NovelToon NovelToon
Babysitter-ku Maduku

Babysitter-ku Maduku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Ketabahan Arini benar-benar diuji. Selama 6 tahun menikah, Arini tidak juga dikaruniai seorang anak dalam rumah tangganya bersama Dodi Permana. Hinaan, caci maki dan perlakuan tidak adil selalu ia dapatkan dari Ibu mertuanya.

Namun, Arini tetap tabah dan sabar menghadapi semuanya. Hingga sebuah badai besar kembali menerpa biduk rumah tangganya. Dodi Permana, suami yang sangat dicintainya berselingkuh dengan seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Babysitter-nya sendiri.


🚫 Warning! Cerita ini hanya untuk Pembaca yang memiliki kesabaran tingkat dewa, sama seperti tokoh utamanya. Cerita ini memiliki alur cerita ikan terbang yang bisa membuat kalian kesal 💢 marah 💥 dan mencaci maki 💨😅 Oleh sebab itu, jika kalian tidak sanggup, lebih baik di skip saja tanpa meninggalkan hujatan buat othor, yeee ...

❤ Terima kasih ❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Di saat Arini sedang sibuk di dapur bersama seorang pelayan yang sedang mempersiapkan makan malam untuk mereka, dari halaman depan terdengar suara mobil yang sedang terparkir. Arini tahu bahwa itu adalah mobil tersebut adalah mobil milik suaminya, Dodi yang baru saja pulang dari tempat kerjanya.

"Sepertinya Den Dodi sudah pulang, Non. Nona tidak ingin nyemperin?" tanya Bi Surti, pelayan yang sudah lama bekerja di kediaman mereka.

Arini memperhatikan pekerjaannya dan ternyata masih banyak yang harus ia kerjakan. Sebenarnya Arini ingin sekali menyambut kedatangan Dodi. Namun, jika Bu Nining tahu ia meninggalkan pekerjaannya, wanita paruh baya itu pasti akan memarahinya lagi.

"Sepertinya nanti saja, Bi. Setelah pekerjaan ini selesai semua, baru aku menemui Mas Dodi," jawab Arini.

"Tinggalkan saja, Non. Biar Bibi yang mengerjakannya. Jika nanti Bu Nining bertanya, katakan saja pekerjaan Nona sudah selesai," tutur Bi Surti sembari meyakinkan Arini agar meninggalkan pekerjaannya.

Arini menatap lekat mata pelayan tua tersebut. Ia tersenyum kecut sambil mengelus lengan keriput yang selama ini terus memberinya semangat ketika ia putus asa dan ingin menyerah.

"Sebaiknya nanti saja, Bi Surti. Jika aku ketahuan bohong, Bi Surti juga pasti kena imbasnya nanti," sahut Arini.

Bi Surti pun tidak bisa memaksa dan akhirnya membiarkan Arini melanjutkan tugasnya. Setelah beberapa saat, pekerjaan mereka pun selesai. Tinggal membereskan panci, wajan serta beberapa peralatan dapur lainnya yang masih tertumpuk di pencucian piring.

"Biar Bibi saja yang mencucinya, Non Arini. Non pergi saja, temui Den Dodi," ucap Bu Surti.

"Baiklah, Bi." Arini bergegas mencuci tangan kemudian mengeringkannya dengan kain lap yang menggantung di dinding ruangan itu.

Setelah itu, ia pun bergegas melangkah menuju kamar, di mana Dodi sudah berada di ruangan itu. Ketika melewati ruang televisi, Arini tidak menemui Ibu mertuanya tersebut. Mungkin saat ini wanita itu tengah berada di dalam kamarnya.

Sambil melangkahkan kakinya, Arini terus berpikir bagaimana cara menjelaskan kepada Dodi bahwa hari ini ia batal membeli baju impiannya. Namun, di sisi lain Arini juga tidak ingin memacu keributan antara Ibu mertua dan suaminya hanya gara-gara hal sepele tersebut.

Kini Arini menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamarnya yang masih tertutup rapat. Namun, ia tahu bahwa Dodi ada di dalam ruangan tersebut. Samar-samar Arini mendengar suara lelaki itu tengah bicara dengan seseorang melalui ponselnya.

Perlahan Arini membuka pintu tersebut sambil tersenyum hangat. Tatapannya langsung tertuju pada sosok lelaki bertubuh tinggi yang sedang mencoba melepaskan kancing kemejanya satu-persatu. Sedangkan ponsel itu ia apit di antara bahu dan telinganya.

Dodi yang tidak menyadari keberadaan Arini saat itu masih berbincang serius dengan seseorang di seberang telepon. Namun, setelah Arini perhatikan, saat itu Dodi terlihat sedang marah dan sesekali terdengar umpatan kasar yang keluar dari mulut lelaki itu.

"Terserah, aku tidak peduli! Lakukanlah apa pun yang kamu suka," kesal Dodi sembari memutuskan panggilan tersebut kemudian melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur.

Arini yang kini berada di belakang tubuh Dodi, merasa bingung. Ia menghampiri lelaki itu kemudian memeluknya dari belakang.

"Siapa, Mas? Kenapa Mas marah-marah seperti itu?" tanya Arini heran.

"Hah, Arini! Sejak kapan kamu berada di sini?" pekik Dodi dengan mata membulat setelah menyadari bahwa Arini juga berada di ruangan itu. Wajah lelaki itu tampak cemas dan sepertinya ada sesuatu yang sedang disembunyikan olehnya.

"Baru saja," sahut Arini singkat dan jelas. Arini memperhatikan ponsel Dodi yang tergeletak di atas tempat tidur kemudian menghampirinya. Arini duduk di tepian tempat tidur kemudian meraih ponsel tersebut.

"Siapa sih, Mas? Mas Dodi belum menjawab pertanyaan Arini," sambung Arini yang kemudian meletakkan ponsel milik Dodi tersebut ke atas nakas.

Dodi menghembuskan napas lega karena ternyata Arini tidak mendengar percakapannya bersama seseorang di ponselnya barusan. Ia tersenyum kemudian duduk di samping Arini.

"Salah satu karyawanku, Sayang. Kerjanya seperti anak kecil, tidak pernah serius dan sering kali bolos tanpa meminta izin padaku," sahut Dodi.

"Oh." Arini yang tidak terlalu mengerti soal pekerjaan Sang Suami hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.

"Ehm, sebaiknya aku mandi dulu. Tubuhku sudah terasa lengket dan sangat gerah," tutur Dodi sembari bangkit dari tempat tidur mereka. Ia melangkah menuju kamar mandi dan diikuti oleh Arini.

"Ehm tunggu, Mas! Aku ikut," ucap Arini.

"Yuk lah, kita mandi bareng. Lagi pula sudah lama sekali kita tidak mandi bareng, 'kan," goda Dodi sambil memicingkan matanya kepada Arini yang tampak tersipu malu.

Arini meraih tangan Dodi dan memeluknya dengan erat sambil melangkah memasuki kamar mandi. "Boleh, lagian Arini juga belum mandi," jawab Arini.

"Ehm, pantas saja sejak tadi Mas mencium aroma-aroma tidak sedap. Ternyata kamu, ya!" Dodi tergelak sambil mengacak puncak kepala Arini yang kini tengah menekuk wajahnya.

"Mas, ih!" kesal Arini.

"Maaf, Mas cuma bercanda," jawab Dodi.

...***...

1
Putra Perdana
Luar biasa
Khay le
Semangat arini..
Lilijani Martini
betul ibu Yen Margaret, seharusnya laki2 yg berkhianat kena tulah , tp kenyataan nya malah kebalikan , merasa dirinya hebat ,
🔵❤️⃟Wᵃf‌🇸‌‌🇦‌‌🇷‌‌🇦‌‌🇸‌①
baru sadar Doni yang mandul BKN arini
Ira
Dulu pas pembagian otak dimana ya suci kok bodoh..
Erina Munir
takdir ...meureeuun
Dewi Dama
lanjutttt....semangat...
Dewi Dama
sedih bangat..kasian Arini...lebih bsik di ceraikan sy thoorrr...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
iyaa.. thoorrr...bagus...jln cerita nya juga bagus kok...
Dewi Dama
semangat thorrr...
Nina Pudjiastuti
diawal cerita aja udah Bombay.
penasaran nih kita /Grin//Grin/
Nur Lailaljk00 Khamarudin
hendra sama suci aja.
£rvina
kena juga tuh c ikan asin/Yawn/
£rvina
dimata hendra kamu kaya ikan asin, yg mau biasanya kucing liar n kucing kampung. klo kucing2 mahal gak mau ikan asin /Facepalm//Tongue/
£rvina
Luar biasa
£rvina
gemes deh sama bumer satu ini, pengen tak cubit ginjalnya/Cleaver//Hammer/
Ahsin
drpd sakit hati trs knp gak berpisah sj arini
Viaa
*tersungging
Dyah Oktina
hendra kasih yg gadis dong thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!