NovelToon NovelToon
Alena: My Beloved Vampire

Alena: My Beloved Vampire

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa Fantasi / Vampir / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Syafar JJY

Alena: My Beloved Vampire

Sejak seratus tahun yang lalu, dunia percaya bahwa vampir telah punah. Sejarah dan kejayaan mereka terkubur bersama legenda kelam tentang perang besar yang melibatkan manusia, vampir, dan Lycan yang terjadi 200 tahun yang lalu.

Di sebuah gua di dalam hutan, Alberd tak sengaja membuka segel yang membangunkan Alena, vampir murni terakhir yang telah tertidur selama satu abad. Alena yang membawa kenangan masa lalu kelam akan kehancuran seluruh keluarganya meyakini bahwa Alberd adalah seseorang yang akan merubah takdir, lalu perlahan menumbuhkan perasaan cinta diantara mereka.
Namun, bayang-bayang bahaya mulai mendekat. Sisa-sisa organisasi pemburu vampir yang dulu berjaya kini kembali menunjukan dirinya, mengincar Alena sebagai simbol terakhir dari ras yang mereka ingin musnahkan.
Dapatkah mereka bertahan melawan kegelapan dan bahaya yang mengancam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafar JJY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Rencana Alberd

Chapter 22: Menyiapkan Rencana Kejutan

"Kriiing… kriiing…"

Suara dering ponsel memecah kesunyian di dalam apartemen.

Tangan ramping Alena meraih ponsel di meja samping tempat tidurnya. Dia mengangkatnya tanpa melihat layar, masih setengah mengantuk.

"Halo? Alberd?" gumamnya.

Dari seberang, terdengar suara Alberd yang akrab dan menenangkan.

"Halo, Dewiku. Aku cuma mau kasih tahu, siang ini aku nggak bisa ke apartemen. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Tapi aku janji malam ini akan menebus semuanya. Tidak apa-apa, kan?"

Alena tersenyum tipis, matanya sedikit terbuka lebih lebar. "Tidak apa-apa, Alberd. Selesaikan saja urusanmu. Aku akan menunggu," jawabnya lembut.

"Oh, satu lagi," lanjut Alberd dengan nada sedikit tergesa. "Nina bilang dia akan datang ke apartemen sebentar lagi. Dia ingin mengajakmu berbelanja. Katanya, kali ini kamu harus ikut."

Alena tertawa kecil, bayangan Nina yang memaksa membuatnya geli. "Baiklah, aku akan pergi dengannya. Kau tak perlu khawatirkan apa pun di sini."

"Terima kasih, sayang. Sampai jumpa nanti malam, Dewiku. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu. Hati-hati di jalan."

Telepon pun ditutup, meninggalkan senyum hangat di wajah Alena.

Di Rumah Keluarga Reinhard,

Mobil Alberd meluncur mulus di jalan setapak menuju rumah keluarganya. Setelah memarkir, dia keluar dengan langkah mantap, mencoba menyembunyikan gugup yang mulai menjalari hatinya.

"Ibu, Ayah, aku pulang!" serunya ketika memasuki ruang tamu.

Stefani Reinhard, ibunya, bangkit dari sofa dengan senyum hangat. "Nak, kamu sudah pulang. Mana Nina? Dia tidak bersamamu?" tanyanya.

Alberd melepas ranselnya, meletakkannya di sofa, lalu duduk di samping ayahnya, Grinfol Reinhard, yang duduk tegap dengan aura penuh wibawa. "Nina bilang dia ada urusan sebentar, Bu. Jadi dia akan pulang belakangan," jawab Alberd sambil tersenyum tipis.

Stefani melangkah kebelakang, lalu tak lama datang membawa segelas air, meletakkannya di meja. "Minum dulu, Nak," ujarnya lembut.

Alberd mengambil gelas itu, meneguknya, lalu meletakkannya kembali. Ia menarik napas panjang, menatap kedua orang tuanya bergantian. "Ayah, Ibu… sebenarnya aku ingin membicarakan sesuatu yang penting."

Grinfol mencondongkan tubuhnya sedikit, sementara Stefani memandang putranya penuh perhatian.

"Ayah dan Ibu… aku mencintai seorang wanita." Suara Alberd terdengar tegas namun mengandung keraguan. "Kami baru saling mengenal selama seminggu, tapi aku tahu dia adalah orang yang tepat. Aku ingin meminta pendapat kalian."

Hening sejenak. Grinfol dan Stefani saling berpandangan, sebelum tawa Grinfol yang berat namun hangat memecah suasana.

"Hahaha! Ayah kira apa. Itu bagus, Nak. Jika kau benar-benar mencintainya, ayah akan mendukungmu sepenuhnya!" seru Grinfol penuh semangat.

Stefani mengangguk, matanya berbinar. "Ibu juga sangat mendukungmu, Alberd. Ibu senang kau sudah menemukan seseorang yang spesial."

Alberd tersenyum lega. "Terima kasih, Ayah, Ibu. Dukungan kalian berarti banyak bagiku."

Dia menarik napas lagi sebelum melanjutkan, "Aku ingin mengungkapkan perasaanku padanya malam ini. Tapi aku ingin melakukannya dengan cara yang spesial. Sesuatu yang tidak akan pernah dia lupakan."

Stefani tersenyum dan mengangguk,

"Itu bagus ide yang bagus, tapi sebelum itu, bisakah kamu ceritakan sedikit tentang gadis ini?"

Alberd lalu menceritakan singkat, identitas Alena sebagai penjual bunga yang hidup sendirian. Seluruh keluarganya telah meninggal dalam sebuah kecelakaan, sehingga dia dibesarkan dipanti asuhan.

Mendengar cerita itu Stefani dan Grinfol terpaku dan terharu..

"Dia gadis yang luar biasa..meski memiliki kisah yang menyedihkan tapi dia tetap tegar" ucap Stefani dengan mata berkaca kaca.

"Jadi Ibu, Ayah.. apakah kalian setuju untuk membantu rencana kejutanku untuknya?" balas Alberd.

Grinfol tersenyum lebar. "Tentu saja kami setuju, dia layak untuk bersamamu. Katakan saja apa yang kau butuhkan?."

Alberd menundukkan kepalanya sedikit, seolah ragu, sebelum akhirnya berbicara. "Aku butuh sedikit bantuan. Rencana ini membutuhkan biaya setidaknya 500 dolar, tapi saat ini aku belum punya cukup."

Stefani menatap Grinfol dengan senyum kecil di wajahnya. "Itu tidak masalah, kan, Yah?"

Grinfol tertawa lagi. "Tentu saja tidak masalah. Jangan khawatir soal uang, Nak."

Stefani mengangguk. "Tapi ibu punya satu syarat," ucapnya dengan nada sedikit serius.

Alberd menatap ibunya dengan penasaran. "Apa itu, Bu?"

"Kamu harus membawa gadis itu kemari. Ibu dan Ayah ingin bertemu dengan calon menantu Reinhard."

Alberd tersenyum lega. "Tentu saja. Besok aku akan membawanya ke sini."

Stefani tersenyum puas. "Bagus. Semoga rencanamu berjalan lancar." Dia mengambil ponselnya dan mengetik beberapa saat. Tak lama kemudian, notifikasi muncul di ponsel Alberd: transfer sebesar 700 dolar.

Melihat itu, Alberd berdiri, lalu memeluk ibunya erat. "Terima kasih, Bu. Terima kasih, Ayah."

Grinfol menepuk bahu putranya. "Lakukan yang terbaik, Nak. Kami bangga padamu."

"Iya, Ayah, terima kasih. Aku akan pergi sekarang untuk memulai persiapannya." Dengan semangat baru, Alberd meninggalkan rumah, siap menjalankan rencananya.

Chapter 23: Obrolan Para Sepuh

Tak lama setelah Alberd pergi, Grinfol dan Stefani masih melanjutkan obrolan mereka.

Grinfol mengangkat gelas kopi lalu menghirupnya perlahan..

"Anak itu, dia tampak sangat berbeda hari ini.." Ucap Stefani sambil meletakkan ponselnya.

Grinfol meletakkan gelas kopinya dimeja.

Lalu mengambil sebuah majalah disampingnya.

"Sebelumnya aku mencoba menebak nebak apa yang ingin dia bahas dengan kita, tapi semua tebakanku ternyata meleset.." balas Grinfol sambil tertawa kecil.

"Hmm.. anak muda.."

Stefani melirik suaminya lalu membalas,

"Ya, memang aku pun tak menduga ini, tapi satu hal yang pasti, Alberd tak akan pernah berbohong kepada kita"

Grinfol menoleh dan mengangguk setuju.

"Itu sudah pasti, hanya saja aku tak menyangka anak itu tiba-tiba berubah ceria hanya karena seorang wanita," ujar Grinfol sambil melirik Stefani, alisnya terangkat sedikit.

"Hmm... ya, padahal lima tahun terakhir ini dia begitu pendiam dan selalu terlihat serius. Tapi hari ini semuanya berubah total," jawab Stefani sambil tersenyum kecil.

Grinfol meletakkan majalah yang sedang dibacanya, lalu merangkul pundak istrinya dengan lembut.

"Seingatku, dulu kamu sudah beberapa kali mencoba mengenalkannya dengan anak sahabatmu. Tapi apa yang terjadi? Dia bahkan tak memberi sedikit pun perhatian, apalagi wajah ramah di hadapan mereka," ujar Grinfol sembari tertawa kecil.

Stefani melirik tajam, lalu mencubit paha suaminya.

"Kamu meledekku, ya? Hmmph..."

Grinfol tertawa lepas, kemudian mengangkat tangannya seolah menyerah.

"Maaf, maaf... Aku cuma bercanda," ucapnya sambil terkekeh. "Tapi kalau melihat sikapnya sekarang, aku yakin gadis itu bukan wanita biasa. Dia berhasil membuat Alberd berubah begitu drastis."

Stefani mengangguk setuju.

"Aku juga berpikir begitu... Sayang sekali malam ini kita tak bisa ikut menyaksikan langsung bagaimana rencana kejutan Alberd. Aku penasaran ingin melihat gadis itu," kata Stefani sambil melirik Grinfol dengan nada sedikit kecewa.

Grinfol segera menggenggam tangan istrinya dengan lembut.

"Tolong jangan menyalahkanku, Sayang. Pertemuan bisnis ini sudah direncanakan sejak lama dan tidak mungkin dibatalkan tiba-tiba, apalagi kita sudah berjanji membawa pasangan masing-masing," jelasnya sambil mengusap tangan Stefani dengan penuh perhatian.

Stefani menghela napas, lalu tersenyum tipis.

"Yah, mau bagaimana lagi. Tapi sangat disayangkan kita tak bisa melihatnya langsung. Aku akan meminta Nina merekam momen itu nanti," usulnya sambil menatap Grinfol.

"Itu ide bagus. Lagipula, besok Alberd berjanji akan membawanya ke sini. Aku tak sabar ingin bertemu calon menantu kita," kata Grinfol, nada suaranya terdengar antusias.

Stefani menoleh dan tersenyum hangat.

"Aku juga menantikannya..."

3 jam telah berlalu, jam diponsel Alberd menunjukan pukul 4 sore.

Semua persiapan telah rampung 70% hanya perlu 2 jam lagi hingga semuanya selesai.

Alberd menatap sekeliling ruang tempat dia berada, sebuah ruangan luas dengan ratusan kursi berjejer.

Tampak juga beberapa orang yang sedang sibuk menghias dekorasi.

"Semua persiapannya berjalan dengan lancar" ucap Alberd dalam hati.

Sebuah pesan notifikasi muncul dilayar ponselnya.

Pesan itu dari Nina, mengatakan bahwa dia telah pulang bersama Alena, dan menunggu Alberd menjemput mereka nanti malam.

"Baiklah.. sampai jumpa nanti malam," ketik Alberd didalam pesan.

"Alena, aku datang" gumamnya dalam hati.

1
Wulan Sari
critanya sangat menarik lho jadi kebayang bayang terus seandainya kenyataan giman
makasih Thor 👍 salam sehat selalu 🤗🙏
John Smith-Kun: Terima kasih, kebetulan ini novel pertama yang saya tulis, syukurlah klo ceritanya menarik
total 1 replies
Siti Masrifah
cerita nya bagus
John Smith-Kun: Thank u👍
total 1 replies
Author Risa Jey
Sebenarnya ceritanya bagus, ringan dan cocok untuk dibaca di waktu santai. Cuma aku bacanya capek, karena terlalu panjang. Satu bab cukup 1000 kata lebih saja, agar pas. Paling panjang 1500 kata. Kamu menulis di bab yang isinya memuat dua atau tiga chapter? ini terlalu panjang. Satu chapter, kamu buat saja jadi satu bab, jadi pas.

Bagian awal di bab pertama harusnya jangan dimasukkan karena merupakan plot penting yang harusnya dikembangkan saja di tiap bab nya nanti. Kalau dimasukkan jadinya pembaca gak penasaran. Kayak Alena kenapa bisa tersegel di gua. Lalu kayak si Alberd juga di awal. Intinya yang tadi pakai tanda < atau > lebih baik tidak dimasukkan dalam cerita.

Akan lebih baik langsung masuk saja ke bagian Alberd yang dikejar dan terluka hingga memasuki gua dan membangunkan Alena. Sehingga pembaca akan bertanya-tanya, kenapa Alberd dikejar, kenapa Alena tersegel di sana dan lain sebagainya.

Jadi nantinya di bab yang lain nya akan membuat keduanya berinteraksi dan menceritakan kisahnya satu sama lain. Saran nama, harusnya jangan terlalu mirip atau awalan atau akhiran yang mirip, seperti Alena dan Alberd sama-sama memiliki awalan Al, jadi terkesan kembar. Jika yang satu Alena, nama cowoknya mungkin bisa menggunakan awalan huruf lain.
John Smith-Kun: Untuk sifat asli Alena ada di bab 15 dan terima kasih atas sarannya
Author Risa Jey: 5.

Pengen lanjut baca tapi capek, gimana dong penulis 😭😭😭
total 5 replies
Dear_Dream
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Siti Masrifah: mampir di cerita ku kak
John Smith-Kun: Terima kasih🙏
total 2 replies
John Smith-Kun
Catatan Penulis:
Novel ini adalah karya pertama saya, sekaligus debut saya sebagai seorang penulis.
Mengangkat tema vampir dan bergenre romansa-fantasy yang dibalut berbagai konflik dalam dunia modern.
Novel ini memiliki dua karakter utama yang seimbang, Alena dan Alberd.

Novel kebanyakan dibagi menjadi dua jenis; novel pria dan novel wanita.
Novel yang bisa cocok dan diterima oleh keduanya secara bersamaan bisa dibilang sedikit.
Sehingga saya sebagai penulis memutuskan untuk menciptakan dua karakter utama yang setara dan berusaha menarik minat pembaca dari kedua gender dalam novel pertama saya.
Saya harap pembaca menyukai novel ini.
Selamat membaca dan terima kasih,
Salam hangat dari author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!