NovelToon NovelToon
Jodohku Suporter Bola

Jodohku Suporter Bola

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:260
Nilai: 5
Nama Author: Hanyrosa93

Sekelompok anak muda beranggotakan Rey Anne dan Nabila merupakan pecinta sepak bola dan sudah tergabung ke kelompok suporter sejak lama sejak mereka bertiga masih satu sekolah SMK yang sama
Mereka bertiga sama-sama tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena terbentur biaya kala itu Akhirnya Anne melamar kerja ke sebuah outlet yang menjual sparepart atau aksesories handphone Sedangkan Rey dan Nabila mereka berdua melamar ke perusahaan jasa percetakan
Waktu terus berlanjut ketika team kesayangan mereka mengadakan pertandingan away dengan lawannya di Surabaya Mereka pun akhirnya berangkat juga ke Surabaya hanya demi mendukung team kesayangannya bertanding
Mereka berangkat dengan menumpang kereta kelas ekonomi karena tarifnya yang cukup terjangkau Cukuplah bagi mereka yang mempunyai dana pas-pasan
Ketika sudah sampai tujuan yaitu stadion Gelora Bung Tomo hal yang terduga terjadi temannya Mas Dwi yang merupakan anggota kelompok suporter hijau itu naksir Anne temannya Rey.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanyrosa93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berangkat Kerja Bareng

Paginya, Arif sudah berada di rumahnya. Ia membawa buah tangan untuk istrinya yang berada di rumah. Sejak tadi malam, istrinya, Rina, sudah berkali-kali mengiriminya pesan menanyakan kapan ia pulang. Arif tersenyum kecil melihat wajah istrinya yang tampak lega begitu melihatnya pulang.

"Kamu sudah sarapan?" tanya Rina seraya menerima kantong plastik yang diberikan Arif.

"Belum. Aku tadi buru-buru ingin cepat pulang," jawab Arif sembari melepas sepatu.

Rina menghela napas. "Harusnya kamu makan dulu di jalan. Aku sudah bilang jangan terlalu memaksakan diri."

Arif hanya tersenyum menenangkan. Ia masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang makan. Rina segera menyajikan sepiring nasi goreng yang baru selesai dimasaknya.

***

Sementara di tempat lain, Anne dan Yuda berangkat ke tempat kerjanya dengan memakai kendaraan umum. Yuda belum bisa kredit motor, karena baru beberapa minggu bekerja, memang ada motor di rumahnya di Surabaya. Namun, tidak dibawa karena alasan terlalu jauh.

"Kamu yakin nggak mau nyicil motor aja?" tanya Anne sambil melirik Yuda yang berdiri di sampingnya.

Yuda menghela napas pelan. "Belum, Anne. Aku kan baru beberapa minggu kerja. Nabung dulu, deh."

Anne mengangguk paham. Ia tahu, Yuda memang tidak suka terburu-buru dalam mengambil keputusan, apalagi yang berkaitan dengan keuangan. Sebenarnya, Yuda punya motor di rumahnya di Surabaya, tapi tidak dibawa karena alasan jarak yang terlalu jauh.

Bus yang mereka tunggu akhirnya datang. Mereka segera naik dan mencari tempat duduk kosong di dekat jendela. Anne membuka ponselnya, memeriksa pesan-pesan yang masuk. Sementara Yuda menatap ke luar jendela, menikmati pemandangan jalanan yang mulai padat oleh kendaraan.

"Ada yang menarik?" tanya Anne ketika melihat Yuda tersenyum kecil.

"Nggak ada. Aku cuma kepikiran, dulu waktu masih kuliah, aku nggak kebayang bakal kerja di tempat yang jauh, ya?"

Anne tertawa kecil. "Iya, aku juga. Dulu aku sering bilang mau kerja di sini aja biar dekat sama rumah."

"Rencana memang bisa berubah," sahut Yuda sambil mengangkat bahu. "Tapi aku bersyukur, sih. Setidaknya ada kamu di sini."

Anne menundukkan kepala, menyembunyikan senyum kecilnya. Mereka berdua memang sudah lama berteman, bahkan sejak masih kuliah. Namun, entah sejak kapan Anne mulai merasa nyaman dengan kehadiran Yuda lebih dari sekadar teman biasa.

Bus berhenti di depan gedung kantor. Yuda turun, lalu berjalan masuk ke dalam gedung. Sedangkan Anne masih terus menempuh jarak beberapa puluh meter lagi. Mereka berpisah di pertigaan jalan karena bekerja di divisi dan perusahaan yang berbeda.

Hari itu, pekerjaan Anne cukup banyak. Ia harus menyusun laporan, membereskan etalase aksesories ponsel, dan berkoordinasi dengan tim lain. Yuda juga sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Namun, di sela-sela kesibukan, mereka masih sempat bertukar pesan singkat.

Anne

[ Kamu makan siang di kantin, kan? ]

Yuda

[  Iya. Kamu ikut?]

Anne

[ Nggak bisa, ada bos datang pukul 13.00.]

Yuda

[ Oke, nanti aku bawain roti buat kamu.]

Anne

[ Baik banget, sih. Makasih, ya!]

Yuda hanya membalas dengan emoji senyum.

Saat jam makan siang, Yuda pergi ke kantin seperti biasa. Namun, kali ini, ia membeli dua bungkus roti untuk Anne. Setelah selesai makan, ia menuju ke tempat kerjanya Anne dan menyerahkan roti yang sudah dibelinya.

"Ini buat kamu," katanya sambil menyodorkan roti itu.

Anne tersenyum menerima. "Terima kasih, Mas Yuda. Aku jadi nggak perlu keluar beli cemilan lagi."

"Jangan lupa makan, ya," ujar Yuda sebelum kembali ke tempat kerjanya yang gak agak jauh.

Anne menatap punggung Yuda yang menjauh, lalu tersenyum kecil. Hatinya terasa hangat.

Hari kerja pun berlalu dengan cepat. Saat jam pulang tiba, Anne dan Yuda kembali bertemu di halte.

"Kamu mau langsung pulang, yank ?" tanya Yuda.

Anne menggeleng. "Aku ada urusan sebentar,ingin beli buku di toko buku. Kamu mau ikut?"

Yuda berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Boleh. Aku juga mau lihat-lihat buku."

Mereka berjalan bersama menuju toko buku yang tidak jauh dari kantor tempat kerja Yuda dan Toko dimana Anne bekerja. Anne langsung menuju rak novel, sementara Yuda berjalan ke bagian buku pengembangan diri. Sesekali, mereka saling memanggil dan menunjukkan buku yang menarik perhatian.

Setelah puas berkeliling, mereka keluar dari toko buku dan berjalan santai menuju halte. Langit sudah mulai gelap, dan lampu jalanan mulai menyala.

"Yank, kamu lapar?" tanya Yuda tiba-tiba.

Anne menoleh. "Sedikit, sih."

"Ayo, kita makan dulu sebelum pulang," ajak Yuda.

Anne tidak menolak. Mereka mampir ke sebuah warung makan sederhana, memesan makanan, lalu mulai berbincang santai.

Di sela-sela obrolan mereka, Anne menyadari sesuatu. Bersama Yuda selalu terasa nyaman. Ada perhatian kecil yang diberikan Yuda tanpa diminta. Ada kebersamaan yang terasa begitu alami.

Apakah mungkin… perasaannya terhadap Yuda bukan sekadar perasaan biasa?

Anne menggelengkan kepalanya pelan, berusaha menepis pikirannya sendiri. Namun, senyuman Yuda yang tulus saat berbicara dengannya membuatnya sulit menyangkal apa yang dirasakannya.

Setelah selesai makan, mereka pulang bersama. Di dalam bus, Yuda kembali duduk di samping jendela, sementara Anne di sebelahnya.

"Besok pagi kita berangkat bareng lagi, kan?" tanya Yuda.

Anne mengangguk. "Iya. Seperti biasa."

Yuda tersenyum, lalu kembali menatap ke luar jendela. Anne ikut tersenyum kecil. Entah bagaimana, ia merasa hari-harinya semakin menyenangkan sejak bekerja di daerah

yang sama dengan Yuda hanya beda perusahaan saja. Dan mungkin… perasaan itu akan terus tumbuh. Setelah bus itu sampai di depan minimarket, Bus lalu berhenti, Anne dan Yuda lalu turun dari dalam bus.

Kita berjalan bersama menuju jalan kecil sekitar komplek perumahan, sesekali Mas Yuda sambil mengajaknya bercanda. Tiba-tiba Mas Yuda tersandung batu kerikil, karena gara-gara tadi terlalu bersemangat bercandanya sampai-sampai hilang konsentrasi dan hilang keseimbangan.

Aku pun mendekati Mas Yuda, “ Ayank Mas, kamu gak apa-apa?” tanyaku sambil membersihkan baju seragam kerjanya yang agak kotor dengan debu jalanan.

“ Oh enggak apa-apa kok yank, jangan terlalu khawatir.” jawab Mas Yuda kemudian.

“ Ya udah syukur kalau gak apa-apa, maafin aku ya yank tadi bercandanya berlebihan.” ucapku sambil merasa bersalah kepada Mas Yuda.

“ Gak apa-apa yank, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri juga, lokasi kost'n mas sebentar lagi nyampe, nih! Mas duluan, ya.”

“ Iya silakan, Mas!”

Aku mempersilakan Mas Yuda berjalan duluan lalu belok ke gang sempit, dimana kost'an Mas Yuda itu berada. Sedangkan aku kembali berjalan santai dengan beberapa meter lagi menuju rumahku.

Sesampainya di depan rumah, aku lalu membuka alas kakiku dan segera memasuki rumah.

“ Akhirnya, sampai  juga nih, pegal banget nih.” gumamku dalam hati.

***

1
Hanyrosa93
boleh, yang mana ya novelnya?
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado
Hanyrosa93: boleh
total 1 replies
Nay
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!