Orang Jelek Tidak Pantas Jatuh Cinta

Tetesan air perlahan menetes didaun menandakan telah terjadi hujan dan hanya menyisakan sebuah kehampaan yang penuh arti.

indah berdiri dihalaman belakang sembari menatap hamparan langit yang begitu kelabu karna tak berbintang.

Dia terus teringat saat Dito memakaikan helm kepada tiara.

Ya Tuhan kenapa sakit sekali melihat suami ku terlihat begitu bahagia saat bersama perempuan blain,kenapa dia tidak bisa sebahagia itu saat bersama dengan aku, aku jelek aku tahu aku tak pantas untuk dicintai, tapi setidaknya jangan hadirkan cinta dihatiku jika cinta ini tak bisa terbalaskan, sungguh ini akan menyiksaku.

Dito berjalan kehalaman belakang untuk sekedar menghabiskan waktu dengan sebuah buku dan secakir kopi hitam ditanganya.

Membuat langkahnya terhenti mana kala melihat wanita yang sangat ia benci berdiri ditepi kolam.indah menoleh kearah dito tatapan mereka bertemu hingga beberapa saat

hingga akhirnya Dito melempar pandangan kesebrang arah dan memutar tubuhnya menjauh dari perempuan yang masih menatap nya bahkan saat ia memalingkan mukanya pandangan perempuan itu tetap menatapnya seakan meminta belas kasih.

*

*

*

*

*

Pukul 09.00 Semua mahasiswa jurusan psikologi memasuki ruangannya

Tiara menghampiri indah yang sedang asyik membaca buku.

"Ayo kita kekantin"ucap Tiara mengajak indah

"Maaf Tiara aku nggak lapar aku sudah sarapan tadi dirumah"ucap indah menolak secara halus permintaan tiara.

"Ya udah kamu temani aku aja ya..sarapan dikantin" Tiara yang terus memaksa, membuat

Indah menjadi tidak nyaman karna Tiara terus saja memelas membujuknya.

"Tiara kalau indah tidak mau ditemani kamu ya sudah sama kita aja, lagian kamu itu cantik pantasnya berteman dengan kita yang sama sama cantik bukan dengan perempuan butut kaya dia"

Teriakkkk lili yang duduk dibelakang bangku tiara.

"Aku mendingan sarapan sama indah dari pada sarapan sama orang yang sok cantik kaya Kamu" ucap Tiara yang membela indah.

.

Indah mendengar lili menghinanya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar ruangan, Tiara pun mengikuti indah sampailah mereka dibalkom kampus.

Dari balkon terlihat hamparan bangunan bangunan kokoh gedung gedung pencakar langit ibu kota terlihat berjejeran hampir memenuhi tempat dikota ini.

Tak terasa bulir bulir air mata jatuh dipipi Indah untuk yang kesekian kalinya, terdengar langkah kaki dari arah belakang terdengar langkah kaki menuju kearahnya, dengan cepat iya membasuh bulir bulir Air mata itu dengan kedua telapak tangan nya.

" Kamu tidak apa apa kan omongan orang orang seperti tadi tidak usah kamu hiraukan."

"Hmmmm kamu gampang bicara seperti itu kamu mda pernah aja rasain jadi seperti aku, kamu tuh cantik punya segalanya, aku yakin pasti kedua orang tuamu bangga sekali memperkenalkan kamu keorang lain sebagai anaknya ,terus orang orang akan pada ngomong oh ini anaknya ya cantik sekali, sedang kan aku ibu selalu malu jika memperkenalkan aku sebagai anaknya,

Hufff segalanya menjadi sulit karna punya wajah yang jelek"ucap indah ketus membanding bandingkan hidup nya dengan orng lain.

" Aku memang tidak ngerasain apa yang kamu rasakan, tapi menurut aku setiap orang itu cantik dengan porsinya masing masing,dan semua itu tergantung etitude kita.menurut aku kamu cantik kok kamu hanya sedang kehilangan kepercayaan diri kamu"ucap Tiara memberi semangat.

Entah kenapa tiara dapat merasakan penderitaan gadis malam itu.

" Makasih ya aku fikir semua orang cantik itu jahat ternyata bukan wajah kamu yang cantik tapi hatimu juga ,pantas saja....."ucap indah tiba tiba memotong pembicaraannya karena teringat Dito.

"Pantas apa?"

"Hehehe ngak jadi "

" Kamu kalau ngomong jangan setengah setengah dong"

Hanpone Tiara berdering

(aku tunggu dikantin sekolah ya) sebuah pesan WhatsApp dari Dito.

"Dito nunggu aku dikantin kesana yukk" ucap Tiara.

Mendengar Dito menunggu Tiara dikantin membuat indah tambah galau tapi dia bisa berbuat apa untuk perasaanya, terlebih Dito sudah mengancam dirinya untuk tidak memberitahu kan siapa pun tentang pernikahan nYa.

"Kamu kesana aja aku masih mau tinggal disini sebentar lagi"

"Okkk tapi janji ya jangan sedih sedih lagi"

"Iya iya janji hehehe"

.

Karakter Tiara yang humble membuat nya cepat akrab dengan siapa saja.

Tiara pun belalu meningalkan indah dibalkom dan bergegas menemui Dito dikantin kampus.

Sesampainya dikantin kampus terlihat Dito duduk di paling pojok dengan dua nasi goreng yang sudah tersedia diatas meja.

" Kamu dari mana aja sih aku dari tadi cariin kamu"

" Aku dari balkon sama indah"

" Sama indah ??"

"Iya indah teman SMA kamu dulu aku tuh kasian tau sama perempuan tadi iya dibuly sama lili CS terus ia berlari keatas balkom terus aku susulin"

Dito terdiam mendengar penuturan kekasihnya itu"

Kenapa Tiara sama indah tiba tiba akrab gini ya,apa aku jujur aja kalau sebenarnya aku udah nikah sama indah tapi aku takut nanti Tiara marah dan menjauh dari aku ,aku tidak bisa jika harus kehilangan Tiara aku sudah terlanjur cinta sama dia.

"Aku tuh tidak habis fikir kenapa tuh orang orang suka sekali menghina fisik seseorang dengan mudah padahal kulit hitam ,hidung pesek itu ciptaan tuhan dan manusia tidak bisa menolaknya, semua orang pengen punya muka yang cantik dan body yang ideal tapi kalau Tuhan sudah menakdirkan bentuk tubuh kita seperti ini kita bisa apa ,tapi dengan bodohnya banyak manusia yang justru bmenghina ciptaan tuhan .jadi kasihan sama indah kayaknya dia sering dibuly gara gara fisiknya"

" kamu jangan bahas perempuan itu lagi, perempuan itu perempuan licik, dia tipikal orang yang bisa lakuin apa aja agar apa yang dia inginkan tercapai jangan tertipu dengan muka polosnya. kamu harus hati hati jangan dekat dekat dia lagi ,bahaya"

" Nia mengakat kedua alisnya

" Kok kamu bisa ngomong gitu, indah kelihatan ya anak baik kok, anaknya kayak tulus gitu"

.

" Kamu percaya aja sama aku, aku kenal dia udah lama jadi aku tau pasti tabiat dia seperti apa"

" Masa sih"

Tiara tetap tidak percaya apa yang dikatakan Dito tentang indah

Secara dia kan anak psikologi kurang lebihnya dia pahamlah tentang karakter seseorang,tapi ia menyadari ada kemarahan yang besar dari dalam diri Dito untuk indah yang entah kemarahan seperti apa itu tapi dia tidak mau mencari tahu.