kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI DARI RUMAH
Seno membawa Anita juga Sena ke tempat salon kecantikan sebelum pergi ke rumah orangtuanya.
"Mbak tolong percantik kekasih Saya ya, ubah juga warna rambutnya yang cocok dengan kulitnya"
"Baik Pak, Kami akan buat secantik mungkin"
Sambil menunggu Anita, Seno pun mengajak Sena berbicara.
"Sena, kalau di sekolah Fathia sikapnya masih baik atau gak sama Sena?"
"Baik kok Om Papah, kalau Om Papah menikah sama Mamah, itu artinya Aku dan Fathia bersaudara dong"
Seno hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Yeay... Aku atau Fathia yah.. yang jadi kakak?"
"Em... Sepertinya Kamu deh kakaknya, karena Kamu yang paling bijak"
Sena pun tersenyum mendengar pujian dari sang Ayah.
Selesai sudah Anita di percantik oleh penata rias di salon tersebut.
"Pak sudah selesai silahkan anda lihat hasilnya"
Anita berjalan dengan anggun wajah cantiknya terpancar memukau di tambah dengan gaun yang elegan membuat dirinya terlihat seperti wanita-wanita idaman para pria, Seno tersenyum hangat menyambut Anita yang kini tampil berubah.
"Kamu sangat cantik... Cantik sekali"
Ucap Pujian Seno untuk Anita, Anita pun tersenyum sipu mendengarnya lalu Sena menyahuti berkata,
"Mamah.. Mamah persis seperti bidadari dalam dongeng yang sering di ceritain sama guru Sena di sekolah"
Anita tersenyum lagi dengan lebar mendengar ucapan Sena, lalu Ia menjawab,
"Masa sih.. Makasih ya sayang, Sena juga cantik banget malam ini"
Sena pun tersenyum dan kemudian mengatakan terimakasih atas pujian ibunya.
"Kalau begitu Kalian siap dong ketemu Mamah Aku"
"Siap Om Papah"
Jawab Sena dengan semangat.
"Aku siap Seno, semoga Mamah Kamu kali ini mau membuka hati untuk menerima Aku"
"Amin, Kita doakan yang terbaik"
Seno segera membayar tagihan salon, dan dengan segera Mereka pergi menuju rumah Bu Riana.
Tak membutuhkan waktu lama, Mereka pun sampai dan kini sudah berada di teras depan rumah kediaman keluarga Saputra.
Anita merasa gugup karena kedatangannya kali ini bukan hanya sekedar bertamu, namun untuk meminta restu sang calon Ibu mertua.
"Kamu baik-baik saja kan sayang?"
Tanya Seno, Anita menatap mata Seno lalu Ia menghembuskan nafasnya dan menjawab,
"Aku baik-baik saja, Aku siapa Seno"
Dan Merekapun berjalan memasuki rumah.
"Assalamualaikum Mah"
Saat terdengar suara Seno, Bu Riana yang sedang duduk membaca koran di ruang keluarga pun menghentikan aktifitasnya.
Namun ketika melihat seorang tamu tak di undang Bu Riana tersenyum sinis.
"Anita.. Seno, ada apa Kalian kesini?"
"Maaf ganggu Mamah malam-malam begini, Aku datang kesini karena Aku ingin meminta restu Mamah, Aku akan segera menikahi Anita"
Bu Riana terdiam kaku, terlihat matanya terbelalak lebar saat Seno mengatakan hal itu, kini dalam pikiran Anita melihat sikap Bu Riana sepertinya Bu Riana tidak suka akan hal itu.
"Apa kamu bilang menikahi Anita, Kamu jangan macam-macam ya Seno"
"Aku gak macam-macam kok Mah, Aku serius Aku ingin menikahi Anita"
"Kamu kan tahu Mamah tidak suka dengan perempuan ini, bagaimana bisa Kamu menikahi Dia, sementara Mamah tak memberi restu untuk Kalian"
Tiba-tiba Sena muncul dari belakang Anita dan mengatakan,
"Oma..."
Bu Riana kaget melihat kehadiran Sena, Ia terus memandangi Sena.
"Oma Riana kan, halo Oma, Aku Sena"
Sena mendekati Bu Riana dan memperkenalkan dirinya.
"Sena..."
Ucap Bu Riana dengan terus menatap wajah Sena, cucu yang selama ini begitu jauh dan tersembunyi kini datang kembali dan berada di hadapannya sekarang.
"Oma kenapa gak suka sama Mamah, Mamah Aku baik kok, Mamah aku sayang sama Aku, setiap hari Mamah kerja cari uang untuk Aku"
Sungguh pertanyaan yang tak bisa Bu Riana jawab terhadap anak kecil yang belum mengerti apa-apa.
"Sena... Oma ada ruang bermain di sebelah sana, biasanya suka di pakai Fathia kalau sedang main kesini, Sena sekarang bisa kan kesana dulu main dengan Bi Ira.
"Ira.. Kamu ajak Sena ke ruang bermain dan Kamu temani ya"
Ucap perintah Bu Riana kepada pembantu rumah tangganya.
Ketika berjalan menuju ruang bermain, Sena melihat Dani yang pernah datang ke sekolah memberi ice cream padanya.
"Om Dani, kok ada disini sih?"
Doni pun terdiam gugup, Anita juga Seno memperhatikan ucapan Sena.
"Sena Kamu kenal sama Om ini?"
Tanya Seno kepada Sena.
"Kenal dong Om Papah, Om ini yang kemarin kasih Aku dan Fathia ice cream terus nunjukin trik sulap"
Seno pun terdiam bertanya-tanya pasti Doni dalam perintah ibunya, dan tidak mungkin Fathia yang masih kecil seperti ini berkata bohong.
"Sena, sudah sana main dengan Bi Ira, bi... cepat bawa"
"Baik nyonya"
Sena puk di bawa oleh Bi Ira pembantu rumah Bu Riana, lalu Seno bertanya soal Doni yang mendatangi Sena pada ibunya.
"Mamah hanya ingin memastikan apakah benar Sena itu anak kandung Kamu"
"Cuma Seno orang yang Aku cintai Bu Riana, tidak ada orang lain, setelah Seno"
Ucap Anita menyahuti ucapan prasangka Bu Riana.
"Iya.. Memang Saya akui bahwa benar Sena adalah anak Seno, tapi bukan berarti Saya merestui dan mengizinkan Kalian menikah, itu tidak akan mungkin Anita"
"Bu.. Salah Saya apa Bu, sampai Ibu sangat membenci Saya, dan tidak pernah mau merestui hubungan Kita dari dulu"
"Kamu mau tahu salah Kamu di mana?, karena Kamu adalah anak yang tidak jelas asal-usulnya, Saya hanya akan mengizinkan Seno menikahi wanita yang jelas silsilah keluarganya"
Anita terdiam mendapat perkataan Bu Riana seperti itu, dalam hatinya siapa yang ingin di lahirkan dalam keadaan keluarga yang miskin di tinggal pula oleh kedua orangtuanya sejak kecil sungguh itu semua bukanlah permintaan Anita.
Anita sungguh bersedih mendengar perbedaan dirinya dengan Seno, namun Seno menepati janjinya yang mengatakan apapun rintangannya Seno akan tetap memilih Anita sebagai pasangan hidup.
"Apapun dan dari manapun asal Anita, Aku akan tetap menikahinya Mah"
"Cukup Seno, sekali Mamah bilang tidak.. ya tidak!!"
Ucap Bu Riana kini membentak Seno, Anita pun menatap mata Seno, sungguh dalam dalam hatinya Ia tak ingin Seno bertengkar dengan ibunya.
"Seno sudah.. mungkin sebaiknya Kita tak jadi menikah, Kamu membela Aku mati-matian tetap saja, Mamah Kamu tidak akan mengizinkan Kita menikah"
"Gak syaang... Aku akan buktikan dengan atau tanpa restu Mamah, Aku akan tetap menikahi Kamu"
Ucap Seno dengan tegas dan mata yang memandang tajam ibunya.
Karena sudah tidak ada lagi harapan mendapat restu, Seno mengajak Anita untuk pulang.
"Mau kemana Kamu, ini rumah Kamu Seno, Kamu mau pergi dengan wanita ini"
Kini Bu Riana berkata dengan nada tinggi kepada Seno, Seno merasa muak dengan sikap ibunya yang selalu menentang kebahagiaannya dari dulu, kini Seno pun mengambil tindakan.
"Aku akan tetap menikahi Anita walaupun Mamah ga merestui Kami"
Setelah bicara seperti itu Seno memanggil Sena untuk segara pulang.
Bu Riana sebenarnya takut akan kehilangan Seno, Ia sudah di tinggalkan suami tercinta, dan Ia tidak ingin Seno juga pergi dari hidupnya.
"Pulang sekarang Om Papah"
"Iya sayang, Kita sudah selesai disini"
Ucap Seno dengan lembut pada Sena, agar Sena tetap merasa nyaman walau di tengah pembicaraan yang memanas.
Kini Mereka pun melangkah berjalan keluar Rumah, namun Bu Riana tidak ingin kehilangan Seno Ia pun memaksa Seno untuk tidak pergi.
"Berhenti Seno!!"
Seno, Anita juga Sena mengentikan langkahnya, mendengar suara Bu Riana, lalu Bu Riana melanjutkan ucapannya.
"Jangan pergi Seno, tolong dengarkan Mamah, masih banyak wanita di luar sana yang bisa Kamu jadikan istri"
Seno semakin marah mendengar ucapan Ibunya, lalu Seno menjawab,
"Tapi hanya Anita yang Aku cintai Mah, ada Sena di antara Kita, Aku gak bisa lepas tanggung jawab sebagai seorang Ayah"
"Kamu bisa beri nafkah uang untuk Sena setiap bulannya, Mamah rasa itu cukup untuk membayar tanggung jawab Kamu"
"Mah cukup Mah, Aku akan tetap menikahi Anita, apapun halangannya termasuk Mamah"
Ucapan Seno membuat sakit hati Bu Riana, karena rasa amarahnya kini memuncak, bu Riana mengatakan hal yang di luar dugaan.
"Baik kalau itu pilihan Kamu, silahkan Kamu pergi dari sini, tapi ingat Kamu jangan membawa fasilitas apapun yang pernah Mamah berikan pada Kamu"
Anita sungguh terkejut mendengar hal itu, lalu Anita Anita berbicara pada Seno untuk jangan meninggalkan ibunya hanya demi memilih dirinya.
"Aku gak mau Kamu jadi anak durhaka Seno"
Ucap Anita dengan raut wajah bersedih, Seno juga terlihat sedih mendengar ibunya mengusir dirinya pergi tanpa membawa fasilitas apapun, tapi karena tekadnya yang kuat dan cintanya yang begitu besar pada Anita, Ia mengambil keputusan yang tak di sangka-sangka.
"Baik.. Aku mengerti"
Seno mengeluarkan semua isi dompetnya.
"Ini kartu kredit perusahaan, dan ini kartu kredit keluarga, Aku gak akan bawa semua ini, Aku cuma punya ini...ini ATM pribadi Aku, Mamah gak berhak mengambil karena uang ini hasil kerja keras ku".
Bu Riana terdiam tak percaya Seno akan melakukan hal besar seperti ini, semua isi dompetnya Seno letakkan di atas meja, dan yang terakhir Seno memberikan kunci mobilnya.
"Dan ini kunci mobil, Aku gak akan bawa, Aku akan hidup sederhana seperti Anita, karena Aku mencintai Anita apa adanya"
Anita terharu mendengar perkataan Seno, Ia sampai rela melepaskan semua fasilitas mewahnya, hanya untuk menjalin rumah tangga dengannya, namun disisi lain Anita sungguh sedih melihat Seno akan hidup kekurangan nantinya.
"Seno...apa Kamu yakin, Aku gak mau nanti Kamu menyesal"
Ucap Anita dengan menangis kecil, Bu Riana hanya memperhatikan Mereka berdua.
"Sudah ayo Kita pulang"
Ajak Seno merasa sudah tidak nyaman berada d rumahnya sendiri.
Dan Mereka pun berjalan keluar meninggalkan kediaman rumah keluarga Saputra, Bu Riana terdiam kaku, matanya mulai memerah menahan rasa ingin menangis, dalam hatinya berkata,
"Seno, Kamu benar-benar ingin meninggalkan Mamah Nak"
Ada rasa sedih dan menyesal telah berkata seperti itu, namun ego yang tinggi membuat Bu Riana malah semakin membenci Anita, sebab Anita lah yang membuat Seno putranya menjadi jauh darinya.
Bu Riana kini masuk ke rumah setelah Mereka pergi, sementara Anita mengentikan langkahnya dan melanjutkan pembicaraan tadi.
"Kamu melakukan apa sih Seno, Aku gak mau seperti ini, sekarang Kamu jadi anak durhaka, dan Mamah Kamu pasti makin benci sama Aku"
Ucap Anita dengan menangis kecil, lalu Seno menjelaskan jika apa yang di lakukannya tadi adalah benar dari dirinya bukan semata karena merah dengan Ibunya.