NovelToon NovelToon
After One Night

After One Night

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang
Popularitas:5.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Pasha Ayu

"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.

"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.


Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.

Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.

Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.

Happy reading Baby.... 🥳

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[Ingatan]

Badai keluar dari lift. Dan untuk yang kedua kalinya, sang mata disambut oleh teriakan Ciko di depan pintu apartemen milik Cheryl.

Sedari masih di perjalanan pun, Badai sempat membuka CCTV yang ia pasang di depan pintu apartemennya. Kenyataannya adalah, Cheryl tak keluar dari dua hari yang lalu.

Pikiran warasnya bertanya-tanya. Ada apa dengan gadis periang itu? Ada apa dengan wajah cantik yang biasanya menjadi polusi mata Badai selama ini?

Tunggu dulu. Dirinya saja tak tenang setelah malam panjang kemarin, apa lagi Cheryl yang seorang perempuan. Mungkinkah Cheryl mengakhiri hidupnya diam-diam.

"Cheryl kenapa?" Pikiran kalut mendominasi diri hingga bertanya tiba-tiba pada Ciko yang bingung mendapat teguran dari seorang Badai.

"Kakak ngomong sama Gue?" Ciko terlihat tak percaya.

"Lo pikir ada siapa lagi selain Lo?" Badai meninggikan suaranya.

"Ya sorry, Gue cuma terkejut aja bisa denger suara Lo yang mahal itu." Ciko tergelak remeh.

Badai mengerut bibir. Ia melangkah menuju pintu apartemennya sendiri. Niat bertanya ia urungkan setelah Ciko seolah tak ramah padanya.

Kakinya setia berdiri di depan pintu unit apartemen miliknya. Sedang ekor matanya melirik ke belakang tubuhnya. Badai masih penasaran dengan keberadaan Cheryl saat ini.

"Gue telpon Kak Sandy aja deh. Dia pasti bisa bantu Gue! Ya Tuhan, kenapa nggak kepikiran dari kemarin coba?" Ciko bergumam cemas, yang mana suara gerutuan gadis itu membuat Badai naik darah.

Kenapa harus menelepon Sandy yang belum tentu bisa datang ke sini? Ciko anggap apa Badai di sini? Apa setransparan itu dirinya?

📞 "Ya Cik." Suara Sandy terdengar karena Ciko mengeraskan suara panggilannya.

Badai tak beringsut dari pintunya. Ia masih ingin mendengar kelanjutan cerita tentang Cheryl malam ini juga.

"Kak Sandy bisa datang ke apartemen Ciko sama Cheryl sekarang nggak?"

📞 "Loh, ada apa memangnya?"

"Dua hari ini Cheryl nggak keluar dari apartemennya. Ciko khawatir, Mommy Daddy nya nelpon Ciko terus. Telepon mereka juga nggak ada yang dijawab sama Cheryl." Keluh Ciko.

📞 "Oya?"

"Iya, gimana dong!"

📞 "Oke-oke, Gue ke sana sekarang. Lo coba lakukan apa pun semampunya, atau, hubungi scurity kalo bisa."

"Iya Kak." Angguk Ciko.

📞 "Aku tutup!" Ciko mengusap dadanya setelah cukup tenang dengan kesediaan Sandy malam ini.

Badai membuka pintu huniannya. Ia melangkah masuk kemudian menutup pintu apartemennya dengan keras.

Langkahnya berlanjut menuju ruang tengah, di mana ia bisa menemukan layar CCTV sembari duduk pada sofa.

Satu persatu sepatu miliknya ia hempas serampangan. Jaket dan kaos pun ia lepas hingga hanya menyisakan singlet ketat berwarna hitam saja. Tas punggungnya ia buka demi meraih ponsel dari dalam sana.

Di wajahnya terlukis semburat kecemasan yang entah datang sejak kapan dan apa itu alasannya.

Tak cukup bisa lebih tenang, Badai meneguk telak sisa minuman paginya yang masih teronggok di meja ruang tersebut.

Harap-harap cemas. Matanya kini fokus pada layar monitor miliknya, di luar sana Ciko masih mencoba menekan bel berkali-kali bahkan sampai memanggil beberapa satpam untuk membantunya menggedor- gedor pintu milik Cheryl.

Tak lama dari itu Sandy datang. Badai merapatkan tubuhnya agar lebih intens dengan layar CCTV miliknya.

Terlihat di luar sana, Sandy sudah akan mendobrak pintu Cheryl tapi kemudian pintu itu terbuka dengan pelan.

Badai memicingkan matanya. Ia seksama mengamati gadis cantik yang berdiri di ambang pintu apartemen milik tetangganya.

Badai mendengus sedikit napasnya. Ada secuil ketenangan yang ia dapati setelah melihat sosok Cheryl cukup baik dengan busana tidur pendek berwarna merah muda.

Setelah bersalaman dengan para satpam. Kini, Sandy dan Ciko tenggelam di balik pintu unit milik Cheryl.

"Ya Tuhan gadis bodoh ini!" Badai mengusap wajahnya secara kasar. Beberapa menit yang lalu dirinya dibuat tak bisa meredam kecemasan.

Badai memposisikan punggung senyaman mungkin pada sandaran sofa empuknya, ia mengutak-atik gawai tipis, lalu melayangkan panggilan telepon pada nomor Sandy.

Entah apa alasan yang mendasari dirinya untuk menelepon sahabat terbaiknya itu. Badai pikir, tak ada alasan yang cukup kuat untuk dideskripsikan.

📞 "Ya, Bai." Sandy mengangkat panggilan darinya.

"Lo di mana sekarang?" Basa-basi mungkin akan membuat Sandy tak banyak bertanya.

📞 "Gue lagi di apartemen Cheryl. Lo mau gabung nggak?"

"Nggak!"

📞 "Gue lupa, Lo nggak mungkin datang ke sini." Sandy terkekeh setelah mengatakan itu.

"Gue minta maaf, sore tadi Gue marah-marah ke Lo." Akhirnya ada alasan yang Badai temukan agar panggilannya tak membuat kesan janggal.

📞 "Nggak masalah. Gue ngerti."

📞 "Sebenarnya Lo ngapain sih di dalam sini hah? Gila aja Lo Ryl, dua hari loh nggak keluar, nggak angkat telepon, nggak juga balas chat dari semua orang! Lo kenapa sih?" Terdengar Ciko merutuki sahabatnya.

Badai memfokuskan telinganya, Ia penasaran dengan jawaban Cheryl kali ini.

📞 "Nggak ada yang perlu dicemaskan Ciko Sayang. Gue cuma lagi pengen sendiri. Akhir akhir ini Gue banyak kangen sama Mommy Daddy." Suara Cheryl terdengar baik-baik saja.

📞 "Sorry Bai, mereka cewek- cewek lagi pada berisik, Gue tutup dulu yah?"

"Hmm." Badai mengangguk.

Tuuutt, panggilan terputus. Kendati masih ingin mendengar situasi kongkrit dari seberang sana, terpaksa sekali Badai menyetujui permintaan sahabatnya.

Setidaknya ia tenang sekarang. Cheryl tidak melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri seperti yang sempat melintasi pikiran buruknya.

Merasa lengket karena keringat, Badai bangkit dari duduk, ia memasuki kamar miliknya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Satu persatu pakaian miliknya ia pupuskan hingga polos tak bersisa. Dia mengisi air hangat dan sabun ke dalam bathub berbentuk persegi panjang lalu menenggelamkan sebagian tubuhnya di balik gunungan busa-busa sabun yang tercipta.

Badai menyandar punggung lalu memejamkan mata. Dalam hening, tawa cekikikan dan desah manja Cheryl malam kemarin terngiang kembali di telinganya.

"Kakak, jangan gitu, yang itu sensitif! Geli, aw aw!" Malam kemarin Cheryl terkikik geli saat dirinya menggigiti sesuatu yang paling candu dari perempuan itu.

Cermin dan meja marmer kamar mandi ini menjadi saksi bisu nya. Dan di atas bathub ini pula ia menyaksikan betapa indahnya tubuh polos Cheryl saat bercampur dengan gunungan busa-busa sabun.

"Kenapa kau menyukai ku?" Malam itu, di atas bathub yang sama Badai menatap dalam-dalam wajah cantik pengagum setianya.

Cheryl menggeleng polos. "Entahlah, Cheryl nggak punya alasan untuk memiliki perasaan ini. Yang pasti, Cheryl betah dengan rasa ini."

"Kau tahu aku sudah punya kekasih kan?" Badai mengusap lembut bibir candu Cheryl yang ditutupi oleh busa kecil.

"Tahu, tapi, Cheryl mau ini." Kala itu Cheryl mengalihkan pembicaraan mereka dengan kembali menyerang bibir bawah Badai.

Badai memeluk tubuh licin Cheryl yang menyatu dengan tubuhnya.

"Ingat Baby. Hanya ada satu pengaman terakhir, pengaman yang kita beli sudah selesai." Lirih, Badai membisikkan kata warning itu.

Cheryl terkekeh lalu melanjutkan aksi intimnya. Badai hanyut dalam buaian asmara cinta panas seorang Cheryl.

Malam itu mereka melakukan pergumulan secara berkali-kali, sampai menghabiskan beberapa kotak pengaman yang mereka beli melalui jasa pesan antar.

Badai membuka matanya. Ingatan manis tentang Cheryl kini menjadi hal baru baginya. Meski dari luar polos, Cheryl cukup pandai membuatnya candu akan kenangan satu malam itu.

1
AIKO
👍
Rinna Nya Fathul
Luar biasa
EndRu
terurai benang merah nya...
Laura
EndRu
eh eh
mulai posesif mazee
EndRu
ga ada baru nyadar..
kebiasaan ada jadi ga ada berasa ganjil kan Bay
Lilik Khoniah
lanjut terus jgn kasih kendor,aku cocok saja sama alurnya
Nining Wahyuningsih
karakter badai agak gak suka thor , karena pinter tapi goblok
Yuni Youn
karya yang bagus,suka baca nya runtut
FarZah Sopiah
nasib mu pintu slalu jadi kambing hitam
FarZah Sopiah
menurut kuh enggak cocok sama kepribadian nya Badai
FarZah Sopiah
hahaha Badai banget ini
FarZah Sopiah
cute ezaaa
FarZah Sopiah
emang hukuman yg paling pantas buat Badai
FarZah Sopiah
justru ini lebih syeruu
FarZah Sopiah
ikhlas kan semua nya Cheryl
FarZah Sopiah
lope you too sekebon mawar
FarZah Sopiah
siap terima kejutan
FarZah Sopiah
mana Dirga yg bijaksana
FarZah Sopiah
jangan pesimis Cheryl ayo semangat
FarZah Sopiah
dah Dig dug seer rasanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!