Risma begitu syok ketika mengetahui bahwa suaminya yang bernama Radit yang selama beberapa tahun tinggal terpisah darinya karena dia dipindah kerjakan di luar kota ternyata telah menikah lagi di belakangnya. Hati Risma pun bertambah hancur ketika mengetahui bahwa selama sebelas tahun menikah dengan Radit dan mempunyai dua orang anak ternyata Radit tidak pernah mencintainya. Radit tidak bahagia hidup dengannya dan memilih untuk menikahi mantan kekasihnya di masa lalu. Lalu apakah Risma akan sanggup menghadapi pengkhianantan sang suami , dan apakah Risma bisa bertahan hidup bersama Radit setelah diduakan dan dia sadar bahwa cintanya yang begitu besar hanya bertepuk sebelah tangan...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Kegundahan hati Risma
Sore harinya Radit bersiap untuk kembali ke kota B bersama dengan Nada dan Eva menggunakan mobil Nada.
"Mas, kamu jadi pergi bareng sama Nada...?" tanya Risma.
"Iya..." jawab Radit sambil memasukkan barang- barang yang akan di bawa ke dalam tas.
"Mas, aku kan sudah bilang sama kamu nggak usah dekat- dekat dengan Nada perempuan kegatelan itu. Kamu kenapa nggak ngertiin perasaaan aku banget sih mas..." Risma kesal.
"Perasaan apa...? Memangnya aku ngapain...? Aku sudah jelasin ke kamu kalau aku nggak ada perasaan apa- apa sama Nada. Aku juga nggak ada hubungan apa- apa kecuali bersahabat saja. Kamu kenapa nggak percaya juga sama aku...! Kamu cemburu nggak jelas...!" seru Radit ikut kesal.
"Aku ini pergi ke kota B untuk kerja buat kamu, buat anak- anak kita.. Kenapa kamu malah mencurigai aku berhubungan sama Nada...! Kamu tidak mempercayai suamimu sendiri, keterlaluan kamu Risma...!" Radit membentak Risma.
Risma menangis, baru kali ini Risma dibentak oleh Radit. Risma hanya merasa takut kalau ada perempuan lain yang menggoda Radit di luar sana. Radit adalah suami yang begitu dicintai oleh Risma. Risma tidak akan sanggup jika sampai Radit membagi cintanya dengan orang lain.
"Maaf... Aku nggak bermaksud membentak kamu... " Radit merasa bersalah lalu memeluk Risma dan mengusap punggungnya.
"Aku nggak mau kamu didekati oleh perempuan lain mas, kamu hanya milik aku mas, hanya aku yang boleh memiliki kamu, orang lain tidak boleh, aku mencintai kamu mas, aku sangat sangat mencintai kamu, aku nggak bisa hidup tanpa kamu mas, aku mohon sama kamu, kamu jangan pernah ninggalin aku ya mas hik..hik....." ucap Risma sambil menangis di pelukan Radit.
"Aku nggak akan meninggalkan kamu, kamu kan istriku. Sudah, jangan menangis lagi kamu harus percaya sama aku, aku sama Nada hanya berteman saja, tidak lebih..." ucap Radit mengurai pelukannya lalu menghapus air mata di kedua pipi Risma.
"Aku pamit ya, jaga anak- anak..." Radit mengusap kepala Risma. Risma lalu mencium punggung tangan Radit.
"Hati- hati ya mas..." ucap Risma.
"Iya..." jawab Radit lalu keluar dari kamar.
Setelah pamit dengan Risma , Radit lalu pamit dengan anak- anak. Kemudian Radit pergi ke rumah bu Ratna menggunakan ojek on line. Karena dia akan berangkat bersama Eva dan nada yang sudah menunggunya di sana.
****
"Tuh Radit datang..." ucap bu Ratna menunjuk ke arah Radit yang baru turun dari ojek on line di depan rumahnya.
Eva dan Nada yang sedang duduk di teras bersama bu Ratna pun menoleh ke arah Radit.
"Assalamualaikum..." ucap Radit.
"Waalaikumsalam..." jawab Bu Ratna, Eva dan Nada.
"Udah lama Nada...?" tanya Radit.
"Baru sepuluh menit..." jawab Nada menatap Radit dengan senyum manis di bibirnya.
"Kita langsung berangkat sekarang aja...?" tanya Radit.
"Ayo..." jawab Nada. Eva pun mengangguk.
Mereka bertiga lalu berpamitan pada bu Ratna.
"Abah mana Mi...?" tanya Radit.
" Abah lagi ke tetangga, ada undangan acara aqiqah...'' jawab bu Ratna.
"Ya udah, sampaikan saja salam buat Abah ya Mi..." ucap Radit lalu mencium punggung tangan bu Ratna.
"Iya, jangan lupa tiga minggu lagi kamu harus pulang, Anggi mau hajatan, Adam mau disunat...." ucap bu Ratna
"Iya Mi..." jawab Radit.
"Kamu juga harus ke sini lho Eva..." ucap Bu Ratna pada Eva
"Iya Umi..." Eva mencium punggung tangan bu Ratna.
"Kamu juga Nada, kamu harus datang ke sunatannya Adam, kita kumpul- kumpul di sini...." ucap Bu Ratna pada Nada.
"Iya pasti Umi..." jawab Nada lalu memeluk bu Ratna.
Mereka bertiga pun lalu naik ke mobil. Radit yang menyetir, Nada duduk di samping Radit sedangkan Eva duduk di jok belakang.
Seperti biasa Nada yang memang suka sekali mengobrol pun terus berbincang dengan Radit di sepanjang perjalanan. Sesekali mereka bercanda dan tertawa bersama .Sementara itu Eva hanya mendengarkan obrolan keduanya saja tanpa mau ikut mengobrol.
"Eva, kamu jangan diam saja dong..." ucap Nada sambil menoleh ke belakang.
"Iya mbak Nada...." sahut Eva sambil tersenyum.
"Eva itu anaknya agak pemalu Nada..." sahut Radit sambil melirik ke arah Eva melalui kaca spion.
Eva hanya tersenyum datar mendengar ucapan Radit. Tiba- tiba ponsel Eva berbunyi menandakan pesan masuk. Ternyata pesan dari Risma. Iya , kemarin Risma minta nomor ponsel Eva supaya bisa bertanya kepadanya soal Radit. Eva membaca pesan dari Risma.
'Eva, kalian sudah jalan...? Jadi pergi bersama Nada..? ' pesan dari Risma.
'Jadi mbak...' Eva membalas pesan Risma.
Eva lalu merekam perbincangan Radit dan Nada menggunakan Video lalu mengirimkannya pada Risma. Tak lama kemudian pesan masuk lagi dari Risma.
'Genit banget sih Nada..' Risma membalas Video yang dikirim oleh Eva. Di sana terlihat Eva sedang tertawa bersama Radit.
'Iya mbak, dari tadi Nada sama mas Radit ngobrol mulu sambil ketawa- tawa, aku aja yang lihat risi, dasar Nadanya aja yang kegatelan mbak, semua orang kantor juga tahu kalau Nada itu suka genit ke mas Radit...'
'Eva, mbak minta tolong sama kamu ya, tolong selidiki Nada sama mas Radit ya, kalau ada apa- apa yang mencurigakan tolong kasih tahu mbak...'
'Oke mbak...' jawab Eva.
...****************...
Selama Radit berada di kota B Eva beberapa kali mengirimi foto kebersamaan Radit dan Nada. Foto ketika Radit dan Nada yang sedang makan berdua, ada juga ketika mereka sedang rapat. Mereka selalu duduk berdekatan terlihat sangat akrab sekali dengan senyum merekah di bibir masing- masing.
Setelah dikirimi Foto dan video tentang kedekatan Radit bersama Nada oleh Eva, Risma menjadi semakin yakin jika di antara mereka berdua ada hubungan khusus. Risma pun dibuat semakin cemburu dan gelisah setiap hari. Apa lagi ketika Risma menghubungi Radit dan menanyakan soal kedekatannya bersama Nada ,Radit selalu marah dan langsung mematikan sambungan telponnya.
Risma pun menjadi semakin kesal tapi tidak bisa berbuat apa- apa karena dia dan Radit terpisah jarak yang cukup jauh. Risma pun hanya bisa mengungkapkan kesedihannya pada sahabatnya yaitu Ririn.
"Kamu beneran yakin Risma, kalau mas Radit ada hubungan dengan Nada...? Kamu sudah menyelidikinya bener- bener...?" tanya Ririn ketika mereka sedang berada di sebuah cafe. Iya, setelah mengantar anaknya ke sekolah mereka berdua pergi ke cafe untuk ngopi sambil berbincang.
"Aku juga nggak tahu Rin, tapi melihat kedekatan mereka aku benar- benar cemburu. Masa mereka berdua berani cipika- cipiki di depan aku Rin. Nada juga tidak canggung memegang- megang tangan Radit. Dan Eva, anaknya saudara Umi, beberapa kali mengirimi foto tentang kedekatan mas Radit dan Nada di kantor. Lihat nih..." sahut Risma memperlihatkan beberapa foto di ponselnya kepada Ririn.
Ririn pun menggeleng- gelengkan kepalanya melihat foto - foto tersebut.
"Kamu sudah tanya pada mas Radit, tentang hubungan mereka...?" tanya Ririn.
"Aku sudah bertanya berkali- kali Rin, tapi setiap aku tanya soal hal itu, mas Radit langsung marah- marah dan langsung mematikan sambungan telponnya..." jawab Risma.
"Ya emang begitu sih katanya, laki- laki kalau sudah selingkuh, dan istrinya mulai mencurigainya, pasti mereka akan marah, dan menganggap istrinya terlalu cemburu, dan dia kan menyalahkan istrinya yang menurutnya tidak percaya padanya..." sahut Ririn.
"Iya Rin, mas Radit juga begitu. Dia bilang aku lebay, nggak percaya sama suami, menuduh sembarangan, intinya dia marah setiap kali aku menyinggung soal kedekatannya dengan Nada...." ucap Ririn.
"Memangnya Nada itu belum punya suami...?" tanya Ririn.
"Belum..." jawab Risma.
"Masa sih, bukannya dia teman kuliah suamimu, pasti umurnya udah cukupkan buat menikah...?" sahut Ririn.
"Iya, umurnya sama kayak mas Radit tiga puluh delapan tahun. Waktu ditanya sama mertuaku katanya dia sedang dekat sama cowok tapi cowoknya itu belum mau nikahinya, dan waktu ngomong seperti itu dia sambil melirik ke mas Radit. Aku kan jadi semakin curiga kalau cowok yang dia maksud dia itu mas Radit..." ucap Risma.
"Ya udah kamu selidiki terus tuh suamimu, apa beneran pacaran sama Si Nada atau nggak. Kamu jangan gegabah Risma, harus diselidiki betul- betul, sampai ada bukti yang konkrit..." sahut Ririn.
"Tapi susah Rin, mas Radit aja kan tinggal di kota B, aku nggak bisa mantau dia setiap saat. Paling si Eva tuh yang bisa aku mintai tolong buat menyelidiki mas Radit. Tapi dia kan juga sibuk..." ucap Ririn merasa gelisah.
"Ya begitulah Ris, kalau tinggal berjauhan sama suami. Ada aja resikonya. Yang tiap hari tinggal bareng aja ,ada aja yang selingkuh, apalagi kamu sama Radit yang hanya ketemu sebulan sekali...." sahut Ririn.
"Laki- laki mana tahan nggak menyentuh istri selama satu bulan. Kecuali kalau laki- laki nggak normal, misal itunya nggak bisa bangun, dan yang ke dua ,dia punya simpanan di sana. Dia sudah kenyang dilayani sama selingkuhannya. Makanya dia sama kamu udah nggak nafsu lagi. Kan kamu bilang setiap pulang ke rumah belum tentu Radit menyentuh kamu kan ..."
"Aku sih yakin seratus persen kalau suamimu itu selingkuh. Tapi aku belum bisa memastikan siapa selingkuhan suamimu itu. Yah kalau cuma foto- foto yang kamu terima dari si Eva sih, belum bisa dijadikan bukti yang kuat kalau suamimu itu selingkuh sama dia. Kecuali kalau foto itu menunjukan kalau mereka sedang berciuman atau sedang berhubungan badan....'' ucap Ririn.
"Terus apa yang harus aku lakukan dong Rin, aku nggak tahu harus gimana lagi...? Aku benar- benar pusing Rin, aku sedih, aku marah, tapi aku nggak tahu harus melakukan apa..." tanya Risma sedih.
"Kamu yang sabar Ris, minta petunjuk sama Alloh. Aku yakin kalau memang benar suamimu selingkuh, cepat atau lambat, semua bakal ketahuan. Yang namanya bangkai lama- lama pasti akan tercium...." Riris menggenggam tangan Risma untuk menguatkan.
"Makasih ya Rin..." ucap Risma.
Iya, siapa lagi selain Ririn yang bisa dijadikan tempat curhat oleh Risma. Hanya dia sahabat satu- satunya yang bisa dia percayai. Risma memang punya adik laki- laki, tapi dia tinggal di kampung halaman Risma. Risma kurang nyaman jika curhat dengan laki-laki walaupun adik sendiri.
Dan ibu mertua serta adik ipar perempuan Risma pun tidak bisa dijadikan teman curhat. Mereka saja tidak begitu menyukai Risma, kalau Risma mengatakan pada mereka kalau dia mencurigai Radit berselingkuh pasti yang ada mereka akan marah pada Risma.
Pasti mereka akan membela Radit dan akan mengatakan hal yang bakal membuat Risma sedih karena tidak percaya pada sang suami. Makanya Risma bingung sendiri. Kalau saja kedua orang tua Risma masih hidup, pasti Risma akan berkeluh kesah pada mereka.
Risma jadi sedih karena merasa sendiri. Semua kesedihan ini harus ditanggung sendiri.
Bersambung....