Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?
Rama & Irna
Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?
Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan
Instagram Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan
Suamiku Pria Tajir #5
Oleh Sept
Rate 18+
"Mas mencari kulkas yang model seperti apa?" tanya karyawan yang mengenakan seragam biru tua dengan sopan dan tersenyum ramah saat melayani Arya. Jelas wanita itu senyum-senyum lantaran customer yang ia layani cukup tampan. Putih, bersih dan maskulin. Benar-benar memanjakan mata kaum Hawa.
"Saya mau yang itu!" Arya menunjuk ke arah kulkas yang paling besar. Sebuah kulkas yang malah mirip lemari pakaian.
Nur yang jarang atau malah tidak pernah ke tempat seperti ini, hanya diam saja. Matanya mengamati benda-benda elektronik itu satu persatu. Pasti sangat mahal, pikir Nur sambil mengikuti Arya yang berjalan di depannya.
"Mari, Mas. Saya tuliskan nota."
Pegawai cantik dan berpakaian rapi itu pun berjalan mendahului keduanya. Setelah Arya melakukan pembayaran, pria tersebut kembali meneruskan belanjanya.
"Nur, ambil beberapa baju yang kamu suka. Saya tunggu di sini!" ucap Arya yang memilih duduk di depan sebuah outlet pakaian.
"Tidak, Tuan. Terima kasih." Nur jelas menolak, baru kerja sehari masa mau saja dibelikan ini itu. Gadis itu tidak mau makan gaji buta.
Melihat Nur yang enggan masuk ke toko pakaian, Arya langsung beranjak dari duduknya. Pria itu pun menarik lengan Nur untuk masuk ke dalam.
"Selamat datang," sambut SPG yang sejak tadi mengamati dari dalam. Wajah Arya yang mencolok, membuat pria itu mengundang perhatian.
Arya mengangguk pelan kemudian berjalan menuju manekin.
"Bungkus ini." Arya ganti berjalan menuju manekin yang lain.
"Baik, Mas."
"Ini juga! Dan itu." Lagi-lagi Arya asal menunjuk barang yang ia mau. Tanpa peduli, itu muat apa tidak. Tidak peduli Nur suka apa tidak, asal terlihat bagus, Arya langsung meminta SPG untuk segera membungkusnya.
"Tuan, tidak usah!" sela Nur yang merasa tidak enak. Mengapa Arya asal tunjuk-tunjuk begitu saja.
"Tolong bungkus sekarang!" Arya seolah tidak mendengar protes Nur.
***
"Masuk!" seru Arya, ia mematikan mesin mobil dan meminta Nur segera masuk.
Nur pun berjalan sambil menenteng paper bag di kedua tangannya. Ia langsung masuk saat Arya sudah membuka pintu mobil dari dalam.
"Letakkan di belakang!"
Arya menatap Nur yang memangku sebagian papper bag di atas pahanya.
Tanpa menjawab, Nur pun langsung memutar tubuhnya. Meletakkan benda itu di jok belakang. Sesaat kemudian, Arya mulai menghidupkan mobilnya kembali. Ia mengemudi dengan santai, sembari menyalakan audio.
Keduanya sama-sama diam tanpa suara, menikmati melody lagu yang mengalun di ruang dengar mereka. Hingga tidak terasa, akhirnya mereka sudah tiba di sebuah apartemen mewah.
Begitu banyak barang belanjaan yang mereka bawa, sampai di dalam lift. Tidak Sengaja mereka satu lift dengan tetangga sebelah apartemen Arya. Seorang pria dan kekasihnya. Baru pacaran sudah tinggal bersama.
Dua pasangan tetangga Arya tersebut tersenyum ramah, sekedar basa-basi. Ia tak menyangka, tetangganya itu bisa normal juga. Mereka kira Arya tidak bisa sembuh.
Cap bahwa Arya penyuka sesama memang sudah jadi rahasia umum. Entah benar atau tidak, sepertinya hanya Tuhan dan Arya yang tahu.
"Habis belanja, Mas?" tanya Rena tetangga apartemen Arya.
Arya hanya mengangguk tanpa bersuara. Dan ketika pintu lift terbuka, ia langsung keluar duluan. Sedangkan Nur, gadis itu mengikuti Arya dari belakang. Sudah mirip ekor kucing, mengikuti Arya ke mana-mana.
Di dalam apartmen.
"Tuan mau saya bikinkan sesuatu?" tanya Nur saat mereka sudah masuk ke dalam apartmen.
"Tidak, aku ada urusan."
Setelah berganti pakaian, Arya bergegas mau keluar lagi. Mau bertanya akan ke mana, tapi bibir Nur seolah terkunci. Siapa dia? Berani-beraninya bertanya mau ke mana sang majikan.
"Kunci pintunya dari dalam!" seru Arya sambil berbalik. Hampir lupa mengatakan pada Nur untuk mengunci pintunya.
"Baik, Tuan."
Setelah mengatakan hal itu, Arya benar-benar meninggalkan apartemen.
Malam harinya, Nur sudah menyiapkan makan malam untuk Arya. Ia masak bahan apa saja yang tadi pagi ia beli bersama sang majikan. Memasak sudah, membersihkan rumah juga sudah. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Nur pun ketiduran di ruang tamu. Bukan Nur yang nonton Tv, ini malah sebaiknya. TV yang menonton gadis tersebut.
Ketika asik berkelana di alam mimpi, mendadak ada mengusik tidur Nur. Gadis itu akhirnya bangun karena suara ketukan pintu. Yakin itu adalah Arya, tanpa mengintip Nur langsung saja membuka pintunya.
"Aku lihat dia tidak ada di rumah, kebetulan Rena juga pergi tadi siang. Ayo ikut bersamaku!" ajak pria yang tidak Nur ketahui identitasnya itu. Tapi, yang jelas tadi mereka sempat satu lift.
"Maaf, saya tidak mengerti maksud Tuan."
"Alahhhh! Jangan jual mahal, berapa Arya membayarmu? Pria tak normal itu belum ada apa-apanya. Ikut denganku, aku tunjukkan sesuatu yang pasti akan lebih memuaskan!"
Spontan mimik wajah Nur langsung berubah pucat pasi. Gadis itu melangkah mundur ketika menyadari seringai tak asing itu.
"Hey! Kau rupanya mau tarik ulur. oke! Aku ikutin maumu."
Makin panik lah Nur ketika pria itu mengikuti dirinya.
"Jangan mendekat!" Nur menatap sekeliling, ia mencari sesuatu untuk melindungi diri.
"Cih!" Leon menatap remeh.
"Jangan buang-buang waktu, ayo lakukan dengan singkat! Sebelum kekasihmu tiba."
Pria bernama Leonard itu langsung mencengkram lengan Nur. Bisa dibayangkan betapa panik dan gelisahnya gadis itu saat ini.
"Lepaskan!"
Nur meronta, berusaha melepas diri.
Melihat gadis itu terus berontak, Leon semakin tertantang. Dengan kuat ia mendesak tubuh Nur sampai menempel pada dinding.
"Kamu mau sambil berdiri?" seringai Leon.
"Tolllll ...!" saat akan berteriak, Leon langsung membekap mulut Nur dengan bibirnya. Pria itu mencium Nur dengan paksa dan membabi buta.
BUGH
Bersambung
Sambil nunggu up baca juga ya, novel sept yang lain.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Kesetiaan cinta
Jerat Cinta Tuan Muda
Semua novel di atas sudah tamat ya. Terima kasih.
Yang mau kenalan, cuss ada Sept di Instagram : Sept_September2020
Fb : Sept September