Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 22
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Senyum jelas terukir di bibir seorang Kimberly ketika menyaksikan tayangan yang ada di hadapannya. Wanita itu sesekali terkekeh ketika melihat tayangan bisnis yang memperlihatkan saham dari Greyson Group's yang sedikit demi sedikit menurun sesuai rencananya.
Bahkan Malla yang ada di belakang Kim ngeri mendengar tawa itu, karena dia tahu bahwa jika seorang Kimberly tertawa itu adalah kehancuran bagi orang lain.
"Malla!"
"Ya Nyonya?"
"Panggil Rose kemari."
"Dengan Tuan Chris?!" tanya Malla yang hanya di balas lirikan mata oleh Kim.
Melihat itu saja Malla sudah mengerti dengan baik, wanita itu langsung menunduk. "Baik."
Sengaja Kim belum pergi ke kantor karena ia masih ingin menunggu Kevan sampai berusia satu atau dua bulan seperti anak-anaknya yang lain.
Namun jangan pikir Kim bisa bersantai walaupun di rumah, ia tetap bekerja seperti biasa. Tanggung jawabnya besar, walaupun di pegang oleh orang-orang terpercaya, namun ia tak bisa mengabaikan itu begitu saja.
Ia memang di didik sebagai seorang pewaris, walaupun ia wanita namun kekuatannya sama seperti lelaki pada umumnya. Jangan pikir karena penerus Dimitry Inc adalah seorang wanita ia bisa di pandang sebelah mata. Di tangan Kim, Dimitry Inc lebih berkembang lagi dari kepemimpinan sebelumnya. Bahkan Dimitry Inc saat ini sudah menguasai pasar dunia.
Apalagi Kim terkenal dengan sikap angkuh dan sombong, ia tidak akan menerima kesalahan apapun. Itulah yang menjadikannya banyak di segani dan di takuti untuk orang-orang yang pernah berurusan dengannya.
Tak lama ia mendengar suara heels yang beradu dengan lantai, dari jarak yang lumayan jauh Kim sudah mengetahui bahwa itu adalah Rose. Seolah ia memiliki mata lain di belakang kepala.
"Rose!" panggil Kim.
"Saya Nyonya!"
"Bagaimana kabarmu? Apa yang dikatakan dokter Juna padamu?" tanya Kim dengan tatapan mengejek.
"Saya tidak apa Nyonya, racun itu belum bereaksi."
"Baguslah!" jawab Kim seenaknya.
Astaga wanita macam apa yang ada di hadapan Rose saat ini. Dia memang cantik tapi sangat mengerikan.
Parasnya memang cantik tapi siapa sangka di balik wajahnya yang mempesona tersimpan kekejaman dan otak yang sangat licik.
Kim melangkah ke ruang kerja di ikuti Rose dari belakang. Kim berhenti sebelum masuk ke dalam lift. Ia memanggil pelayan dan menyuruhnya membawa minuman ke ruang kerja.
Kemudian melanjutkan langkahnya ke ruang kerja lagi, setelah menekan beberapa kode akhirnya pintu itu terbuka.
Kim langsung mengambil beberapa berkas yang di simpan di brangkas, kemudian menyodorkannya di hadapan Rose.
Wanita itu mengambil berkas tersebut dengan dahi mengernyit. Pikirnya apa ini, begitulah. Karena Kim belum menjelaskan apapun tentang ia yang di minta hadir.
Rose membuka dan membaca berkas tersebut dengan teliti. Ia sedikit tersentak kaget mana tahu itu adalah berkas kepemilikan saham. Saham dari Greyson Group's yang ia beli dengan nama salah satu petinggi perusahaan Greyson.
Ya walaupun hanya 10% tapi saat ini keadaan perusahaan sedang goyah, nilai 10% untuk saat ini sangatlah besar.
Sepuluh persen ini saja sudah menghasilkan beberapa milyar dalam satu bulan.
"Jual saham itu pada Jordan Group."
Deg!
"Anda yakin?!"
"Ya, tidak lama lagi Greyson Group's akan membuka penanaman saham untuk umum. Dan saat itulah aku akan menjadi penanam saham yang paling besar." ucap Kim dengan yakin.
Melihat saham Greyson yang semakin menurun, tidak menutup kemungkinan perusahaan itu bangkrut. Hanya tinggal menunggu waktu saja.
"Lalu ini?"
"Aku hanya ingin memasukkan salah satu lawan sebagai peran antagonis."
"Anda yakin?" ulang Rose sekali lagi.
Mengingat bagaimana perseteruan dengan pemilik Jordan Group, Sean Putra Jordan. Lelaki yang selalu bersaing dengan Alex dalam hal apapun.
"Kau meragukan ku?!" jawab Kim menatap tajam ke arah Rose. Tatapannya seolah menguliti wanita itu membuatnya menelan ludah kasar.
"Ti-dak Nyo-nya." jawab Rose terbata, bahkan lidahnya keluh untuk menjawab.
"Jawab yang benar! Jangan lemah!" sentak Kim dengan kasar. Wajah cantiknya bahkan tak mengeluarkan ekspresi kemarahan.
Rose menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Ia mengatur detak jantungnya sebelum berbicara kembali.
"Maksud saya, bukankah itu akan mempersulit Tuan Alex?"
"Apa perduli ku?!" sahut Kim santai seolah ia benar-benar tidak ingin tahu lagi.
"Rencana anda akan berantakan!"
"Tidak! Sean bahkan akan membantuku." jawab Kim penuh percaya diri. Karena ia tahu bahwa Sean Putra Jordan adalah lelaki yang sangat tergila-gila padanya. Perseteruan antara Alex dan Sean bermula saat keduanya menaruh hati pada Kim saat masa kuliah dulu.
"Maksud anda?"
Kim menatap tajam ke arah Rose, rahangnya mengeras. "Kenapa kau banyak sekali bicara?" Kim sudah mengeluarkan jurus mautnya.
"Maafkan saya."
"Cukup lakukan saja perintahku."
"Saya mengerti."
"Pergilah!"
Lihatlah Alex, wanita yang kau duakan adalah wanita yang di gilai banyak pria di luar sana. Wanita yang kau sakiti adalah wanita yang di incar para pengusaha muda. Kau menyia-nyiakan berlian demi batu kerikil yang tidak berharga.
***
Alex pulang ke mansion dalam keadaan berantakan, wajahnya terlihat kusut dengan kemeja yang sudah tidak teratur. Lelaki itu seolah bukan Alexavier Hansel Greyson yang mempesona, penampilannya kali ini lebih mirip seperti pengangguran yang frustasi.
Ck! Lihatlah ini baru sehari, kau sudah seperti gembel saja.
"Daddy!" sapa Kalvin riang ketika melihat Alex masuk ke dalam mansion.
"Hai Sayang, kau sedang apa?" sambil mencium pipi putranya.
"Aku menunggumu, Dad!"
"Why?"
"Tidak apa, hanya ingin melihatmu saja." jawabnya dengan mata meneliti penampilan Alex. "Dad, kau terlihat sangat jelek!" ungkap Kalvin mengkritik keadaannya.
"Kau mengatai Dad jelek?"
"Daddy memang jelek."
"Dimana Mommy?"
"Di kamar adik Kevan."
"Kakak Kia?"
"Belajar."
"Baiklah, Daddy mau mandi dulu supaya terlihat tampan."
"Okay!" ucap Kevan kemudian berlalu meninggalkan Alex yang tengah meneliti keadaan mansion ini yang terlihat sepi.
Hari ini tak ada sambutan dari istrinya, mereka bahkan masih berada di satu atap yang sama namun di antara keduanya seolah ada dinding penghalang.
Bahkan putrinya yang selalu menyambutnya juga sekarang tak ada, hanya Kalvin yang masih memperhatikannya. Bocah lima tahun itu mungkin belum mengetahui permasalahan orang tuanya, namun berbeda dengan Kia yang di umurnya 8 tahun ia sudah tahu banyak hal. Apakah anaknya akan membencinya?
Ya Tuhan kenapa keadaan ini harus serumit ini, keluh Alex dalam pikirannya.
Alex melangkah ke arah kamar utama, ia membuka pintu dengan keras dan membantingnya. Hari ini ia benar-benar di kejutkan dengan banyak hal.
Setelah mandi dan bersiap, Alex turun ke meja makan. Namun di lihatnya tak ada seorangpun disana. Ruang makan itu kosong padahal ini sudah waktunya makan malam.
"Yura!" teriak Alex kesal.
Wanita parubaya itu datang tergopoh menghampiri sang Tuan. "Saya Tuan!"
"Dimana semua orang?"
"Nyonya dan anak-anak sudah makan saat anda naik tadi."
Jeder!
Rahangnya mengeras, terdengar suara gemelatuk gigi yang saling bergesekan. Seolah kehadirannya sudah tak di anggap lagi di mansion ini.
Ia pergi dengan emosi yang mengumpul di kepala. Keterlaluan, satu kata itulah yang pantas ia ucapkan. Langkah kakinya berjalan menuju kamar anak ketiganya, di bukanya pintu itu dengan pelan, namun tak melihat ada istrinya, disana hanya ada Malla seorang. Tanpa bertanya, Alex mencari keberadaan istrinya di kamar anak-anak, namun tak juga ketemu. Alex semakin emosi di buatnya.
"Shit! Brengsek! "
Sedangkan disisi lain, Kim tengah tertawa bahagia di ruang kerjanya. Ia menyaksikan lewat CCTV bagaimana Alex yang kebingungan mencari keberadaannya.
Ia menikmati setiap ekspresi yang di tunjukan Alex, wanita itu bahkan malah terkekeh ketika mendengar Alex beberapa kali mengumpat. Kim benar-benar menantang emosi Alex.
Bukannya takut ia malah semakin ingin menyaksikan kemarahan sang suami. Adakah wanita seperti Kim? Dia benar-benar licik dengan mempermainkan Alex.
Namun ini hanya permulaan saja, nikmatilah setiap penghinaan ini.
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •