik?" Ucap Erin seraya menghenyakkan bokongnya di kursi kayu yang berada di sana. Kursi itu disediakan penjaga lapas yang tengah berjaga di luar pintu.

Bagaimana bisa ia mendapatkan perlakuan istimewa itu? Tentu saja itu atas bantuan Meylin. Dia sekarang sedang dekat dengan seorang polisi, membuatnya bisa meminta bantuan pada calon kekasihnya itu. Oleh sebab itu Erin bisa menemui Freya dengan mudah seperti ini.

Sontak saja Freya membelalakkan matanya. Ia tak menyangka Erin mendengar gumamannya tadi. Ia benar-benar tidak menyadari kedatangan Erin sebelumnya.

"A-apa maksudmu? Kau ingin menebusku dan mengeluarkan ku dari sini maksud mu?"

Erin mengangguk dengan pasti.

"Aku tahu, kau banyak mengalami perlakuan tidak menyenangkan di sini. Kau kerap mendapatkan kekerasan. Lihat, tubuh yang sering kau pamerkan dulu pun kini terlihat ... ckckck ... sangat menyedihkan. Karena aku teman yang baik, aku menawarkan mu sebuah kesepakatan. Bila apa yang aku inginkan telah tercapai, maka kau bisa bebas kemanapun. Bahkan bila kau ingin membuka lembaran baru di kota atau negara lain pun, aku akan membantu. Aku akan bukan hanya akan membebaskan mu, tapi juga memberikan kebebasan setelah kesepakatan tercapai. Aku akan memberikan kompensasi yang besar, itu pun kalau kau setuju, bagaimana? Kau mau? Kalau kamu mau, mau hari inipun aku bisa membebaskan mu." Tukas Erin dengan nada suara begitu meyakinkan membuat Freya yang memang sedang berada di titik terlemahnya nampak tertarik.

"Kesepakatan apa? Memangnya apa yang kau ingin aku lakukan? Apalagi mengingat sejarah pertemanan kita yang sangat-sangat buruk." Tanya Freya yang kini sedang berusaha mendudukkan tubuhnya. Kepalanya masih terasa pusing. Badannya pun terasa remuk redam.

Erin pun tersenyum semanis mungkin. Senyum yang tak pernah Freya lihat sebelumnya. Freya seketika merasa tegang setelah melihat senyum yang tak biasa itu.

"Lahirkan anak suamiku untuk kami. Setelah bayi itu lahir, kau bebas pergi kemanapun yang kau mau." Ucap Erin santai tapi mampu membuat sekujur tubuhnya membeku.

Jantungnya seakan berhenti berdetak. Bagaimana bisa ada seorang perempuan yang meminta perempuan lain untuk melahirkan anak suaminya. Terlebih Erin terlihat sangat sehat. Sepertinya tak ada kendala bila ia ingin mengandung anak suaminya. Lalu kenapa Erin justru meminta perempuan lain yang mengandung anak suaminya? Apalagi mungkin semua yang mengenal mereka tahu bahwa mereka tidak pernah akur sejak dulu.

Bila saat SMA mereka hanya sekedar perang dingin, tapi setelah mereka sama-sama dewasa, mereka justru seakan sama-sama mengeluarkan taringnya.

Setiap mereka bertemu, mereka seakan tak ingin melewatkan kesempatan untuk saling pamer, saling mengejek, saling merendahkan, saling menjatuhkan, dan saling mencemooh.

Pada dasarnya baik Freya maupun Erin memiliki sifat yang hampir sama. Mereka sangat keras kepala, tak pernah mau mengalah, dan selalu merasa diri mereka paling baik. Sifat inilah yang membuat mereka jadi saling bermusuhan. Erin memang cantik, tapi ia masih kalah dari Freya. Erin hanya menang dalam hal kecerdasan.

Erin memang lebih cerdas dibandingkan Freya. Namun siapapun tahu, yang cantik yang akan selalu jadi pemenang di manapun mereka berada. Kecantikan Freya membuat Erin merasa iri. Apalagi setiap laki-laki yang ia sukai selalu saja lebih memilih Freya. Rasa iri dan dengki itulah yang membuat Erin selalu memusuhi Freya. Padahal Freya selalu saja acuh tak acuh. Ia tak peduli pada para gadis yang membenci dirinya sebab yang lebih dia utamakan adalah dapat menggaet laki-laki yang kaya raya sesuai ajaran dari ayah angkatnya, Reza.

Jadi ia tak peduli mau orang-orang membencinya, silahkan. Ia tak peduli. Itu memang konsekuensi dari perbuatannya. Termasuk kerap dikatakan sebagai wanita murahan. Ia benar-benar tak peduli. Memacari laki-laki kaya seakan doktrin yang ditanamkan Reza di otak cantik Freya. Namun akibat itulah, ia kini harus mendekam di dalam penjara.

Lalu haruskah ia menerima penawaran itu?

...***...

...HAPPY READING 😍😍😍...

1
ℓ ι ƒ ι α 💕
deuhh yang pengen dipanggil Mas 🤭🤭😁
Lucy Toruan
Luar biasa
Juliana Akip
Lumayan
Juliana Akip
Biasa
Erna Sudiastuti
Luar biasa
Windi Rannu
.
Atika
Luar biasa
Mimine Toto Ayra
Kecewa
Mimine Toto Ayra
Buruk
maria handayani
/Shy/
Mariani SPd
jangan end duluu thor
Mariani SPd
duh tragis banget lah huhuhu
syediiih Thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor yaaa
Mariani SPd
waduh.....kok pakai acara pingsan segala sih
Mariani SPd
seneng banget lah punya mertua kek gini
Mariani SPd
wesss keren banget mah punya nenek kek gini. atau besok kalo aq jadi nenek, kek gini juga ah. biar dunia terasa indah hahaha
Mariani SPd
hmm...... siapa lagi tuh thor
Mariani SPd
sehat2 terus othor sayang
Mariani SPd
Tirta lihat anaaaa
Mariani SPd
wah....makin kesini makin seru aja ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!