NovelToon NovelToon
Gadis Desa Milik Mafia Muda

Gadis Desa Milik Mafia Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: bang poro

SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

berjalan sesuai rencana.

Iya hallo sayang!" Ucap Alfaro dengan nada lembut setelah mengangkat telpon dari Syafira.

"Hallo!..kamu di mana, cepet jemput aku, aku mau ikut ngikutin mobil yang bawa Raniya barusan!" Ucap Syafira di sebrang telpon sana dengan nada yang terdengar sangat panik dan khawatir.

"Sayang kamu tenang dulu yah, Rey udah ngikutin mobil itu kok sama anak buah aku yang lain, kamu gak perlu ikut yah," ucap Alfaro mencoba menenangkan Syafira yang tengah panik dengan nada yang cukup lembut.

"Tapi aku juga mau nyusul mereka, aku takut Raniya kenapa Napa." Ucap Syafira yang masih panik di sana.

"Kamu gak boleh ke sana yah, di sana sangat bahaya, mereka pasti akan adu tembak di sana, aku takut kamu kamu kena peluru yang nyasar." Ucap Alfaro mencoba menakut nakuti agar Syafira tak ingin ikut menyusulnya.

"Kalo gitu kita cepat kenasa!. Keburu terjadi sesuatu sama Raniya." Ucap Syafira yang semakin panik.

Leon yang mendengarkan percakapan Alfaro dan Syafira dari samping hanya bisa menepuk jidatnya saja, dia tak habis fikir sama Alfaro yang malah menambah kekhawatiran Syafira saja.

"Ka–kamu tenang dulu yah, aku yakin Raniya baik baik aja, Rian juga pasti akan jaga adiknya itu dengan baik, kamu tenang yah," ucap Alfaro yang baru menyadari kesalahannya karna sudah menakut nakuti Syafira. Alfaro segera memberi perintah kepada Leon agar segera ke caffe sekarang dengan isyarat.

Leon pun yang mengerti segera melajukan mobilnya ke parkiran caffe.

"Kamu itu lagi di mana?... Jangan nambah kekhawatiran aku deh!" Ucap Syafira yang menyadari bahwa Alfaro sedang dalam mobil.

"Aku ke caffe sayang, tenang dulu yah," ucap Alfaro menjelaskan.

"Awas saja kamu sampe bohong sama aku." Ucap Syafira dengan nada yang tegas.

"Iya sayang, aku ini udah di parkiran caffe kok" ucap Alfaro yang sudah berada di parkiran caffe tersebut.

Setelah mendengar itu Syafira langsung berlari ke luar caffe untuk memastikan ucapan Alfaro, dan benar saya Alfaro sedang berjalan ke arah caffe bersama Leon. Dengan segera Syafira menghampiri Alfaro dan berhambur ke pelukan Alfaro. Alfaro sedikit terkejut dan hampir saja kehilangan keseimbangan karna Syafira yang langsung loncat ke pelukannya.

"Sayang kamu tenang dulu yah, aku di sini kok" ucap Alfaro menenangkan Syafira yang sangat panik itu.

"Kalo memang di sana bahaya, dan aku gak boleh ke sana, kamu juga gak boleh ke Sanah," ucap Syafira yang berada dalam pelukan alfaro.

"Tap–, aoww, sakit sayang." Pekik Alfaro yang kesakitan karna pecutnya di cubit dengan kuat oleh Syafira. Syafira mendongakkan kepalanya dan menatap tajam ke arah alfaro.

"Kamu mau membantah hmm?," tanya Syafira Sembari memutar cubitannya di perut Alfaro.

"Emm... enggak sayang, a–aku gak bakal kesana, tolong lepasin dulu cubitannya, auwwhh" ucap Alfaro sembari menahan sakit di perutnya.

Leon yang memperhatikan itu berusaha menutupi tawanya, dia sungguh tak percaya seorang Alfaro yang terkenal karna ke kejamannya di segala bidang, kini tengah meringis ke sakitan karna cubitan ke kakasihnya. 'Bahkan peluru yang bersarang di tubuhnya saja,dia tak pernah menunjukkan rasa kesakitan, namun kini lihatlah' pikir Leon.

"Sebaiknya anda turuti saja apa kata nona tuan," ucap Leon yang berada di belakang Alfaro dengan nada yang sedikit meledek.

"Si–, auwh, lu ngeledek gua hah?" Kesal Alfaro namun tak sempat mengumpat, karna Syafira memper erat cubitannya.

"Hahaha.... Lu di sini aja biar gua urus semuanya!... Nona!, saya harap nona banyak meninggalkan bekas cubita di perutnya!" Teriak Leon sambil tertawa meledek dan berlari kabur kedalam mobil.

"Terimakasih tuan pengertiannya!, saya pastikan itu akan terjadi!" Teriak Syafira sembari tersenyum manis menatap kepergian Leon.

"Sayang aku mohon jangan lakukan itu... Iya aku nurut deh" rengek Alfaro agar Syafira tak melakukan hal itu padanya.

"Iya aku cuma bercanda kok, dasar anak kecil, gak malu tuh di liatin orang hah." Ucap Syafira sambil tersenyum ke arah Alfaro. Dan benar saja saat Alfaro melihat ke sekitar, terlihat semua orang melihatnya dengan wajah yang melongo tak percaya.

"Ekhem, aku cuma acting aja barusan, ayo kita masuk kedalam caffe, nanti biar anak buahku berjaga di sini sampai semuanya sudah selesai." Ucap Alfaro kembali cool, mencoba menutupi rasa malunya.

Syafira yang melihat tingkah Alfaro hanya tersenyum lalu ikut masuk kedalam caffe bersama Alfaro.

Sedangkan di tempat lain, Rian, Rey dan Leon sudah siap di posisinya masing-masing untuk menyergap musuk yang sudah menculik Raniya. Tadi Mereka mengikuti mobil yang membawa Raniya dari kejauhan agar tak ada yang mencurigainya. Dengan alat pelacak yang tersembunyi di sepatu Raniya membuat mereka mudah melacak keberadaanya.

Sedangkan di gedung tua yang tengah Rian, Rey dan Leon intai dari kejauhan, terlihat seorang pria sedang duduk manis di kursi kebesarannya. Dia sedang menunggu anak buahnya mengantar tawanan yang ia incar. Tak berselang lama, masuk beberapa anak buahnya membawa seorang gadis yang terikat dengan kepala yang sudah tertutup kain hitam.

"Ini tuan gadis yang anda minta" ucap salah satu pengawal sembari mendudukan Raniya di lantai.

"Kerja bagus, sekarang buka penutup kepalanya." Ucap pria tersebut sembari tersenyum penuh kemenangan.

Manun saat anak buahnya membuka penutup kepala gadis di hadapannya, dia sungguh terkejut saat melihat gadis yang anak buahnya bawa bukanlah gadis yang ia maksud.

"Sial!!, kenapa kalian bawa gadis yang salah, dasar bodoh," teriak pria tersebut kepada anak buahnya dengan penuh amarah. Semua anak buahnya menunduk menyadari kesalahannya. Sedangkan Raniya sendiri hanya tersenyum sinis menatap pria di hadapannya.

"Ternyata tuan sangat bodoh. Mudah sekali anda kelabui" ucap Raniya sambil tersenyum mengejek. Saat pria itu akan beranjak untuk memberi pelajaran kepada raniya, terdengar suara baku tembak dari luar gedung yang membuatnya seketika panik.

Di luar gedung Rey, Rian, Leon dan anak buah Alfaro sudah melancarkan aksinya untuk menghabisi semua anak buah pria tersebut dengan cepat.

Sedangkan di caffe Alfaro sedang berada di ruangan Rey di temani Syafira. Alfaro terus menenangkan Syafira yang sedang khawatir pada sahabatnya. Alfaro tak pernah melepaskan pelukannya sedari tadi, dia terus mengelus kepala Syafira dengan lembut.

"Kamu tenang yah, aku jamin Raniya gak bakal kenapa Napa, kamu percaya sama aku yah" ucap Alfaro sembari mengelus kepala Syafira dengan lembut.

"Awas saja kalo Raniya kenapa Napa, aku bakal marah besar sama kamu," ucap Syafira yang masih membenamkan wajahnya di dada bidang Alfaro.

"Iya sayang, aku janji Raniya gak bakal kenapa Napa." Ucap Alfaro mantap karna sudah yakin dengan kemampuan tiga orang terdekatnya itu.

Tak lama kemudian telpon Alfaro berdering, terlihat Leon menghubunginya. Alfaro pun langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telpon dari Leon tersebut tanpa ragu karna kini Syafira sudah tertidur di pelukannya.

"Hallo, bagaimana, apa sudah beres?" Tanya Alfaro langsung to the points.

"Semuanya sudah beres, Raniya sudah berada di sisi kamu dengan keadaan baik baik saja," ucap Leon di sebrang telpon sana.

"Baik, kalian langsung ke caffe saja, kekasihku ingin memastikan keselamatan sahabatnya itu dulu" ucap Alfaro dengan nada yang sedikit kecil karna takut membangunkan Syafira yang tengah tertidur di pelukannya.

"Baik, kamu akan segera ke sana, untuk bedepah itu, anak buah kita akan membawanya ke markas utama, dan benar saja apa yang kita duga, dia lah dalangnya." Ucap Leon.

"Baiklah, biar dia aku yang urus nanti." Ucap Alfaro datar, dia langsung mematikan telponnya setelah mengatakan itu.

1
Desie Budie
sangat suka
Pororo Korong: makasih udah menyukai karya pertama aku🥹
total 1 replies
Laura Barón
Wuih, jadi terinspirasi.
Pororo Korong: terinspirasi apa tuhh🤭
total 1 replies
Juan Pablo Escamilla
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Pororo Korong: terimakasih atas doa kak🥹, sering sering aja doain author biar cepet sukses hehe
total 1 replies
Felix
Aku rela begadang buat baca cerita ini, wajib banget dicoba!
Pororo Korong: terimakasih karna sudah luangin waktunya buat baca novel aku yah kak, sehat sehat terus☺️👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!