Istri Kecil CEO Mesum

Lianne menggelengkan kepala mendengar perkataan Hans

“Tidak ... Tolong jangan lakukan hal itu lagi ...” lirihnya dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya. “Aku mohon .... ”

“Walaupun kau memohon, aku tidak akan melepaskan mu malam ini.” Hans menekan bibir Lianne pelan, kemudian mendekatkan wajah dan mencium leher wanita itu.

“Ti—tidak ... Ugh .... ”

“Mendesah lah, dan panggil namaku.”

Lianne menitikkan air mata sembari menggigit bibir bawah agar suara-suara itu tidak keluar. “A—aku tidak sudi—Ahh!”

“Ya, mendesah lah seperti itu.”

“Lepaskan, ja—jangan menyentuh—Ahh!

.......

...▪️◾◼️◾▪️...

“Nona, saya sudah menyiapkan pakaian ganti untuk anda, Nona mandilah terlebih dahulu,” ujar Bibi Sumi, menundukkan kepala melihat Lianne yang sudah bergerak bangun dari ranjang.

“Ya,” jawab wanita itu singkat. Setelahnya, Lianne melilitkan selimut pada tubuh nya dan berjalan menuju kamar mandi.

“Saya akan menyiapkan sarapan anda, Nona.” Bibi Sumi segera berbalik pergi keluar dari kamar.

Lianne lantas memasuki kamar mandi dan segera membersihkan tubuh nya, tapi suasana hatinya tidak terlihat baik hari ini karena memikirkan hal semalam.

Rasa benci semakin besar tercipta, apalagi Hans sudah semakin membuat harga diri nya jatuh sedalam-dalamnya.

- -

“Pagi tadi, Tuan Hans pergi ke kantor karena ada urusan mendadak, jadi saya di perintahkan untuk melayani anda, Nona.” Bibi Sumi menyendokkan dua centong nasi dan menaruh nya pada piring berwarna putih di tangan nya itu, lalu kemudian mengambil beberapa lauk-pauk sebelum memberikan nya pada Lianne.

“Aku tidak ingin makan apapun hari ini,” Lianne mendorong piring berwarna putih itu sedikit menjauh dari nya.

“Tapi, Nona Lian belum memakan apapun sejak kemar—”

“Aku tidak lapar sama sekali.” sergah Lianne cepat.

“Nona, jika anda tidak sarapan, maka Tuan Hans akan marah.”

“Biarkan saja, aku tidak peduli.” ujar Lianne sembari melipat tangan di depan dada seraya menoleh ke arah lain membuat Bibi Sumi menghembuskan nafas kasar.

"Nona Lianne memang sangat keras kepala. Jika Tuan Hans mengetahui hal ini, maka Nona Lianne akan di hukum lagi." batin Bibi Sumi menggelengkan kepala.

“Nona, tolong makan lah.” pinta Bibi Sumi menggeser piring itu.

kembali menggelengkan kepala kuat. “Tidak, aku tidak mau!” sahut Lianne menggeser piring itu lagi, menjauh darinya.

“Nona, jika anda tidak sarapan pagi ini, maka saya akan di marahi oleh Tuan Hans karena tidak memberi anda makanan, apa anda tidak mengasihani saya?”

Lianne spontan saja berbalik memandangi wajah Bibi Sumi yang tertunduk. "benarkah?”

Wanita setengah baya itu menganggukkan kepala pelan.

“Apa Bibi Sumi memang sering di marahi oleh manusia brengsek dan kejam itu?” tanya Lianne lagi.

“Iya, Nona.”

“Pria itu ... Berani-beraninya dia. Dia memang tidak menghargai orang tua sama sekali,” monolog Lianne geram.

“Baiklah, aku akan sarapan demi menyelamatkan Bibi Sumi agar tidak di marahi oleh si brengsek itu!” ujar Lianne menarik piring berisikan nasi serta lauk-pauk itu kembali dan memakan nya dengan lahap. Jujur saja, Lianne memang sudah kelaparan sejak tadi.

“Ah, terimakasih, Nona.” Bibi Sumi terkekeh pelan melihat nya.

Sebenarnya ia hanya beralasan agar Lianne ingin memakan makanan nya, dan ternyata itu berhasil, dan Hans juga sebenarnya tidak pernah memarahi nya dan juga para maid setengah baya lainnya.

- -