Lihat Aku Sekali Saja
Didalam kamar tanpa pencahayaan. Wanita terkulai lemas dengan kepala berat. Sangat sulit baginya untuk membuka mata. Rasa mulai kembali dirasakan, setelah beberapa kali tadi memuntahkan isi dalam perutnya sebelum dibawa seseorang masuk kedalam kamar.
"Awww," pekik wanita itu seketika merasakan tubuhnya ditindih oleh benda seperti sebuah tubuh manusia.
'"Ssst ini sangat panas. Honey tolong menjauh," desis sesosok misterius itu yang masih menindih wanita yang terkulai lemas.
Dengan keadaan ruangan gelap gulita sangat sulit mengetahui siapa diri keduanya masing-masing.
"Lepas," lirih wanita itu dengan suara hampir tak kedengaran. "Kau mau apa?" wanita itu berusaha melepaskan diri disisa kesadarannya, tetapi sayangnya tenaga serta kesadarannya hampir menghilang.
Cup cup cup
Seluruh wajah wanita itu dalam sekejap habis dilahap dengan bibir yang begitu kenyal. "Lepas," wanita itu berusaha melepaskan diri tetapi sayangnya tidak membuahkan hasil.
"Tenanglah honey," bisik pria itu dengan suara serak sembari mengigit halus daun telinganya. "Honey kau wangi sekali, hmmm apa kau mengganti parfum? aku suka aroma ini," mendengar kicauan itu membuat wanita yang berada dalam kungkungan merinding. Sedangkan pria itu semakin tidak tahan.
"Aaah," suara itu begitu merdu di telinga sang pria. Sehingga jari-jemari kekar itu menyelusuri setiap jengkal body seperti biola itu. Sampai di bagian tersembunyi. "Aaah jangan sentuh," lirih tak berdaya sang wanita. Merasakan benda kenyal bermain di p***** yang selama ini ia jaga dan rawat.
Sekuat apapun ia menolak tetapi tubuhnya menginginkan hal itu bahkan lebih dari itu. Apakah mungkin karena pengaruh alkohol dosis tinggi yang tanpa sengaja ia minum? atau tepatnya lagi dipaksakan oleh seseorang.
Pria misterius menghentikan aktivitasnya sejenak karena ingin melepaskan pakaian yang masih melekat dan kini tanpa sehelai benang. Sungguh gelora keperkasaannya sudah diambang batas kesabaran dan ingin segera dimuntahkan.
Kini pria misterius dan wanita tak berdaya tanpa sehelai benang.
Deg
Merasakan ada ganjalan keras serta bergerak-gerak membuat sang wanita ngeri. Ingin sekali ia membukakan mata tetapi sangat berat sekali. Dunia serasa berputar-putar yang dirasakannya. Sungguh perasaan pening ini sangat menyiksa, tetapi karena disuguhkan dengan kenikmatan yang baru pertama ini dirasakannya membuat penawaran rasa pening itu.
Cup
Kembali benda kenyal serta tebal basah itu melahap di bagian tersembunyi.
"Eeghm," kedua kaki jenjang itu menjepit kepala dibawah sana. Mulut menolak tetapi tubuh menerima, itulah yang terjadi kepada wanita itu.
Tidak lama ia bergelinjang dengan tubuh bergetar. Sesuatu dibawah sana meledak.
"Hangat honey," bisik pria misterius sembari tersenyum tanpa dilihat oleh sang wanita yang ia anggap kekasihnya. "Bersiaplah," pria misterius itu menghujam tanpa aba-aba karena ia pikir akan lolos begitu saja, tetapi ia salah karena ada penghalang.
"Awww sakit," pekiknya tertahan sembari meremas seprei.
"Sempit," seketika senyuman menyungging indah di bibir sang pria misterius. Ia bersorak mendapatkan kekasihnya masih perawan.
Sejujurnya dari awal sebelum masuk kedalam kamar ia berusaha menahan tidak melakukannya hal dosa itu kepada sang kekasih. Tetapi setelah tubuhnya didorong sehingga menimpa tubuh seseorang yang ia kira kekasihnya membuat gelora itu semakin sulit dikendalikan, apalagi mencium aroma tubuh itu membuatnya mendesis.
Kedua kaki jenjang kini bertumpu dikedua bahu kekar.
Cup
Benda kenyal tebal kembali membungkam mulut serta jari-jemari kekar tetapi lembut berpusat di bulatan ranum berwarna merah muda.
"Awww sakit," rasa perih, sakit itulah yang ia rasakan di selangkangannya. Seketika bulir bening itu bergulir membasahi kedua pipinya.
Lama-kelamaan rasa perih, sakit luar biasa kini sebaliknya yang ia rasakan. Bahkan tidak bisa terlupakan.
Hentakan, pacuan yang awalnya ritme rendah kini berubah ritme tinggi. Dengan nafas memburu ia menunggak seperti berkuda yang ingin segera mencapai garis finis.
"Aaah...." keduanya bersuara melepaskan lahar panas.
Akhirnya malam panas tak terduga itu mereka lalui. Tentunya dengan penolakan atau keterpaksaan sang wanita, tetapi karena alkohol dosis tinggi ia tidak bisa berbuat dan hanya bisa pasrah. Bahkan sekarang ia sudah tidak sadarkan diri alias terlelap begitu saja, tanpa tau siapa pria misterius yang merenggut mahkota yang selama ini ia jaga mati-matian.Tetapi dalam sekejap hancur berkeping-keping.
Sedangkan sang pria misterius selama ini kategori anak bersikap baik dan jauh dari pergaulan bebas, bahkan ini pertama kalinya ia menyentuh seorang wanita. Karena pengaruh obat perangsang dosis tinggi yang sengaja dijebak oleh seseorang mengakibatkan ia tidak bisa berpikir jernih karena itu benar-benar menyiksa.
******
"Dasar wanita murahan?" teriak seorang wanita paruh baya sembari menghentakkan selimut yang menutupi tubuh polos itu.
Mendengar suara teriakan bahkan menyentuh tubuhnya membuat wanita itu berusaha membukakan kedua kelopak mata yang begitu berat.
"Bangun kau ja****," lagi-lagi suara itu menganggu gendang telinganya.
Wanita itu berhasil membukakan mata. Utama yang dilihatnya adalah ruangan dimana ia terbaring. Seketika memori ingatan tentang apa yang terjadi tadi malam membuatnya bungkam.
Ia belum sepenuhnya percaya dengan ingatannya tadi malam. Ia menadahkan kepalanya kebawah dan tampaklah tubuhnya tanpa sehelai benang dan terdapat banyak stempel di bagian leher sampai dada.
"Aaakk," teriaknya sembari mendekap tubuh polos itu disertai tangisan, ia sangat yakin jika mahkota yang selama ini ia jaga mati-matian dalam sekejap direnggut oleh orang yang tidak dikenal.
"Pura-pura menyesal? dasar ja****. Kau membuat aib keluarga," suara itu sangat menghujam.
"Ma-mama," lirih Asilla yang biasa dipanggil Sila. Sungguh ia tidak percaya jika dipergoki oleh sang Mama.
"Jangan panggil aku Mama, kau membuat kami malu. Pria itu menceritakan kepada kami bahwa kau yang menjual dirimu sendiri, dasar anak kurang aja*,"
Plak plak
Dua kali tamparan melayang dikedua belah pipi Asilla.
"Tidak Mama itu semua tidak benar hiks hiks," tangis Asilla sembari memohon di kaki kedua orang tuanya.
"Segera bersihkan dirimu dan segera berkemas agar orang lain tidak ada yang mengetahui perihal ini. Apa kau ingin karir Adikmu hancur karena masalah menjijikan yang kau perbuat," kata pria paruh baya yang baru saja masuk kedalam kamar hotel, bisa dipastikan itu adalah Papa Asilla.
"Ini bukan kemauan Sila Pa, Ma. Sila dijebak hiks hiks," jerit tangis Asilla berlutut di lantai, tanpa dipedulikan oleh kedua orang tuanya.
"Cepat!" Tidak ada gunanya lagi kau menangis Sila. Nangis darah sekalipun tidak akan mengembalikan semuanya, apa didikan kami selama ini sedikitpun tidak kau hargai?" kata tajam menghujam Mama Mira.
Setelah menyudutkan Asilla. Farhan dan Mira keluar kamar begitu saja tanpa memperdulikan Asilla. Bahkan keduanya menyungging senyuman kebahagiaan.
Didalam kamar mandi. Kini dipenuhi oleh bunyi gemercik jatuhan air dari shower disertai isak tangis Asilla.
Sungguh wanita berparas cantik ini merasa hancur berkeping-keping. Sudah terjatuh bukannya kedua orang tuanya merangkul dan menanyakan bagaimana semuanya ini bisa terjadi, tetapi mereka malah menyalahkannya. Bahkan mempercayai penuh pria yang telah menidurinya.
"Hiks hiks hiks....Aku sudah kotor, aku sudah kotor. Aaakk...." Teriak Asilla sembari menjambak rambut panjang itu.
Entah sudah berapa lama ia berada dalam kamar mandi. Rasanya enggan untuk keluar dari kamar mandi.
"Siapa orang yang tega menjebak diriku? dasar apa mereka tega melakukan itu?. " Aku kotor, aku wanita kotor hiks hiks hiks," tangisan itu sungguh menyentuh hati siapa saja yang mendengarnya, kecuali kedua orang tuanya.
...******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Juan Sastra
o oow orang tua tak beradab,,kayak memang sengaja di jebak assila
2023-03-10
1
Siti Aisyah
aku baru nemu..di awal bab sdh bikin stres aja...dgn tingkah ke dua orangtua sila
2022-10-08
1
Mistin Mistin
bab pertama sudah menarik
2022-10-06
1