NovelToon NovelToon
Menjadi Selingkuhan Suamiku

Menjadi Selingkuhan Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Petualangan / Tamat
Popularitas:11.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

18+
Ikatan yang terjalin karena sebuah fitnah, membuat Karenina terpenjara oleh cintanya, hingga ia memutuskan untuk menjadi selingkuhan suaminya sendiri.

Penyamaran yang begitu apik, dan sempurna, sehingga sang suami tidak menyadari kalau ternyata, wanita lain dalam rumah tangganya adalah istri sahnya.


"Kau yang mengurus segala keperluanku, dan saat kau memutuskan untuk pergi, ada ketidak relaan dalam hatiku, namun aku tak bisa mencegahmu.
Hidupku kacau tanpamu, rapuh porak poranda" DANU ABRAHAM BUANA


"Anna Uhibbuka Fillah Lillah..., itu sebabnya aku menjadi orang bodoh, bertahan hampir dua tahun untuk mengabdikan diriku pada suami yang tidak pernah membalas cintaku" KARENINA LARASATI ARIFIN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 5

"Kita bertemu di Sindoro villa..."

Sebuah pesan sharelok di kirim oleh Nina, ia bertekad untuk melanjutkan sandiwara sebagai Nesa. Karena Nina pun juga merindukan Danu, dia ingin sekali menatap wajahnya, menghabiskan waktu bersamanya.

Nina sudah bertekad akan melanjutkan pebyamarannya, kembali berperan menjadi Nesa hanya untuk bisa bersama dengan sang suami.

Mas Danu : "Baiklah, aku akan datang tepat waktu"

Dengan tangan bergetar Nina membuka pesan dari suaminya. Wajahnya memerah saat membaca pesannya, lagi-lagi ia membayangkan jika Nesa adalah orang lain.

"Nina lakukan saja, biarkan mengalir seperti air, ikuti alur yang kamu buat sendiri" pungkasnya tanpa sadar.

**

"Mas, setelah ini aku mau ijin ke rumah salah satu temanku" ucap Nina saat sedang sarapan bersama Danu.

"Kamu mau kemana saja terserah kamu, tidak perlu ijin dariku"

"huft Sabar Nina" batinnya lalu menundukkan pandangan.

"Tunggu" Sambar Danu

Membuat Nina mengangkat kepala, menatap Danu yang tetap fokus pada sarapannya.

"Memangnya ada acara apa kamu pagi-pagi sudah berkunjung ke rumah teman?" Sinisnya sambil menyendokkan nasi di piring, lalu memasukkannya ke dalam mulut.

"Hmmm cuma ngumpul saja, dan akan pulang pada sore harinya" jawab Nina ragu-ragu.

"Terserah kamu, pulang silakan, tidak pulang juga boleh"

Nina kembali mengangkat kepala, menatap Tama penuh selidik, lalu menelan salivanya dengan susah payah. Pria yang tak pernah menatap dirinya barang sebentar "Tega sekali kamu mas" Nina membatin dengan sorot sepenuhnya menatap Danu "Aku akan balas ucapanmu, bahkan kamu akan merasakan yang lebih sakit dariku"

Beberapa menitpun berlalu. Danu sudah menghabiskan sarapannya, ia meraih gelas berisi air, lalu meneguknya hingga tak bersisa.

Tanpa sepatah kata, pria itu bangkit dari duduknya kemudian berlenggang menuju kamar, tanpa memperdulikan Nina yang menyorot penuh luka.

Dia benar-benar tak pernah menatap wajah istrinya dalam waktu yang lama.

Tak mau ambil pusing, reflek mata Nina melirik jam yang menggantung di dinding, dia bergegas membereskan peralatan makan ketika jam sudah menunjuk di angka tujuh.

"Aku tidak punya waktu banyak, aku harus merias wajahku supaya mas Danu tidak mengenaliku" racaunya sembari mencuci piring kotor.

Selesai dengan pekerjaanya di dapur, Nina segera menuju ke kamar, tanpa mengganti pakaiannya, ia segera menyambar tas berisi perlengkapan penyamaran yang sudah di persiapkan tadi malam. Dia berjalan mengendap-endap ke ruang tamu, takut Danu mencurigai isi tasnya.

"Sepertinya mas Danu ada di kamar, aku harus cepat meletakan tas ini ke mobil" Nina sedikit berlari menuju garasi. Dia akan kembali lagi ke dalam untuk berpamitan pada suaminya

tok,,tok

"Mas, aku pergi dulu"

"Pergilah" jawabnya dari dalam kamar.

*******

Sesampainya di vila kecil milik abi, dia lebih dulu mengamankan kendaraaannya sebelum kemudian berniat mandi dan berendam setidaknya sepuluh menit.

"Aku benar-benar tidak memiliki waktu banyak"

Selesai mandi, dia melirik jam menunjukan pukul 09:12.

"Apa aku bisa berdandan dalam waktu setengah jam" ucap Nina seraya memakai dress seksinya.

"Mas Danu pasti akan datang sebelum pukul sepuluh" Dengan cepat ia memakai berbagai make up, melukis kedua alisnya serta memasang bulu mata palsu. Hampir selesai memoles wajah, tiba-tiba bel pintu berbunyi, membuat jantung Nina persekian detik berdetak tak tahu aturan.

"Itu pasti mas Danu" Nina segera mengoles bibirnya dengan lipstik, sekali lagi ia memindai penampilannya lewat cermin.

"Aku rasa sudah cukup" Bel tidak berhenti berbunyi membuat Nina semakin merasa gugup, saat hendak berjalan menuju pintu ia ingat ada sesuatu yang kurang.

"Astaga aku lupa memakai softlens"

Ia kembali berdiri di depan cermin. Tidak lebih dari dua menit, softlens sudah terpasang sempurna di matanya.

Ia melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Kok lama" ucap Danu saat pintu terbuka.

"Maaf, aku sedang di kamar mandi tadi"

Danu memindai penampilan Nina dari atas ke bawah, baginya Nesa adalah wanita yang sempurna.

"Kenapa mas Danu memperhatikanku seperti itu, apa dia mengenaliku? tidak.. ku mohon jangan sekarang?",aku ingin membuatnya tergila-gila pada Nesa"

" Hari ini kamu sangat cantik" pujinya, dengan sorot mata tak mengerjap.

Ucapan Danu membuat Nina mengangkat kepala, terlihat dia sedang tersenyum kagum.

"Mas silakan masuk" ucap Nina gugup, tangannya masih sedikit gemetar saat menutup pintu.

Nina mempersilahkan Danu untuk duduk, Ia berniat ke dapur untuk membuatkan minuman.

Sekian menit berlalu, Nina duduk bersebrangan dengan Danu yang juga terlihat gugup. Sementara di atas meja, sudah ada Teh chamomile kesukaan Danu serta beberapa biskuit.

"Nes, ada yang ingin aku sampaikan" Danu menatap dalam wajah Nina, membuat jantungnya seketika berdetak dengan tidak sopannya.

"A-apa yang ingin mas sampaikan?" sahut Nina dengan terbata, tangan yang saling meremat di atas pangkuan, tak mampu mengurangi rasa gugupnya.

Danu tersenyum melihat tingkah Nina, ia sangat gemas pada wanita yang duduk di hadapannya.

"Sejak pertama kali bertemu, aku tertarik padamu Nesa, maaf kalau ini terlalu cepat"

Menelan saliva, Nina terlonjak kaget atas ucapan suaminya. Dia benar-benar tidak menyangka. Bahkan hanya dengan satu hentakan, Nesa mampu menjerat Danu kedalam muara cintanya.

"Nesa, aku minta maaf sudah lancang" ucapnya lagi ketika Nina masih bungkam.

Tanpa peringatan apapun, tahu-tahu Danu berlutut di depannya, lalu memegang tangan Nina, "Nes maukah kamu menjadi kekasihku? aku merasa nyaman berada di dekatmu"

Hening, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Nina, sebenarnya ia ingin sekali berteriak, namun lidahnya mendadak kelu.

"Nesa"

Panggilan Danu membuyarkan lamunan Nina yang tengah sibuk dengan pikirannya.

"Iya mas"

"Maukah kamu menjadi kekasihku?" Ulang Danu

Satu detik, dua detik, hingga berganti menjadi tiga detik, Nina menganggukan kepala sebagai jawaban. Seketika Danu merangkum wajah Nina, saling peradu pandang mempertemukan netranya, sepersekian detik Danu menciumnya dan sedikit memberikan lum*atan.

Bulir bening meluncur begitu saja membasahi pipi Nina, hingga ciuman itu berasa asin karena air matanya.

"Apa karena aku menciummu jadi kamu menangis?" Tanya Danu setelah mengurai ciumannya. "maafkan aku Nesa" imbuhnya masih dengan kening yang saling menempel.

"Abi, umi, kenapa sesakit ini, haruskah aku menyerah sekarang?"

"Mulai sekarang, kamu adalah kekasihku, aku akan menikahimu, setelah membereskan Nina, kamu sabar ya, aku akan cari cara buat ngomong sama orang tuaku. Tolong jangan tinggalkan aku?" katanya yang langsung menyadarkan Nina dari lamunannya, lalu mendaratkan ciuman di kening Nina.

Sepertinya Nina masih syok dengan ajakan Danu, tapi dia mengiyakan begitu saja, apalagi saat merasakan ciumannya yang lembut, dan memabukkan membuat Nina tak ingin berpaling darinya.

"Bagaimana kalau kita tiduran di ranjang?"

"Tapi mas, kita bukan suami istri"

"Aku tidak akan menyentuhmu, kita hanya tiduran saja, tidak lebih dari memelukmu"

Terpaksa Nina melangkahkan kaki sebab tangannya terus di tarik oleh Danu. Pria itu menuntun Nina merebahkan diri di atas ranjang. Danu pun ikut merebahkan dirinya di samping Nina.

Mereka tidur dengan dengan posisi memiringkan tubuh saling berhadapan.

Sungguh Danu tidak menyadari bahwa yang tidur dengannya saat ini adalah istrinya.

Nina yang begitu pandai merias wajah, dan Danu yang memang tidak pernah menatap Nina lebih dari tiga detik. Selain itu, dia selalu melihat Nina dengan pakaian syari'i dan jilbabnya yang menjuntai, membuat dia tak mengenali wajah sang istri.

Setelah puas bercengkrama, saling pandang, dan bercerita di atas tempat tidur, mereka pun tertidur hingga pukul dua siang.

Danu membuka mata, di lihatnya wanita yang tidur di sebelahnya, menatap dalam wajahnya, lalu membelai anak rambut yang sedikit menutupi mata Nina. Satu kecupan mendarat di bibir Nina membuat ia membuka mata.

"Mas Danu" ucap Nina.

BERSAMBUNG

1
Upriyanti II
kan kak nina ada di rmhnya kak irma dia sedang magang
Upriyanti II
kak nina kan menyamar sebagai kak nesa
Asti ly
ihhh gmpng kali sih percaya kt orng
Asti ly
knp sihh Nina nya mintla isah ranjang 😢
Anonymous
k
echa purin
/Smile/
Susilawati
gimana sih kamu Nina.. giliran Danu bener2 cinta sama kamu ehhh malah kamu yang ragu.. hadehhh.. 🤦‍♀️
anna zahra
trik yg bagus,,, /Smile//Good//Good/
Nasywa Humaira Zidny
tapi lihat nanti nina sama danu bucin akut
Nasywa Humaira Zidny
seingatku kalau masih perawan gak sampai mengucur deras darah perawan cuma kaya noda mau haid pertama seingatku /Tongue//Proud/
Agus Maryadi
Buruk
Nasywa Humaira Zidny
wah mungkin akan segera fi sembunhikan nih nina sama mertuanya kalau sudah terbongkar kebohongan nina selamat memikmati kegalauan mu danu kamu gak akan ketemu nina sangat lama apalagi nanti nina hamil rasain lho biar tau rasa laki kaya lho yang gak bisa bersyukur udah punya istri baik sholehah walau kamu tidak mencintainya seharusnya kamu bisa menerima takdir dari tuhan eh malah mencari selingkuhan untung yang selingkuhannya nina coba kalau bukan yang ada sengsara lho
Nasywa Humaira Zidny
cepat pergi saja nina nanti danu bucin berat , ceritanya sudah ini sudah tau nanti ada lanjutannya yang akan di alami sama cucunya bikin baper terus tapi seru
Syahna Amira sy
abisnya si Danu udah kecewa duluan Ama Nina karena cara menikah mereka terpaksa...tp itukan bukan salahnya Nina seharusnya Danu itu lebih terbuka hati dan pikirannya...KL menerima dgn lapang mungkin dia nggak sebenci itu ke Nina
Syahna Amira sy
lanjut
Imam Syafi'i
Luar biasa
Ira
keren
Yanti86
Luar biasa
Tribudi Nuraini
Buruk
Dwi Haznay
mbuket banget, menenangkan diri koq bertahun2, hidupnya dibikin runyam sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!