NovelToon NovelToon
Hijrah di Jalan Allah

Hijrah di Jalan Allah

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Berbaikan / Romansa-Percintaan bebas / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:203.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: WidiaWati

"Punya mata nggak?" mengabaikan permintaan maafnya, orang itu malah membentak. Ia menatap Rahma benci. "Kalo punya tuh dipake baik-baik, jangan asal nabrak aja." Pemuda berwajah rupawan itu mendengkus keras, kesal tentunya. "Dasar aneh," ucapnya lagi.



Ridho Ahmad Wibowo dari awal sekolah sangat tidak suka dengan gadis bernama Rahma. Bahkan tak segan-segan membully walaupun gadis itu tidak salah apa-apa.



Namun, takdir berkata lain dimasa depan ia malah menikahi gadis itu dengan perjuangan yang tak mudah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WidiaWati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah terlalu biasa

"Gimana keadaanmu, Nak?" Sambil mengikat rambutnya, Bu Fatimah bertanya pada putri semata wayangnya yang tengah berada di dapur.

"Alhamdulillah udah mendingan, Bu." Rahma menghentikan aktivitasnya memotong kacang panjang sejenak sambil menoleh pada sang Ibu. Saat teringat sesuatu, gadis itu bertanya, " Yang anterin aku pulang siapa ya, Bu?" Ia akan sangat berterima kasih pada orang baik yang menolongnya tersebut.

Entah apa yang akan terjadi pada dirinya kalau seandainya orang baik itu tidak menolong.

"Teman sekolahmu kayaknya. Anaknya cakep."

Rahma mengernyitkan dahi mendengar jawaban wanita di sisinya tersebut. "Dia bilang gak, namanya siapa?"

Gelengan kepala dari sang ibu membuat gadis itu tidak bertanya lagi. Meski rasa penasaran masih menggerogoti dirinya.

 Setelah selesai membantu sang Ibu untuk menyiapkan barang dagangan untuk diangkut ke pasar, Rahma bersiap berangkat ke sekolah seperti hari-hari sebelumnya.

Di sekolah

Mentari tersenyum cerah di atas langit biru, menyapu tetesan embun di dedaunan. Sosok perempuan berkerudung tampak turun dari sebuah angkot berwarna biru setelah pamit pada sang ayah yang merupakan pemilik kendaraan umum tersebut.

Rahma menghirup udara pagi yang segar dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Sambil memegangi ujung tali tas ranselnya, gadis tersebut berjalan menuju gerbang sekolah di depannya.

Masih terlalu pagi. Hanya beberapa orang berada di koridor panjang sekolah itu. Rahma menyapa lelaki agak berumur yang merupakan tukang bersih-bersih dengan ramah. Lelaki tersebut membalas dengan anggukan sambil tersenyum.

Jarang memang yang mau dengan senang hati menyapa dirinya. Rata-rata murid di sini tidak tahu sopan-santun dan tata krama. Entah bagaimana orang tua mereka mendidik anaknya.

Di kelas

"Semalem tuh kamu kenapa, sih?" Dengan raut kesal Sinta bertanya pada pemuda di sisinya.

"Kenapa emang?" Ridho balik bertanya dengan tampang tak berdosa.

"Gak biasanya kamu main matiin telpon gitu aja." Gadis itu merengut, sedangkan pemuda di sampingnya tampak tak acuh.

"Gak sengaja," balas Ridho sambil menguap lebar. Pemuda itu merebahkan kepala di meja, bersiap tidur pagi seperti hari sebelumnya. Tidak menghiraukan omelan gadis yang di pacarinya semejak kelas satu itu. Samar-samar ia mendengar seperti suara gerombolan lebah sebelum alam sadarnya terenggut.

Baru beberapa menit mata itu terpejam. Sebuah benda keras terasa menimpuk kepalanya. Ridho sontak terbangun, menatap tajam penghapus papan tulis yang menghantam kepalanya. Sorot kelam tersebut berpendar mencari pelaku yang melemparinya dengan benda itu.

Indra di sisinya mencolek sambil menunjuk ke depan. Di mana seorang guru menatap garang ke arah Ridho. Sontak pemuda itu berpikir sejak kapan temannya yang satu ini berada di sampingnya. Ia benar-benar tidak menyadarinya.

"Kalau tidak suka dengan pelajaran saya, silakan kamu keluar!" bentak guru perempuan di depan sana.

Dan dengan senang hati Ridho menurutinya. Untuk apa belajar, ia tidak berminat menjadi pintar.

Semua orang tak heran lagi dengan kelakuan siswa yang satu itu. Sudah terlalu biasa Ridho bersikap seperti ini.

Sekarang tujuan pemuda bersorot kelam tersebut adalah UKS untuk melanjutkan tidur pagi yang tertunda di sana.

Dan kesekian kalinya ia menguap sambil merebahkan tubuh di atas tempat tidur yang tersedia dalam ruangan UKS.

Kasur yang empuk terasa memijat punggungnya. Ridho mulai memejamkan matanya kembali. Kali ini ia pastikan tidak ada yang mengganggunya lagi.

1
Surya Hermawan
Luar biasa
Surya Hermawan
Lumayan
ahmad fauzi
Luar biasa
Kota bengkulu
kok ibu asuh mengatakan Sama anak asuhnya manggil yang lebih tua dengan langsung nama ya ...
Kota bengkulu
kalau melihat visualnya kok cantikan Sinta daripada Rahma , apalagi sinta di pasangi jilbab, Rahma itu kaya terlalu gembul pipinya heee
Yulay Yuli
Emang Toiletnya ga dipake??? muso sampe malem 🙈
Yulay Yuli
Jakarta Utara hadir😄
Kota bengkulu
memang ada ya wanita lebih cantik dari pada gak pake jilbab perasan kalau pake jilbab malah lebih cantik
ahmad fauzi
super 👍
Lepasin Aja
dh mulai insaf kali
Lepasin Aja
bagus
Susi Susilawati
Luar biasa
idaman
awal yang bagus...lanjut dulu ya
karenina
kurang suka sama sifatnya Rahma..
sujinah
jangan lama2 up nya thor
sujinah
jangan lama2 upnya ya thor
sujinah
dikitnyaa
kosongsatu30
Iya kak, insya allah aku usahain
Terimakasih telah membaca😇
sujinah
paling tidak seminggu 2 kali lah up,jangan terlalu lama thor.aku selalu menanti up selanjutnya
AU CHANN ᵗⁱᵉᶜᵏ ( ͡° ͜ʖ ͡°)❣︎
Semangat ya kak! Aku pgn banget buat novel tpi gk punya smangat :( Hehe.. Lanjutt
AwanMendung26: Halo, kak. Mampir di cerita aku juga, yuk! Barangkali kakak suka. Judulnya Wafa dan Hijabnya. 🌻🌻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!