NovelToon NovelToon
Pesona Duda Perjaka

Pesona Duda Perjaka

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bareta

“Jangan berharap anak itu akan menggunakan nama keluarga Pratama ! Saya akan membatalkan pernikahan kami secara agama dan negara.”

Sebastian Pratama, pewaris tunggal perusahaan MegaCyber, memutuskan untuk membatalkan pernikahannya yang baru saja disahkan beberapa jam dengan Shera Susanto, seorang pengacara muda yang sudah menjadi kekasihnya selama 3 tahun.
Shera yang jatuh pingsan di tengah-tengah prosesi adat pernikahan, langsung dibawa ke rumah sakit dan dokter menyatakan bahwa wanita itu tengah hamil 12 minggu.

Hingga 1.5 tahun kemudian datang sosok Kirana Gunawan yang datang sebagai sekretaris pengganti. Sikap gadis berusia 21 tahun itu mengusik perhatian Sebastian dan meluluhkan kebekuannya.

Kedekatan Kirana dengan Dokter Steven, yang merupakan sepupu dekat Sebastian, membuat Sebastian mengambil keputusan untuk melamar Kirana setelah 6 bulan berpacaran.

Steven yang sejak dulu ternyata menyukai Kirana, berusaha menghalangi rencana Sebastian.
Usaha Steven yang melibatkan Shera dalam rencananya pada Sebastian dan Kirana, justru membuka fakta hubungan mereka berempat di masa lalu.



Cover by alifatania

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Cerita dari Masa Lalu

Sesuai pembicaraan sebelumnya kalau kedua orangtua Kirana pulang dengan mobil papa Heru dan disopiri oleh Dion, sementara Kirana pulang dengan Sebastian.

Raut wajah kekasihnya terlihat kesal sejak bertemu dengan opa dan oma Raven, namun Kirana tidak berani bertanya-tanya dulu.

Raven sendiri tadi sempat menangis kembali saat Sebastian mengambil paksa dan menyerahkan pada babysitter. Kirana yang tidak tega ingin membujuk bocah yang berusia hampir dua tahun itu, namun dengan tegas Sebastian tidak memperbolehkannya dan langsung menarik lengan Kirana menjauh dari mereka.

“Bee, aku lapar,” Kirana memegang perutnya yang sempat berbunyi.

Sebastian masih terdiam dan pandangannya fokus ke depan. Rahangnya masih mengeras dengan raut wajah yang tidak bersahabat.

Kirana yang tidak digubris merasa kesal.

“Bee !” Panggilnya dengan sedikit keras.

Sebastian bereaksi, dia menoleh sekilas pada Kirana lalu kembali melihat ke depan. Terlihat Kirana mendengus kesal.

“Kalau kamu nemuin aku cuma buat marah-marah nggak jelas begini, turunin aku di depan !” Kirana jadi bertambah emosi.

Sebastian pun menepikan mobilnya dan tidak berbicara apa-apa. Tanpa menoleh, dia membuka kunci pintu mobil.

Kirana menarik nafas panjang menahan emosi. Kalau seperti ini berarti Sebastian tidak keberatan Kirana turun dari mobil.

Gadis itupun melepas seatbelt dan membuka pintu. Baru saja sebelah kakinya terangkat ingin keluar menginjak aspal, Sebastian menarik Kirana ke dalam pelukannya.

“Kamu sengaja menghubungi Steven untuk menemuimu ?”

Kirana tidak menjawab, tangannya berusaha mendorong tubuh Sebastian yang terlalu erat memeluknya hingga ia kesulitan bernafas normal.

Merasa tangan Kirana terus mendorong di dadanya, Sebastian melerai pelukannya. Ditatapnya wajah Kirana yang sedang menarik nafas cepat beberapa kali.

“Aku susah nafas, Bee. Kamu memeluku terlalu erat.” Kirana memberenggut.

“Kakiku juga agak sakit nih,” Kirana memperbaiki posisi kaki kirinya yang sempat tersangkut di pintu karena tadi kakinya sudah siap turun

“Jadi aku tetap di mobil atau turun ?” Masih dengan wajah cemberut, Kirana menatap Sebastian.

Pria itu melepas seatbelt-nya dan mencondongkan tubunya ke arah Kirana, lalu menarik pegangan pintu untuk menutupnya.

Kirana langsung menyender ke kursi penumpang karena posisi Sebastian begitu menempel dengan dirinya, dan wajah mereka pun berdekatan hingga Kirana bisa merasakan hembusan nafas Sebastian.

Jantung Kirana semakin berdegup kencang saat Sebastian tidak langsung kembali pada posisinya semula. Wajah mereka begitu dekat hingga kedua hidung mereka bersentuhan. Sebastian memegang wajah Kirana dengan tangan kanannya dan memberikan ciuman pada bibir merah muda itu.

Memang ini bukan yang pertama kali Sebastian mencium Kirana begitu dalam, namun perasaan berdebar itu masih bertalu-talu membuat Kirana panas dingin.

Matanya hanya memejam saat Sebastian masih mencium bibirnya.

“Honey,” Sebastian melepaskan ciumannya dan membersihkan ujung bibir Kirana yang basah. “Jangan lagi sering menemui Steven. Sebagai sesama lelaki aku bisa melihat kalau dia masih begitu mencintaimu.”

Sebastian kembali ke posisinya di depan setir dan memasang seatbelt-nya.

“Aku benar-benar cemburu !” Tegas Sebastian. “Apalagi kalian bertemu di rumah sakit, membuat aku….”

Kruk kruk kruk

Belum sempat Sebastian meneruskan kalimatnya, perut Kirana kembali berbunyi.

“Sorry Bee,” Kirana menunduk tersipu malu.

Sebastian tertawa pelan dan mengacak rambut Lirana.

“Kasihan banget nih calon istriku kelaparan,” ledek Sebastian sambil menyalakan mobil kembali.

“Aku kan sudah bilang dari tadi kalau lapar,” protes Kirana. “Kamu aja yang sengaja tidak mau dengar.”

Sebastian tergelak saat melihat wajah Kirana yang kesal dengan bibir mengerucut. Tidak banyak percakapan selama perjalanan menuju restoran pilihan Sebastian.

“Pelan-pelan Ki, kalau kurang kamu masih boleh nambah,” Sebastian mengambil tissue dan melap sisa saos steak di ujung bibir Kirana.

Sebastian memberikan isyarat pada pelayan yang berdiri dekat situ dan langsung mengerti maksud Sebastian.

Kirana menggeser piring steaknya yang sudah kosong. Sebastian sendiri sudah lebih dulu menghabiskan pesanannya.

Tidak lama pelayan tadi sudah kembali dan mengantarkan semangkuk es krim yang membuat mata Kirana langsung terbelalak karena senang.

Kirana menatap Sebastian dengan mata memicing.

“Kamu mau cerita apa kali ini ?” Pancingnya.

“Cerita apa ?” Sebastian pura-pura tidak mengerti.

“Memberi aku makan kenyang dan menyogok dengan semangkuk es krim porsi jumbo.” Mata Kirana masih memicing memperhatikan wajah kekasihnya.

“Kamu tuh,” Sebastian mecubit sebelah pipi gadis kesayangannya. “Memangnya kamu mau aku cerita apa ?”

Kirana mengambil sendok es krim. Suapan pertama berupa es krim cokelat langsung di sodorkan ke mulut Sebastian.

“Biar ceritanya lancar,” oceh Kirana. Sebastian tertawa pelan.

“Bee, sebetulnya ada masalah apa kamu sama Steven soal perempuan ? Aku nggak mau menebak-nebak. Pusing.”

Sebastian mengambil minuman di gelasnya setelah es krim habis tertelan di mulutnya.

“Jangan cemburu ya,” Sebastian menoel dagu Kirana yang balas mencebik pada Sebastian.

“Setelah satu tahun pacaran, aku baru tahu kalau Shera adalah teman Steven sejak masih SMA dan mereka bertemu lagi saat keduanya kuliah di Jogja, namun berbeda universitas.”

“Satu SMA ?” Dahi Kirana berkerut. “Kayaknya aku nggak pernah lihat Steven main dengan Shera.”

“Shera anak pindahan saat kelas 11.”

Kirana mengangkat kedua bahunya, menandakan kalau dia memang tidak tahu kalau Shera satu sekolah dengannya dan Steven.

“Singkat kata, hubungan mereka cukup baik karena menurut cerita Shera, mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu senggang bersama, meski tidak hanya berduaan.”

Kirana mengangguk-angguk saja sambil menikmati es krimnya. Sesekali dia suapi juga Sebastian.

“Mereka bertemu lagi aku mengajak Shera ke acara keluarga. Waktu itu kami sudah berpacaran kursng lebih 1.5 tahun. Steven sendiri sedang koas di rumah sakit milik Uncle Raymond.”

Sebastian kembali meneguk minumannya.

“Dengan alasan kalau rumah sakit Uncle Raymond adalah klien kantor pengacara tempat Shera magang, beberapa kali Shera datang ke rumah sakit. Dia bilang pertemuannya dengan Steven tidak disengaja. Entah mengapa suara hatiku bilang berbeda. Bahkan Shera pernah lupa janjinya denganku dua kali. Aku langsung pergi ker rumah sakit. Dan seperti dugaanku, Shera bertemu dengan Steven bukan Uncle Raymond. Sekali aku menemui mereka di salah satu cafe di rumah sakit, dan sekali lagi mereka sedang berada di ruang praktek Steven.

“Apakah mereka melakukan sesuatu yang diluar batas kewajaran ?”

Sebastian menggeleng sambil menikmati es krim yang baru saja disuapkan oleh Kirana.

“Steven selalu membanggakan kamu sebagai cinta pertamanya dan satu-satunya perempuan yang ingin dinikahinya. Dan memang aku lihat kalau Steven memperlakukan Shera hanya sebatas teman. Tapi tidak dengan Shera, aku bisa merasakan kalau dia memiliki perasaan lebih pada Steven.”

“Lalu kenapa kamu tetap menikahi Shera ?” Alis Kirana menaut, sedikit bingung dengan pikiran Sebastian.

“Shera adalah wanita pertama yang membuat aku merasakan jatuh cinta. Sebetulnya mommy tidak terlalu setuju aku sampai memutuskan untuk menikahi Shera. Tapi apa alasannya, mommy hanya bilang kalau naluri keibuannya mengatakan kalau Shera bukanlah wanita yang tepat untukku.”

“Kalau memang Shera punya perasaan khusus pada Steven, apa dia tidak pernah minta putus atau mungkin menolak lamaranmu untuk menjadi istrinya ?”

“Tidak pernah,” Sebastian menggeleng. “Ia tidak pernah meminta putus. Setwlah 2 tahun kami pacaran, aku pun melamarnya secara resmi tapi dia menolak dengan alasan ingin fokus sampai mendapatkan ijin sebagai pengacara dulu baru menikah.”

Kirana tersenyum tipis. Perasaannya sedikit tercubit saat Sebastian menyatakan kalau Shera adalah wanita pertama yang membuatnya jatuh cinta.

Biasanya seorang pria sulit melepaskan cinta pertsma mereka. Apalagi Kirana merasa kalau Sebastian-lah yang sangat mencintai Shera sampai menutup mata terhadap apapun yang ada di depan matanyaz

“Kirana,” Sebastian menyentuh lengan Kirana yang sedang memegang sendok di dalam mangkuk es krim.

Mata Sebastian memicing. Kirana yang tersadar dari pikirannya, mendongak dan tersenyum lebar, menutupi perasaannya yang tiba-tiba gundah gulana.

1
Gerda Minar
spil dong foto kirana dan sebastian
Indah Rizqi Amalia
enak sebenernya kalo punya pacar bucin, tapi ribet kalo mau pergi sama temen banyak drama😅
Nana Sulistiana
Kecewa
Nana Sulistiana
Buruk
Rafly Rafly
bocil bunting ini aneh..udah janji nggak mau nemuin Steve lagi...ini malah...ntar giliran di bales Bastian mewek...
dah lah Mr. bas.. lepas dan buang saja perempuan macam itu...ambil saja baby-nya...
kalea rizuky
loo cut gk ada di scrip/Curse//Curse/
Baretta: Improvisasi Kak 😃😃
total 1 replies
Rafly Rafly
jgn karena suami mu BUCIN lantas kamu seenaknya saja tiap ada masalah datang malah menghampiri ilaki laki lain Bu..bisa bisa malah diembat ntar mewek /Tongue//Tongue//Tongue/
Memyr 67
𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗂𝗍𝗎, 𝗆𝖺𝗇𝗎𝗌𝗂𝖺 𝖽𝗂𝗅𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝗇𝖺𝖿𝗌𝗎𝗇𝗒𝖺. 𝗇𝖺𝖿𝗌𝗎 𝖽𝗂𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖺𝗐𝖺 𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖾𝗁𝖺𝗇𝗏𝗎𝗋𝖺𝗇. 𝗃𝗎𝗅𝗂𝖺 𝗌𝖺𝗂𝖽
Memyr 67
baru tau, orang yg nikahnya di altar, ada acara cukur rambut bayinya juga. acara pembaptisan bayi yg baru lahir pakai cukur rambut bayi juga ya?
Baretta: Tetap ada Kak biasanya di usia bayi 39 atau 41 hari. Kalau di acara pembaptisan tidak ada acara cukur rambut bayi
total 1 replies
chtiana 75
Luar biasa
Memyr 67
shera bodoh kok betah banged
chtiana 75
Luar biasa
Rafly Rafly
makanya... jadi orang jgn sok kepo...kena sendiri akhirnya..mewek.. perempuan dodol
Rafly Rafly
dasar perempuan bodoh Kirana.. terlalu naif...udah tau laki yg terlalu obsesi gitualah di tantang...tolol tolol
Rafly Rafly
Luar biasa
Rafly Rafly
wadadidaww... gempar lobby hotel /Tongue//Tongue//Tongue/
mufha musyarrofah
Luar biasa
Rafly Rafly
tipu daya wanita meng luar biasa dahsyatnya..../Facepalm//Facepalm/
Yogya Sasmito
Luar biasa
Memyr 67
shera sebodoh itu bisa jadi pengacara? pengacara di perusahaan pratama lagi? menjebak kirana dan steven kok di hotel pratama, milik calon mertua kirana? beneran bodoh tolol bego shera.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!