Transmigrasi Menjadi Gadis Nakal

haloo semua.... hehe

.

.

“ Nemo..” Teriak Nadia khawatir mendekati Nemo diikuti Agung.

Letta meneguk Saliva kering. Ini yang pecah telor nya bukan hanya satu karpet. Tapi hampir puluhan karpet.

Letta segera mendekati adiknya yang dipeluk Nadia takut. “ Yaampun telur saya... “ teriak pemilik motor menatap telur yang sudah jatuh berserakan di lantai.

Nemo memeluk Nadia erat melirik pemilik telor. Pemilik telor menatap nya tajam.” kamu apain telor milik saya ha?!!” teriaknya.

Nemo memejamkan mata memeluk ibunya lebih erat,. “ aduh maaf ibu. Anak saya anak istimewa jadi dia tidak tau apa yang dia lakukan salah. Maafkan saya yah..” ujar Nadia meminta maaf penuh rasa bersalah pada pemilik telor.

“ udah tau anak autis, tapi dibiarin aja diluar sana. harusnya dijaga dong biar nggak bikin rugi orang.” teriak pemilik telor kesal.” Kalo gini gimana ha? Saya juga yang rugi. saya nggak mau tau, tuker semua telor saya ini.. hari ini juga.” Tekannya menatap Nadia dan Agung.

Agung dan Nadia menatap pemilik telor tak enak.” Berapa yah pak jika kami boleh tau?” Tanya Agung mencoba tenang.

pemilik telur menghitung berapa karpet yang jatuh dan telur yang bisa di selamatkan.” Dua belas karpet. di kali aja sama 45.000 /karpet. 540ribu jadi total semuanya.” Ujarnya tegas pada nadia dan agung.

Keduanya kaget. Jumah uang segitu besar bagi mereka.” Duh..” gumam Nadia menggihit kukunya pelan.

“ jangan bilang kalian nggak ada uang.” Tekan pemilik telur.

Nadia dna agung mengangguk sendu dan tak enak.” Udah punya anak tolol, nggak punya duit. Nggak mau tau gue. balikin duit gue, ini semua pesenan orang, nggak sampek gue kena omel sama bos,.bersyukur gue Cuma minta balik uangnya aja..!!” tekannya kembali pada Nadia dan Agung.

Letta mendengar ucapan pemilik telor mendengus. “ Mulut loe.” Gumam Letta kesal.

Mengeluarkan dompetnya. Meletakkan yang di atas telor pecah sebesar lima ratus lima puluh ribu rupiah cash.” Tu ambil. Kalo kami miskin dan punya anak yang tolol, bukan urusan loe. Gue sumpahin loe punya anak autis semua, kalo semisal udah lahir. Gue doain geger otak dan cacat sekalian..” tekan Letta kepada penjual telor.

” Udah buk pak. Pergi.” Ujar letta menariik keduanya menjauh.

Pemilik telur melebarkan mata mendengar ucapan letta.” he loe sialan..!! bini gue lagi bunting woy. Mana anak gue udah ada yang lahir.” Gumam pemilik telor sengit.

Letta mendengarnya menatap nya malas.” Gue sumpahin. Dan biasanya sumpah dan ucapan gue nggak pernah meleset. Semoga anak loe lebih autis dna lebih tolol. Hidup loe sengsara. Dipecat sama bos loe..!!” terioak Letta lagi memakinya.

Duar. Pemilik telor memegang dadanya kaget saat suara petir menyambar.” Anjir. Perasaan tadi panas.,” gumamnya shok. kok tiba-tiba ada petir di siang bolong begini??

Tring.. ia menatap Hpnya yang ternyata bosnya yang menelpon, menelan liurnya gugup ia mengangkatnya. “ Dani..!!! kamu kemana aja? Konsumen disini marah marah kamu telat antar telornya.. itu buat hajatan..!!” teriaknya.

Dani gelagapan mendengar bosnya marah.” Aduh maaf pak. Tadi ada kecelakaan telornya pec.”

“ apa?? Pecah? Kecelakaan???? Jadi telornya udah nggak ada?” tanyanya dengan keras diseberang sana.

Penjual telor tadi mengangguk nanar.” iy iya pak.” Gumamnya lirih.

“ kamu tau kan Dani kalo itu stok terakhir telor kita?? kalo itu pecah jadi nggak bisa kirim lagi. konsumen udah marah marah ini. saya nggak mau tau, mulai hari ini saya pecat kamu..!!” tekannya pada Dani pemilik telor tadi.

Dani gelagapan memegang hpnya “ pa.. tut tut tut..’

“ ajjing.” Teriaknya kesal mengambil uang yang Letta buang. Tapi tunggu, tadi dia menyumpahi dirinya dipecat kan? dipecat???

Dani merasa panggilan lagi datang membuat ia segera mengangkat hpnya.” DANI.. CEPAT KE SINI, ISTRI KAMU MELAHIRKAN..!!!” Dani melebarkan mata. Jangan sampai anaknya juga autis..

" Mbakkk!!!!! tarik lagi doa loe!!!" Dani buru buru mengejar mobil Letta yang menjauh gelagapan. ia tidak mau anaknya juga jadi autis!!!!!?

Letta kesla sekali membawa keluarganya masuk kemobil kembali, menjauh dari sana. Nadia dan Agung Masih memeluk Nemo yang tak mau jauh dari Nadia dan terus menangis meminta maaf. “mafain kami yah nak. Kami jadi berhutang sama kamu.” Ujar agung pada Letta.

“ kalian kenapa sih? minta maaf minta maaf terus ke letta? berasa punya banyak banget sama Letta???? Letta pusing denger kalian minta maaf terus, terhitung hari ini udah dua puluh kali..!!” tekan Letta dingin dan tak suka.

Agung dan Nadia bungkam, terlihat gemetar takut pada Letta. Letta yang sadar meringis terbawa emosi. Ia menghela nafas,.” maksud Letta tu jangan keseringan minta maaf, Letta cape juga dengernya. Ada hal lain yang bisa kalian bilang sama Letta selian minta maaf, minta maaf cukup sekali aja. Nggak usah berlebihan.” Ujar Letta lagi lebih tenang.

Agung dan Nadia diam mengangguk.” Ma..”

“ mau minta maaf lagi???” tekan Letta pada Nadia. Nadia mengatupkan mulutnya rapat.

Letta mendengus kesal dan melaju mobilnya tak senang. Baik agung dan Nadia sama sama merasa bersalah karena sudah membuat Letta marah dan tak nyaman.

“ letta kamu potong rambut kenapa? Bukanya kamu suka rambut panjang?” Agung mulai angkat bicara.

Letta yang dipertanyakan hal lain menjadi tenang.” Karena males aja ngabisin sampo.” Ujar Letta tenang.

Agung dan nadia mendengarnya mencoba paham dan mengangguk saja. Sampai di rumah mereka kembali untuk ketempat kerja masing-masing. Nemo ikut dengan Nadia dan Agung kembali ke tempat kerjanya sendiri.

Letta sendirian di rumah sebab Nato kerja menjadi tukang parker di café. Ia mulai bekerja di sore sampai malam, atau dari siang ke sore. Tergantung shif.

...----------------...

Letta mengetuk pipinya menatap kompor di depannya tenang. Sudah jam sembilan malam tapi Nadia dan Agung belum pulang, tidak ada orang di rumah selain dirinya. Letta memandang semua bahan masak di dapurnya pusing, menghela nafas pelan. “ ini gimana cara masaknya.” Gumamnya menyuil mie di atas meja. Mienya aneh tidak ada bumbu atau seperti mie lain,

Letta memijit pusing kepalanya. Inilah kesalahanya dulu, tidak pernah belajhar masak, bahkan tidak ada kompor di apartemennya, menyentuh kompor saja tidak pernah. Yatuhan rasanya kepala letta rasanya sangat pening jika begini.

Letta memilih mengambil jaket dan segera keluar membeli makan saja. Dirinya sangat lapar karena tidur seharian seusai mengantar Nadia dan Agung melihat ruko tadi.,

Letta juga malas mengeluarkan mobilnya karena tak juh dari sini ada jual martabak kalo tidak salah, di dekat bank depan sana, ada banyak jualan angkringan.

Mau direstoran. Maaf saja Letta harus membayar hutang. Apalagi uang terakhirnya harus membayar telur telur yang di pecah oleh adiknya, total uangnya hanya 160k lagi.

Kalo ke restoran hanya sekali makan itu!!

Tring. Letta memandang Hpnya. menatapnya dengan gemerlap nomor yang tertera nama Om Bima. Sudah dua hari ini menghubungi Letta tapi tidak Letta angkat atau ia layani.

“ ini pasti kliennya Letta lama. “ gumamnya pelan memandang telepon yang terus berdering.” Uang kemaren habis buat DP ruko dan rumah. Gue ambil aja kali ye buat dapet cuan. Soalnya uang udah tipis banget.” Gumamnya lirih. menatap yang ditangannya hanyalah 40k

Letta menekan tombol hijau dan berdehem.” Haloo. Lettta sayang. Yaampun kenapa kamu baru angkat? Saya kangen.” Letta merasa bulu kuduknya berdiri mendengar suara pria yang terdengar alay diseberang sana.

kira kira sudah punya istri nggak yah????