NovelToon NovelToon
Love Me Please, Mas Duda

Love Me Please, Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:664.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: pinkanmiliar

( Zona Cinta Manis )

Midea Lestari harus menelan pil pahit ketika difitnah sudah menabrak seorang wanita yang tengah hamil besar hingga tewas. untuk menebus kesalahan yang bukan karena perbuatannya, ia harus mendekam di balik jeruji besi dan merelakan masa depannya.

Satu bulan mendekam dipenjara, akhirnya Dea dibebaskan karena keluarga korban membayar jaminan untuknya. sebagai gantinya Dea terpaksa menikah dengan Shady Hutama, duda tampan yang istrinya tewas dalam kecelakaan itu. Dea menjadi ibu pengganti untuk putri Shady yang bernama Naura.

Bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga Shady dan Dea? Apakah Dea bisa meruntuhkan kerasnya hati Shady yang selalu menaruh dendam padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkanmiliar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05 - Panggilan Baru

Dea mulai menikmati perannya menjadi seorang ibu pengganti sekaligus mahasiswa baru di kampusnya. Sebisa mungkin Dea membagi waktunya agar bisa tetap mengurus Naura dengan baik.

Seperti saat ini, Dea sedang bermain bersama Naura setelah pulang dari kampus. Rasa lelahnya langsung hilang ketika melihat bocah menggemaskan itu mengajaknya bermain di lantai kamarnya.

Dea mengajak bocah kecil itu bermain hingga tertawa renyah terpingkal-pingkal dan membuat Shady yang baru saja kembali dari kantor merasa penasaran dengan asal suara tawa itu. Shady masuk ke dalam kamar Naura dan menemukan putrinya sedang bermain dengan lucunya.

"Anak papa sedang main apa?"

Suara Shady membuat Dea terkejut dan seketika terdiam.

"Tuan sudah pulang?" tanya Dea berbasa-basi.

"Hmm, hari ini tidak ada rapat di luar kantor. Dan entah kenapa aku sangat merindukan princess yang cantik ini."

Shady menggendong Naura dan menciumi pipi bocah itu. Bocah itu kegelian karena bulu-bulu halus di wajah Shady.

"Aku akan ambilkan buah untuk Naura." Dea beranjak dari sana dan menuju dapur. Entah kenapa berdekatan dengan Shady masih terasa canggung untuknya.

Tak lama Dea kembali ke kamar dan membawa potongan buah melon untuk Naura.

"Naura sangat menyukai buah melon." Dea bercerita tentang Naura.

"Benarkah? Itu berarti sama seperti mendiang ibunya." Wajah Shady berubah sendu.

"Maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud untuk..."

"Tidak apa. Dia akan tetap mendapatkan kasih sayang yang cukup dariku dan juga dari nenek dan bibinya."

Dea mengangguk paham kenapa dirinya tidak disebut. "Aku juga menyayangi Naura, Tuan."

"Kalian ini! Kalian adalah orang tua Naura! Kenapa malah berdebat soal hal begini sih?" Nilam menginterupsi perbincangan anak dan menantunya.

"Dea, sebaiknya kau mulai mengganti panggilanmu terhadap Shady. Dia adalah suamimu, bukan tuanmu!" usul Nilam yang sepertinya sudah gerah mendengar panggilan 'tuan' yang disematkan Dea untuk Shady.

Dea hanya tersenyum kaku lalu menatap Shady sekilas. "Baiklah, Bu." Dea memang selalu ingin menyenangkan hati Nilam yang sudah sangat baik padanya.

"Bang, kamu ini baru pulang kantor bukannya mandi dulu, ganti baju dulu, malah kemari. Dea, tolong siapkan keperluan suamimu. Sana pergi!" Nilam menggendong cucu pertamanya.

"Tapi, Bu... Itu tidak perlu!" tolak Shady.

"Tidak ada tapi. Sudah sana, Dea! Kau siapkan semua kebutuhan suamimu."

Dea menurut dan segera berlalu dari kamar Naura. Sementara Nilam menatap tajam kearah Shady.

"Kalian sudah menikah selama enam bulan. Setidaknya bersikap baiklah terhadap istrimu, Shady! Kau sendiri yang memperistri Dea. Jadi jangan salahkan Ibu jika ibu akan terus mendukung hubungan kalian agar jadi lebih baik." Nilam juga ikut berlalu dengan membawa Naura bersamanya.

Shady hanya bisa menghela napas dan mengikuti keinginan ibunya.

Di dalam kamar, Dea sudah selesai menyiapkan air mandi untuk Shady. Ia kemudian menuju lemari pakaian dan menyiapkan keperluan Shady yang lain.

"Kau tidak perlu melakukan ini!" Suara Shady membuat Dea berbalik badan.

Dengan mengulas sebuah senyum, Dea menata pakaian Shady di atas tempat tidur.

"Tidak apa, Mas. Ini bukan karena ibu kok. Ini karena keinginanku sendiri. Oh ya, kau tidak keberatan kan aku memanggilmu 'mas'?"

"Eh? Ah, tidak. Tidak apa-apa."

Dea mengangguk. "Sebaiknya mas langsung mandi saja, nanti airnya keburu dingin. Kalau begitu aku permisi dulu."

Sepeninggal Dea, Shady langsung menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Lima belas menit kemudian ia keluar dan menatap pakaian ganti yang sudah disiapkan oleh Dea.

Sebuah kaus berkerah dengan celana panjang santai menjadi pilihan Dea.

"Bagaimana dia tahu apa yang menjadi seleraku?" gumam Shady yang tak sadar jika kini dirinya tengah tersenyum.

...***...

Dea mulai merasakan perubahan sikap Shady terhadapnya. Shady menjadi lebih hangat dan sering bermain bersama Naura dan dirinya. Dea pikir ini adalah suatu hal yang bagus.

Kini semua kebutuhan Shady disiapkan oleh Dea. Dari awal bangun tidur hingga saat akan tidur.

"Ehem! Bagaimana? Menyenangkan bukan rasanya di layani oleh seorang istri?" Goda Nilam.

"Apa sih Bu?" Shady yang sedang memakai dasi seketika wajahnya memerah.

"Dulu Nola terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga tak memiliki waktu untuk mengurusmu. Sekarang kau memiliki Dea yang bisa mengurusmu, maka kau harus memanfaatkannya."

Shady menatap Nilam. "Bu, jangan membandingkan Nola dengan Dea. Mereka jelas berbeda."

Nilam memutar bola matanya malas. "Ya sudah, cepatlah turun! Istrimu sudah menyiapkan sarapan yang istimewa untuk kita."

Shady menatap kepergian ibunya dalam diam. Deringan ponsel membuatnya kembali tersadar.

"Halo..."

"Selamat pagi, Tuan. Maaf mengganggu."

"Tidak apa. Bagaimana? Apa kau mendapatkan sesuatu?"

"Maaf, Tuan. Semuanya seakan menemukan titik buntu. Kita bahkan tidak menemukan rekaman kamera pengawas di jalanan sekitar tempat kecelakaan itu terjadi. Semuanya seakan bersih dan tidak ada jejak sedikitpun."

Shady terdiam sejenak.

"Tuan, sepertinya kita harus memulai dengan hal kecil yang tidak terduga."

"Baiklah. Terima kasih atas kerja kerasmu, Ron."

Shady menutup panggilan teleponnya. Ia segera menuju ke meja makan dimana sudah ada ibu dan adiknya disana. Shady menatap Dea sekilas yang sedang menata makanan di atas meja.

Usai sarapan, Dea bersiap merapikan keperluan Naura dan dirinya untuk pergi ke kampus. Shady mendatangi kamar Naura untuk menemui Dea.

Dea yang hendak keluar kamar dikejutkan dengan kehadiran Shady.

"Mas Shady? Apa ada yang mas butuhkan?" tanya Dea.

"Tidak ada. Apa kau akan berangkat ke kampus?"

"Iya, Mas."

"Ini! Pakailah untuk pergi ke kampus."

Shady menyerahkan sebuah kunci mobil kepada Dea.

"Apa ini?" Dea menerimanya.

"Pakailah untuk pergi ke kampus. Kau tidak perlu berpanas-panasan dengan kendaraan umum lagi sekarang."

Dea menatap Shady heran. "Aku tidak bisa menyetir mobil, Mas. Jadi ini kukembalikan!" Dea mengembalikan kunci mobil namun Shady menolaknya.

"Pegang saja dan pakailah!" Shady segera berlalu tanpa memperdulikan Dea.

Mata Dea berkaca-kaca melihat kepergian Shady. "Jadi kau masih mengira jika aku adalah pengemudi dalam kecelakaan itu, Mas? Apa semua kehangatan sikapmu selama ini adalah palsu?" lirih Dea dengan memegangi dadanya.

...***...

Malam harinya, Shady bertanya kepada Jamal, supir pribadi keluarganya yang sedang membersihkan mobil.

"Bagaimana? Apa dia memakai mobilnya?"

"Tidak, Tuan. Nyonya Dea mengembalikan kunci mobilnya pada saya. Dia bilang dia tidak bisa menyetir. Dia lebih memilih menaiki kendaraan umum, Tuan."

Shady menggeram kesal. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun.

Sementara itu didalam kamarnya, Dea mondar mandir memikirkan banyak hal tentang masa depannya. Dea tidak mau terus dituduh atas hal yang tidak dia lakukan. Dia juga tidak mau terus tinggal di rumah ini dengan mendapat tuduhan dari Shady.

Dea memutuskan menemui Shady yang sedang berada di ruang kerjanya. Dea mengetuk pintu kemudian masuk.

"Maaf mengganggu, Mas. Ada yang harus kita bicarakan!" ucap Dea menatap Shady yang duduk di meja kerjanya.

"Bicaralah!"

"Aku rasa kita perlu memperbarui kontrak pernikahan kita."

Shady menyilangkan tangannya dan menatap Dea.

"Aku akan keluar dari sini setelah aku menyelesaikan kuliahku dalam dua tahun! Setelah itu pernikahan kita juga ikut berakhir."

Shady memicingkan matanya. Ia tak percaya jika gadis yang terlihat lugu dan polos ini berani bicara lantang di depannya.

"Tidak masalah. Aku akan mengganti perjanjiannya," balas Shady enteng.

"Dan satu lagi! Jika Mas masih berpikir akulah pengemudi mobil dalam kecelakaan itu, maka itu terserah Mas. Satu hal yang memang harus kau tahu, aku memang ada disana. Aku ada di mobil itu bersama temanku. Aku masih menyesalinya sampai sekarang kenapa aku mau pergi bersamanya hari itu. Harusnya aku bisa menghentikannya saat dia berusaha mengebut di jalanan. Harusnya aku bisa mencegah kecelakaan itu! Tapi aku bukan Tuhan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari itu. Dan semua sudah terjadi, maka berusahalah untuk menerima takdirmu, Mas."

Dea mengatur napasnya yang naik turun usai mengatakan kalimat panjang lebar itu didepan Shady. Ini adalah kali pertama Dea bicara panjang dengan Shady.

Dea keluar dari ruang kerja Shady dengan memegangi dadanya yang terasa sesak. Berbulan-bulan tinggal bersama namun semua tuduhan itu masih melekat padanya.

"Tuhan! Aku ingin semua ini segera berakhir. Aku ingin semua ini berakhir..." Jerit Dea dalam hati.

1
imhe devangana
dr crt ini yg paling tdk aku mengerti dmn nola meninggal dia dlm keadaan hamil sedangkan naura yg di tinggal berusia 1 bln.
Emak Femes: 😁😁😁enggak kak
coba cek ulang bab awal2.
ada part satu bulan kemudian...
😚😚
dea dipenjara 1 bulan trus dibebasin.
total 1 replies
imhe devangana
2x hamil & bukan anak dr suaminya. luar biasa nola & bodohnya sadhy krn percaya2 sj tanpa menyelidiki kehidupan istrinya.
imhe devangana
nola hamil apakah hamil anak kedua atau gmn ya thor.bkn kah naura sdh lahir saat nola kecelakaan. bingung sbnrnya bc crt ini
Emak Femes: naura belum lahir pas kecelakaan 😁
dia lagi hamil besar pas kecelakaan. Tapi bayinya brhasil selamat, emaknya meninggal 😩
total 1 replies
imhe devangana
nola sdh beda alam dg km Arshad
imhe devangana
kapan mereka bqlaikan thor. aku jd malas lanjutin terlalu banyak masalahnya. maaf thor
imhe devangana
pantas rasya mau jd dosen pembimbing dea krn merasa bersalah & soal nola mungkin dia pernh suka sm nola tp nola lbh memilih shady.
dan yg mengirim bunga ke makam nola adalah rasya.
imhe devangana
shezi yg mengirim bunga itu krn merasa bersalah.
Yunita Rimbe
dihh smua novel, stlah berbuat, trs kjr" blng cinta lngsng luluh,, basihh
panty sari
kalau q baca pemeran wanita yg banyak disukai 4 laki laki nola tapi bukan pemeran utama yah
🎤A-HA🎧
Luar biasa
E L I F I A
Tetap semangat mak othor
ceritanya bagus
Ari Gareng
bapaknya rentenir, anaknya penipu
Becky D'lafonte
oalah, apalagi ini
Becky D'lafonte
nah loh, mau ngapain barang2 dea di pindah ke kamarmu shady
Becky D'lafonte
shady kalap
Becky D'lafonte
tega bgt sm sahabat sendiri
Eriwanti Chen
Kecewa
Emak Femes: Saya juga kecewa Anda memberi bintang 1,
Jika tidak suka lebih baik skip saja. Jika ingin hina, hinalah tokoh2 dalam ceritanya bukan karyanya, karena menuang ide dalam sebuah karya itu tak semudah membalik telapak tangan.
Saya tunggu karya Anda yg tidak membuat orang2 kecewa.
Terima kasih sdh mampir, walau tidak memberi LIKE sedikitpun 🙏
Semoga Tuhan memberi pencerahan pada Anda. Aamiin
total 1 replies
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
S
kota batik yang author maksud itu kota Pekalongan atau bukan ya,, semoga ngk slh tebk
Emak Femes: iya kak betul 😁
total 1 replies
Juragan Jengqol
ini cinta segi berapa thor? 😅🤭
Emak Femes: segi banyak kak 😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!