Enam tahun lalu, Arissa pernah menyelamatkan Damian, dan juga keduanya sudah menikah selama tiga tahun, tapi sedikitpun Damian tidak pernah melirik Arissa.
Meskipun sebenarnya, Arissa sudah bertahun-tahun menyukai Damian, dan jatuh cinta pada pria itu.
Namun, setelah sekian lama, akhirnya Arissa merasa lelah.
Dia lelah terus berharap pada sesuatu yang tidak mungkin bisa dijangkau, meskipun sesuatu itu tepat di depannya.
bagaimana kelanjutan kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 17
"Iya pa, sampai jumpa nanti malam."
“Baik, papa senang kamu mau datang, sampai jumpa malam nanti...” Papa Richard begitu senang mendengar Arissa akan berkunjung untuk makan malam di rumahnya.
Ternyata memang anak perempuan memang lebih perhatian, untung dia memiliki menantu yang baik dan pengertian seperti Arissa, tidak seperti anak laki-lakinya itu, hanya bisa membuat tensinya naik.
Karena tidak ingin kehilangan menantu dengan paket lengkap seperti Arissa, yang cantik, lucu dan baik hati. Papa Richard segera menghubungi Damian.
Dia juga harus membuat Damian datang ke rumahnya untuk makan malam.
Dia harus segera mengakhiri tembok dingin kedua anaknya itu.
Papa Richard yakin, jika Anak dan menantunya itu, pasti belum berbaikan.
Damian yang berada di perusahaannya mendapat telepon dari papa Richard. Segera dia mengangkat panggilan masuk itu.
"Jangan lupa apa yang aku katakan padamu sebelumnya, malam ini kamu harus datang ke rumah dan makan malam bersama." Tanpa basa-basi papa Richard langsung ke topik saat Damian mengangkat panggilannya.
"Apa perempuan itu datang?" Tanya Damian pada papa Richard.
"Perempuan itu?! Dia itu istrimu, jangan memanggilnya dengan sebutan perempuan itu! Mengerti?!" Marah papa Richard pada Damian.
"Rissa, apa dia datang?" Tanya Damian mengulang.
"Tentu saja dia datang, dia menantuku. Dan, kamu! Awas saja jika kamu tidak datang, ambil kesempatan ini untuk membujuknya. Dan, berbaikanlah dengannya." Kata papa Richard.
Bertemu dengan perempuan menjijikkan itu!
Tidak akan!
"Aku tidak ada waktu pa, banyak pekerjaan yang harus segera aku selesaikan malam ini." Damian sangat tidak sudi jika harus bertemu dengan perempuan itu.
"Kalau kamu tidak ingin membuatku mati karena emosi, malam ini datang! sebelum jam delapan kamu harus sudah ada di rumah ini. Ingat!" Papa Richard tidak peduli dengan penolakan anaknya itu. Karena malam ini dia harus pastikan Damian dan menantunya itu harus berbaikan.
"Tapi, jika kamu ingin aku mati. Tidak usah datang!" Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu respon dari Damian. Papa Richard langsung menutup panggilannya.
Damian menggertakan giginya menahan marah, ternyata perempuan itu masih saja mengunakan cara yang sama seperti tiga tahun lalu, memanfaatkan ayahnya sebagai tameng untuk memaksanya.
Baik! Sepertinya kamu masih tidak puas selama tiga tahun ini!
Damian ingin lihat, apakah papanya itu bisa melindungi perempuan itu seumur hidupnya.
...
Sebelum pukul 5:36 sore, Arissa sampai di rumah papa Richard.
Arissa di sambut oleh pengurus rumah, bibi Maylin. Bibi Maylin yang sudah lama tidak melihat Arissa tersenyum gembira menyambut Arissa di depan pintu rumah.
"Bibi, sudah lama kita tidak bertemu." Arissa merentangkan tangannya lalu memeluk wanita berusia 50 tahun itu.
"Itu karena nona Arissa sudah lama tidak datang ke rumah ini." Kata bibi Maylin menyambut pelukan Arissa dengan hangat.
"Tuan sudah menunggu nona di dalam." Kata bibi Maylina lalu menuntun Arissa masuk ke dalam ruang super mega itu.
"Kenapa kamu terlihat semakin kurus dari terakhir kali kita bertemu? Kamu bertambah kurus nak." Papa Richard terlihat khawatir. Dia mengira jika penyebab berat badan menantunya itu menyusut adalah putranya.
"Pasti karena beberapa hari lalu, aku terlalu sibuk bekerja pa, atasanku sedang bersaing dengan rivalnya untuk memenangkan klien." Kata Arissa menjelaskan penyebab berat badannya turun.
"Bekerja?" Papa Richard mengernyit dahinya. Dia tidak pernah tahu jika menantunya itu sedang bekerja.
Arissa hanya bisa mengutuk kebodohannya, dia lupa jika dia belum memberitahu papa Richard jika dia bekerja. Dan, dia sama sekali tidak ada niat untuk memberitahu ayah mertuanya itu.
"Rissa..." Arissa kelabakan, alasan apa lagi yang akan dia berikan.
"Duduklah, kita harus membicarakan ini." Kata papa Richard. Dia harus tahu penyebab menantunya itu memutuskan untuk bekerja.
Keduanya duduk dengan serius, Arissa hanya bisa menunggu, pertanyaan apa yang akan di ajukan oleh ayah mertuanya itu.
"Apa kamu kekurangan uang?" Tanya papa Richard.
"Tidak pa." Arissa menggelengkan kepala.
Aku memang kekurangan uang pa... Ucap hati Arissa.
Sebenarnya, meskipun Damian membencinya, dan tidak mengharapkan dia sebagai istri. Tapi, pria itu tetap memberikan nafkah padanya, memberinya uang bulanan yang lebih dari cukup..
Tapi, uang itu tidak pernah Arissa gunakan, karena selama tinggal di rumah pemberian papa Richard, makan, pakaian dan semua kebutuhannya terpenuhi. Jadi dia tidak pernah memakai uang itu sepeserpun.
Setelah memberikan surat cerai pada Damian, Arissa juga mengembalikan semua uang pemberian Damian selama tiga tahun itu.
"Apa anak kurang ajar itu yang memintamu bekerja?" Tanya papa Richard lagi.
"Tidak pa. Dia sama sekali tidak menyuruh ku untuk bekerja. Dia juga memberikan uang yang sangat cukup untukku." Jelas Arissa.
"Lalu kenapa bekerja?" Tanya papa Richard ingin tahu.
"Itu karena aku bosan di rumah, lagi pula sejak lulus kuliah dan menikah, Rissa tidak pernah bekerja, jadi Rissa hanya ingin tahu bagaimana dunia pekerjaan itu." Arissa menjelaskan panjang lebar pada ayah mertuanya itu tanpa menjelekkan Damian.
"Papa pikir, anak itu kurang ajar itu yang menyuruhmu untuk bekerja." Papa Richard lega, dia memang mengira jika Damian mempersulit Arissa.
"Tidak pa, Damian sangat baik padaku." Kata Arissa dengan senyum.
"Bagaimana jika kamu bekerja di perusahaan papa? Kamu tinggal katakan ingin posisi apa di perusahaan."
"Rissa ingin memulai semua dari nol, sangat tidak adil kalau Rissa bekerja di perusahaan papa dan langsung mendapatkan posisi." Tolak Arissa.
"Kalau seperti itu, bagaimana jika papa mendirikan perusahaan untukmu." Tawar papa Richard lagi.
"Tidak pa, Arissa belum sanggup untuk punya perusahaan sendiri. Lagi pula, Rissa nyaman dengan pekerjaan Rissa sekarang." Kata Arissa dengan senyum lembut menolak tawaran ayah mertuanya itu.
"
Karena Arissa sudah berkata seperti itu, papa Richard tidak memaksa lagi.
"Baiklah, kalau kamu tidak mau ya sudah, tapi, kamu jangan terlalu kelelahan bekerja, karena papa dan suami itu masih sanggup memberimu uang." Kata papa Richard dengan perasaan menyesal, karena dia sama sekali tidak tahu jika menantunya itu bekerja.
"Pa, semalam Rissa kurang tidur, bisa aku ke kamar istirahat sebentar?" Arissa sungguh tidak bisa tahan lagi dengan tubuhnya yang terasa begitu lelah akibat semalam begadang mengurus Damian.
"Pergilah, nanti papa akan menyuruh bibi Maylin membangunkan mu jika sudah waktunya makan malam." Papa Richard yang merasa kasihan langsung menyuruh Arissa naik ke atas dan beristirahat di kamar.
Arissa menganggukan kepala, lalu pergi ke kamar atas.
Setelah sampai di dalam kamarnya, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur melepas lelah yang dia rasakan.
Sudah lama Arissa tidak baring di kasur itu, bau bunga mawar begitu menyegarkan indra penciumannya. Pasti bibi Maylin tadi menyemprotkan pewangi yang di sukainya.
Dan, tanpa sadar. Arissa sudah masuk ke alam bawah sadarnya. Tersenyum dengan indah di dalam tidur nyenyaknya.
...****************...
Selamat membaca untuk kalian. Jangan lupa support author dengan like, komen dan vote ya, dan tolong berikan bintang 5. Terima kasih semuanya.
kapan Damain tahu
tentang istrinya
sekalian aja thor nanti klo mau end di kasih tau nya