Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 - MARAH
BAB 5
“Tuan terima kasih anda bersedia menolongku, tapi aku mohon lepaskan aku. A-aku akan melakukan apapun asal tuan melepaskanku”, Pamela berusaha lepas dari tangan pria asing yang menahannya cukup kuat.
“Siapa namamu?”, tanyanya masih tak ingin melepaskan Pamela begitu saja.
“Pamela, tuan. Tolong tuan lepaskan, sa-saya .......”, Pamela menatap kedua mata hazel pria tampan ini, dirinya langsung teringat Leon yang juga memiliki warna mata sama. “Tuan, terima kasih”, ucap Pamela tegas dan semakin kuat menarik tangannya dari pria itu.
Akhirnya wanita pelampiasan Leonard ini dapat terlepas dan berlari keluar ruang tindakan rumah sakit tergesa-gesa, dengan tangan yang baru selesai diobati.
“Hey, jangan sampai kau terluka lagi”, teriak pria berjas mahal itu.
“Tentu saja tuan, terima kasih”, Pamela menoleh ke belakang. “Aku tidak tahu siapa itu?, tapi aku sangat berterima kasih karena dengan bantuannya waktu ku semakin cepat sampai ke rumah sakit”, gumam Pamela seraya berjalan cepat, ia lebih dulu merapikan penampilannya yang kacau sebelum memasuki ruang rawat VVIP .
Dylan Manassero pria tampan pewaris perusahaan terbesar ke 3 di Eropa, menatap kagum pada Pamela yang berusaha lari darinya usai mendapat pengobatan. ”Mengagumkan”, ucapnya masih tetap setia memandang Pamela meski telah menghilang entah kemana.
Jika wanita lain pasti akan menarik simpati seorang Dylan tapi tidak pada wanita yang berdiri menatap kesal padanya beberapa saat lalu, atau mungkin Pamela sengaja melakukan itu agar membuat Dylan penasaran dan mengejarnya, tapi rasanya sangat mustahil sungguh berbeda dari banyak wanita yang berhasil masuk dalam jeratannya termasuk Megan.
Pada akhinrya Dylan kembali pada kesadarannya yang hanya menatap orang lalu lalang, ia melepas Pamela karena dirasa gadisnya memiliki sesuatu yang harus diselesaikannya. Tapi yang pasti pria tampan ini memerintah anak buahnya untuk menyelidiki siapa itu Pamela Gerard, “Selidiki siapa gadis itu, aku ingin semuanya, jangan sampai ada yang terlewat. Lakukan pengawasan di sekitar apartemen Leon”, perintahnya pada anak buah yang hanya mengangguk paham.
Dylan penasaran mengapa gadis sebaik Pamela bisa berada di kawasan apatemen paling mewah Kota Spanyol dengan tangan terluka, “Apa mungkin ia memiliki unit apartemen di sana?, antara iya dan tidak, dilihat dari pakaian dan tas hingga sepatunya memang gadis itu bukan orang sembarangan tapi kenapa dia berlari”, pikir Dylan sepanjang perjalanan ke perusahannya.
“Pamela”, ucap suara wanita ringkih.
“Nenek”, bola mata Pamela berkaca-kaca, setelah berbulan-bulan Pamela baru bertemu dengan neneknya. “Aku merindukanmu nek”, memeluk wanita sepuh yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
“Kamu dari mana saja?, kamu berkerja sampai melupakan nenekmu”, membelai sayang wajah cantik cucunya.
“A-aku sibuk nek, pekerjaanku sangat banyak dan hari ini bos memberiku libur”, Pamela bahagia bisa melepas rindu bersama wanita yang merawatnya sejak kecil, keduanya saling bertukar cerita dan bercanda.
Baru 1 jam Pamela bercengkrama dengan neneknya, ia di kejutkan dengan telepon dari Alonso, “Ada apa Alonso menghubungiku?”, gumamnya.
“Apa itu bosmu?, nenek mau mengucapkan terima kasih”
“I-iya nek ini bosku, biar aku saja yang menyampaikan terima kasih nenek”, mengulas senyum lalu berdiri keluar kamar.
“Ya Alonso ada apa?”
“APA?”
“Bagaimana bisa”, batin Pamela.
“Iya aku kembali”, jawab Pamela.
Alonso asisten pribadi kepercayaan Leonard yang memintanya segera pulang. Rupanya Leon murka mengetahui wanitanya keluar apartemen dan bertemu dengan Dylan, apalagi pria yang sangat di bencinya lancang menyentuh tangan wanitanya.
“Nenek, maaf ada pekerjaan mendadak. Lain waktu aku kembali, nenek harus sehat, aku menyayangi nenek”, mengecup sayang dan menangis dalam hati. “Jangan sia-siakan pengorbananku nek, nenek harus sembuh”, ucapnya di hati.
Pamela segera kembali ke apartemen sebelum Leon mengerahkan pengawal pribadi untuk menyeretnya pulang.
.
.
“Semoga Leon tidak ada”, harapan dan doa Pamela, menyatukan kedua telapak tangannya. Sedikit berlari di lobby dan memasuki lift tergesa-gesa.
Tiba di penthouse, Pamela menelisik seisi ruangan yang sepi, sunyi dan dingin tak ada tanda keberadaan manusia. “Sepi, mungkin Leon hanya memerintah Alonso memastikan keberadaan ku tetap di apartemen”, gumamnya.
“Tapi dimana asisten rumah tangga?, bukankah seharusnya ia masih di sini?”, tanyanya semakin kebingungan.
Dirinya dikejutkan dengan suara tepukan tangan dari arah tangga, “Prok prok prok”, Leon berjalan menuruni anak tangga sembari membawa tali. Mendadak seluruh ruangan menjadi sangat menyeramkan, Pamela menelan salivanya, tahu apa yang akan dilakukan Leon.
“Istriku yang tidak tahu diri”, desis Leon menunjukan tali yang dibawanya tepat di depan mata Pamela. Mengelilingi wanita itu, memberi tatapan tajam mengintimidasi, meraba lembut pipi Pamela lalu menariknya paksa, bahkan kuku Leon dapat Pamela rasakan menancap di wajahnya.
Leon memainkan rambut Pamela yang terurai indah, mencium harum aroma shampo yang selalu membuatnya bergairah, “Ahhh”, pekik Pamela mendapati Leon menarik rambutnya.
“Rambutmu masih beraroma shampo yang sama”, bisik Leon dingin tepat di telinga istrinya yang ketakutan. Menyesap leher jenjang Pamela hingga tanda merah tercetak jelas, meski berada dalam situasi menyeramkan, Pamela tetap mengeluarkan suara madunya yang mengalun indah masuk ke dalam indra pendengaran Aleandro Leonard Torres.
Leon memastikan tidak ada aroma lain di tubuh istrinya, karena ia hapal betul setiap inchi harum tubuh wanita yang selalu memberinya kepuasan ini. Ia bahkan menciumi kedua pipi, belakang telinga hingga tengkuk Pamela, dan lagi suara de-s-aha-n lolos. Pamela membenci dirinya yang tidak bisa menguasai diri dan selalu terbuai sentuhan Leon.
Leon menyandarkan tubuhnya pada meja, menatap tajam Pamela. “Katakan, kemana dirimu?”, suara tegasnya memekakkan telinga. “Katakan bodoh”. Suaminya ini marah besar dan langsung menyeret paksa Pamela memasuki kamar.
“Tu-tuan maafkan aku”, cicit Pamela.
“Maaf?”, Leon tertawa sinis, “Apa hanya itu kata-kata yang kau bisa?”, Leon mengikat kedua tangan istrinya.
Memaki sampai kata-kata yang keluar dari mulut Leon menancap tepat di jantung Pamela. “Kau seharusnya tahu diri ja****”, mengapit kedua pipi Pamela lalu menghempaskan kasar. “Apa uang yang aku berikan kurang?, katakan”, bentaknya.
“Rupanya wanita kecil ini sangat haus akan uang, kau benar-benar wanita mu-r-ah-an”, ucap Leon di depan wajah istrinya yang merasa kesakitan pada kedua tangan.
“Apa kau menjual tubuh ini pada pria lain?, menjijikan”, Leon menatap tajam Pamela.
Sontak Pamela mendongak tidak terima pada tuduhan yang suaminya katakan.
“Tundukkan pandanganmu, ja****”, maki Leon.
Bagaimana bisa Aleandro Leonard Torres tega menuduhnya menjual tubuh pada pria lain, dan mengatakan dirinya wanita mur-ah-an, padahal sangat jelas Leon lah pria pertama bagi Pamela. Leon yang telah merenggut harta berharganya di malam pertama mereka, apa jerit kesakitan dan bercak darah pada seprai menjadi bukti yang kurang?, Pamela benar-benar sakit hati dan Leon menambah sayatan luka semakin dalam.
...TBC...
...****************...
...****************...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat