"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 05. Terharu
Malam tiba. Sesuai undangan makan malam keluarga Januar. Kini keluarga Candrawinata dalam perjalanan menuju Mansion megah milik Farres dan Lyodra.
"Sayang ingat jaga sikap, jangan perlihatkan sisi buruk," kata Mira sembari menoleh kebelakang dimana tempat Asinta duduk.
"Beres Ma, soal akting aku ratunya," jawab Asinta dengan mengulum senyum.
"Segera turun," titah Farhan.
"Sila pegangin tas gue," titah Asinta menyodorkan tas jinjing bermerek miliknya.
"Tidak sayang, saat ini kamu harus tampil elegan," kata Mira.
"Hmmm baiklah," jawabnya sinis.
"Selamat malam Tuan, Nyonya, Nona. Silahkan masuk," sapa kepala pelayan menyambut kedatangan keluarga Candrawinata.
"Selamat malam Tuan, Nyonya Januar," sapa Farhan dengan.
"Selamat malam juga Tuan, Nyonya Candrawinata," balas Farres.
"Silahkan duduk sayang," Lyodra mempersilahkan kedua wanita cantik itu.
"Terima kasih Tante," jawab Asinta dan Asilla serempak.
Asinta duduk disebelah Filio, sedangkan Asilla memilih duduk disebelah wanita berumur.
"Sayang kamu cantik sekali, nama kamu siapa?" tanya Zeze karena mereka juga diundang makan malam.
"Asilla Nyonya," jawab Asilla tersenyum kecil.
"Nama yang indah seperti orangnya," jawab Zeze tidak lepas dari wajah Asilla.
"Terima kasih Nyonya," jawab Sila dengan wajah malunya, sedangkan selama ini kedua orang tuanya tidak pernah memuji kecantikannya, malah mereka hanya memuji serta mengagumi Asinta saja.
"Cukup panggil Oma saja sayang. Hmmm sorot matamu seperti tidak asing bagi Oma," kata Zeze dsr pertama melihat Asilla seperti tidak asing baginya tetapi ia tidak bisa mengingatnya.
Huk huk....
Tiba-tiba Mira terbatuk mendengar perkataan Zeze tentang Asilla.
"Minum jeng," kata Lyodra mempersilahkan Mira minum.
"Hmmm kalian berdua tidak ada kemiripan. Apa mata Oma yang sudah bermasalah?" ujar Zeze sembari melepaskan kaca mata lalu mengusap kedua kelopak matanya.
"Iya Nyonya. Sila mirip dengan mendiang Omanya sedangkan Sinta mirip kami," jawab Mira dengan cepat.
Sungguh penuturan Zeze menyudutkan dirinya.
"Oh begitu," balas Zeze. "Berarti mendiang Oma kamu sangat cantik juga," imbuh Zeze kembali sembari mengusap pucuk kepala Asilla.
Tentu saja hal itu membuat Asilla sontak kaget, bahkan keluarganya sendiri. Jangan ditanyakan lagi raut wajah serta tatapan tajam dari Mira dan Asinta.
Asilla terharu, selama hidupnya baru kali ini mendapatkan kasih sayang. Ia belum pernah mendapatkan usapan seperti yang Zeze lakukan. Bahkan saat ini matanya hampir saja mengembun tetapi dengan cepat ia menunduk lalu.
"Maaf Sila ingin pamit ke kamar mandi," kata Asilla.
"Baiklah. Bet tolong tunjukan dimana letak kamar mandi kepada Sila," titah Zeze kepada kepala pelayan.
"Baik Nyonya. Mari Nona saya antar," kata kepala pelayan mempersilahkan Asilla.
Farhan, Mira, Serta Asinta menatap sinis kepada Asilla yang menjadi perhatian keluarga Januar. Sedangkan Filio tidak mau tau, sejak tadi pria itu sibuk dengan gawai pintarnya. Bahkan ia mengabaikan keberadaan Asinta yang berada di sampingnya. Filio sedikit k
Di kamar mandi khusus tamu yang terletak di pembatas dapur, di sanalah Asilla berada. Didalam kamar mandi tanpa diminta air mata itu luruh begitu saja tanpa diminta. Bahkan ia lupa menguncikan pintu kamar mandi.
Hiks hiks hiks....
"Mereka orang asing tetapi terasa sangat dekat, sedangkan Papa, Mama serta Kak Mira keluargaku sendiri tetapi seperti orang asing," batin Asilla masih berdiri didepan cermin yang berada didalam kamar mandi.
Asilla mengusap kedua matanya dengan air agar tidak kelihatan jika ia habis menangis.
"Aku tidak boleh cengeng serta terlihat lemah. Selama ini aku sudah berusaha dan bertekad tidak akan terlihat menyedihkan di mata siapapun, biarlah aku sendiri yang menanggung." Kembali lagi Asilla membatin.
Merasa cukup dan tidak ingin ditungguin Asilla kembali memperhatikan penampilannya.
Klek
Handel pintu kamar mandi sama-sama dibuka dari dalam dan luar.
Brukk
"Awww," pekik Asilla merasakan bahunya terasa sakit menubruk dada kekar seseorang yang belum ia ketahui.
"Apa kau tidak menggunakan mat----," perkataan itu terhenti ketika ia melihat siapa yang di tabraknya atau menabraknya.
Deg
Jantung keduanya berdebar tak seperti biasanya, sehingga keduanya membatin ingin memeriksakan jantung masing-masing karena mereka pikir ada yang tidak beres dengan kesehatan jantung mereka.
"Maaf Tuan saya tidak sengaja, bahkan tau jika Tuan sedang berada diluar pintu," kata Asilla dengan bibir bergetar karena melihat sorot mata tajam tetapi mempesona milik Filio.
"Aroma itu tidak asing bagiku," batin Filio menghirup aroma dari tubuh Asilla.
"Tuan," panggil Asilla karena tubuh kekar itu masih menghalangi tubuhnya.
Filio tersadar dari lamunannya, lalu tanpa berkata ia berlalu masuk ke kamar mandi karena sebetulnya ia sudah kebelet buang air kecil sehingga tidak memungkinkan untuk ke kamar mandi yang berada didalam kamar miliknya.
Sedangkan Asilla juga tidak mau tau sehingga meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruang tamu untuk bergabung.
Di meja makan
Asilla duduk di samping Fredella, kebetulan putri bungsu pasangan Farres dan Lyodra sedang libur sehingga ia pulang ke Indonesia. Dan ia baru pulang dari kantor Kendrick sang Kakak angkat.
"Kak Sila saat ini dalam kegiatan apa?" tanya Fredella.
"Belum ada sayang, hmmm rencananya besok Kakak baru memulai," jawab Asilla sembari tersenyum.
"Emang Kak Sila lulusan jurusan apa?" benar saja gadis imut ini kepo dengan latar belakang Asilla dibandingkan dengan calon Kakak iparnya Asinta.
"Hmmm fashion designer," jawab Asilla dengan jujur.
"Wah Kak Silla hebat," kagum Fredella tanpa sadar bertepuk tangan sehingga mengalihkan perhatian orang-orang kepada dirinya.
"Ada apa?" tanya Fredella dengan polos.
"Kamu yang ada apa sayang? bertepuk tangan seperti mendapat penghargaan saja," kata Lyodra karena sedari tadi mereka sibuk mengobrol.
"Oh....Itu Mom. Kak Sila adalah seorang desainer, lulusan universitas ternama di Eropa," tutur Fredella dengan semangatnya.
"Wah kamu sangat hebat sayang," kata Zeze langsung memuji pencapaian Asilla.
"Boleh dong kapan-kapan Tante memakai jasamu," kata Lyodra.
"Boleh Tante, dengan senang hati. Hmmm tetapi besok baru memulai Tante," ujar Asilla.
"Semoga lancar ya Sila," sambung Lyodra.
"Terima kasih Tante," balas Asilla.
Sedangkan dari tadi Mira serta Asinta menatap sinis kepada Asilla, ia mampu menarik perhatian keluarga Januar.
"Kurang aja*," gerutu Asinta dalam hati sembari mengepalkan tangan.
Mereka mulai menikmati hidangan yang dimasak oleh Lyodra sendiri dan dibantu oleh beberapa pelayan.
"Masakan Tante enak sekali," puji Asinta setelah mencicipi beberapa macam hidangan di atas meja.
"Terima kasih sayang, karena kamu menyukai masakan Tante," kata Lyodra. "Kalau begitu makan yang banyak sayang," imbuhnya.
"Hmmm tidak Tante, nanti Sinta gendut." Jawab Asinta berhasil membuat keluarga Januar menatapnya. Kecuali kedua orang tua, dan Asilla serta Filio mereka tidak heran lagi.
"Mommy tidak tau, seorang model harus menjaga pola makannya Mom bahkan mati-matian untuk diet," sindir Fredella, jujur saja ia tidak menyukai calon Kakak iparnya itu. Apalagi profesinya seorang model, entah dari segi mana sangat Kakak bisa menyukai bahkan sudah 1 tahun ini berpacaran dengan Asinta. Bila disuruh memilih ia lebih memilih Asilla dibandingkan dengan Asinta.
"Jangan terlalu diet sayang itu bisa merusak kesehatan, apa lagi diet dengan cara minum obat. Kecuali dengan cara alami," nasehat Lyodra.
"Iya Tante, hmmm Sinta diet dengan cara sehat," jawab Asinta berbohong, sedangkan kedua orang tua serta sangat Adik hanya terdiam tidak ingin ikut campur dalam masalah itu.
"Baguslah Kakak ipar karena sudah banyak Dela menjumpai para wanita yang tragis merenggang nyawa dikarenakan kegilaan dalam hal menguruskan badan atau berhubungan dengan diet," timpal Fredella menambahkan." Lihatlah Kak Sila sangat lahap, tetapi badannya mengalahkan seorang model," sindir Fredella.
Huk huk
Mendengar perkataan Fredella membuat Asilla tersedak.
"Minum Kak," Fredella menyodorkan air minum kepada Asilla.
"Bikin malu saja, dasar kampungan," gerutu Asinta dengan gumaman.
...******...