Aku yang membiayai acara mudik suami ku, karena aku mendapat kan cuti lebaran pada H-1. Sehingga aku tidak bisa ikut suami ku mudik pada lebaran kali ini, tapi hadiah yang dia berikan pada ku setelah kembali dari mudik nya sangat mengejutkan, yaitu seorang madu. Dengan tega nya suami ku membawa istri muda nya tinggal di rumah warisan dari orang tua mu, aku tidak bisa menerima nya.
Aku menghentikan biaya bulanan sekaligus biaya pengobatan untuk mertua ku yang sedang sakit di kampung karena ternyata pernikahan kedua suami ku di dukung penuh oleh keluarga nya. Begitu pun dengan biaya kuliah adik ipar ku, tidak akan ku biar kan orang- orang yang sudah menghianati ku menikmati harta ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leni Anita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Aku dan tante Nadin langsung turun ke bawah setelah selesai sholat magrib, aku tidak melihat mas Randi dan juga Mia di sini.
"Randi,,,,, Mia,,,!" Tante Nadin berteriak memanggil dua sejoli itu.
"Ada apa tante?" Tanya Mas Randi yang keluar dari kamar yang di tempati oleh Mia dan mas Randi.
"Mana Mia? dia bukan tamu di rumah ini, suruh dia memasak untuk makan malam!" Perintah tante Mia sambil melipat tangan di dada.
Aku melihat Mia keluar dari kamar tamu dengan pakaian yang acak - acakan, aku jijik melihat nya.
"Kamu bukan tamu di rumah ini, cepat masak untuk makan malam!" Perintah tante Nadin.
"Mas, aku gak bisa masak!" Mia memegang lengan mas Randi meminta pembelaan.
"Kamu tidak bisa tinggal gratis di rumah ini, ini bukan rumah nya Randi tapi ini rumah nya Arin. Jangan harap kau bisa tinggal gratis di sini tanpa melakukan apapun!" Ujar Tante Nadin dengan tatapan tajam.
"Sudah lah Mia, turuti saja!" Mas Randi menarik tangan Mia dan membawa nya ke dapur.
"Kita awasi mereka!" Tante Nadin menyenggol tangan ku dan mengajak ku pergi ke dapur.
"Aku mau makan ikan goreng, sambel terasi dan tumisan kangkung!" Tante Nadin berkata sambil duduk di meja makan.
Aku melihat Mia dengan wajah cemberut dan terpaksa membuka kulkas, mengeluarkan bahan sesuai yang di perintah kan oleh Tante Nadin. Mas Randi ikut membantu nya.
"Randi, ini tugas Mia. Keluar kau dari dapur sekarang juga!" Tante Mia mengusir mas Randi.
"Baik Tante!" Aku melihat mas Randi memberikan kode pada Mia dengan tatapan mata nya, aku dan Tante Nadin pura - pura tidak melihat.
Setelah beberapa saat, Tante Nadin berdiri karena mencium bau gosong.
"Ya ampun Mia, kamu bisa masak gak sih!" Teriak Tante Nadin ketika dia melihat ikan di dalam penggorengan sudah berubah hitam karena hangus.
"Maaf Tan!" Mia menunduk kan kepala nya karena takut.
"Cepat angkat ikan nya!" Perintah tante Nadin lagi.
"Ada apa tan? Aku mencium bau gosong dari depan!" Mas Randi yang penasaran dengan teriakan tante Nadin datang ke dapur kembali.
"Lihat apa yang sudah dilakukan oleh sepupu mu, masak begini saja tidak becus!" Ujar Tante Nadin sambil menunjuk kan ikan goreng yang sudah berubah warna menjadi hitam.
"Oh, cuma itu. Aku kira ada apa!" Mas Randi tampak lega setelah melihat dan mengetahui apa yang terjadi.
"Sudah, biar aku saja yang masak. Kita tidak akan bisa makan malam ini jika menunggu mu yang masak!" Tante Nadin langsung mengambil ayam dari dalam kulkas agar bisa di masak.
Mia tersenyum puas dan dia segera menyusul mas Randi yang sudah keluar dari dapur. Tidak butuh waktu lama, masakan tante Nadin sudah terhidang di atas meja.
"Arin, panggil Randi dan juga Mia, kita makan malam!" Ujar Tante Nadin.
Aku pun memanggil mas Randi dan Mia, mereka melangkah ke meja makan sambil tersenyum puas.
Aku langsung memasuk kan nasi beserta ayam goreng ke dalam piring Mas Randi, setelah itu aku baru mengisi piring ku sendiri.
"Kamu tidak boleh makan ini, kamu makan saja ikan gosong itu, kan itu kamu sendiri yang masak!" Ujar Tante Nadin sambil memukul tangan Mia yang ingin mengambil ayam goreng.
"Tapi tan, itu kan gosong!" Mia menolak makan ikan gosong itu.
"Gosong itu karena kesalahan mu, kamu makan sama ikan gosong itu dan juga sayur saja!" Tante Nadin meletakkan ikan gosong ke dalam piring Mia.
"Mas,,,!" Mia memanggil mas Randi.
"Udah lah Mia, makan saja!" Mas Randi tidak bisa membela Mia malam ini.
Mia akhir nya terpaksa hanya makan dengan tumisan sayur kangkung saja, dia bahkan tidak memakan ikan gosong itu. Aku tersenyum puas melihat wajah Mia yang tampak sangat kesal. Mas Randi makan dengan lahap tanpa menggubris Mia yang sedang kesal.
"Beres kan sisa makanan ini dan cuci piring segera!" Tante Nadin memerintah kan Mia.
Mia tampak kesal, tapi dia tidak bisa membantah ucapan dari tante Nadin. Aku dan tante Nadin segera pergi ke ruang tamu di ikuti oleh mas Randi.
"Randi, tante mau makan Pizza malam ini!" Tante Mia berkata sambil melirik ku. Bertepatan dengan waktu itu, Mia sudah selesai membereskan meja makan dan sudah selesai mencuci piring.
"Ya udah tan, aku pesan kan sekarang juga!" Mas Randi segera memesan Pizza lewat aplikasi online.
"Wah, boleh juga tuh. Aku suka makan Pizza!" Mia berkata sambil tersenyum senang.
"Aku minta Pizza untuk ku, bukan untuk mu!" Bentak tante Nadin dengan garang.
Mia cemberut sambil mengerucut kan bibir nya, dia sangat kesal dengan kehadiran tante Nadin malam ini. Tapi dia tidak bisa membalas nya, begitu juga mas Randi dia bahkan tidak bisa membela Mia di hadapan aku dan juga tante Nadin.
Suara bel berbunyi, menandakan ada yang datang, mas Randi segera membuka pintu dan dia masuk kembali sambil membawa satu kotak berisi Pizza berukuran sedang.
"Ini tan!" Mas Randi menyerah kan satu kotak Pizza pada tante Nadin.
Tante Nadin menerima Pizza dari tangan mas Randi, kami bertiga segera memakan Pizza itu dengan lahap tanpa menawar kan pada Mia yang berada tidak jauh dari kami.
Aku melihat dengan ekor mata ku, bahwa Mia begitu kesal dengan kami. Mas Randi bahkan tidak punya sedikit pun keberanian untuk membela nya di hadapan tante Nadin.
"Mia, tolong ambil kan air minum!" Perintah Tante Nadin pada Mia.
Mia segera pergi ke dapur sambil menghentak - hentak kan kaki nya, dia begitu kesal dengan ulah tante Nadin malam ini.
"Ini minum nya!" Mia menyerah kan satu botol air minum beserta gelas nya.
Satu kotak Pizza berukuran besar itu tidak habis kami makan bertiga, tante Nadin menghancurkan sisa Pizza itu dengan tangan nya. Setelah itu, tante Nadin mencuci tangan nya dia atas Pizza yang sudah dia hancur kan sebelum nya.
"Loh, kok di siram pake air cucian tangan sih tan, aku juga pengen ni!" Mia kesal karena niat nya ingin ikut menikmati Pizza harus batal karena ulah tante Nadin.
Aku tersenyum sambil melihat Tante Nadin, aku tidak menyangka bahwa tante Nadin bisa melakukan ini pada Mia. Aku sangat puas melihat wajah yang penuh dengan kekesalan dan kebencian di wajah Mia malam ini.
'Syukurin kamu' Batin ku di dalam hati.
"Wanita seperti mu tidak pantas menikmati Pizza itu!" Ujar Tante Nadin dengan ketus.
"Mas, kok kamu diam aja sih!" Mia menggoyang lengan mas Randi.
Mas Randi hanya diam tanpa bisa mencegah perbuatan tante Nadin, aku tahu bahwa sejak dulu mas Randi takut dengan tante Nadin. Aku tersenyum puas melihat ekspresi wajah mas Randi dan juga Mia.
"Tante udah ngantuk, tante mau istirahat duluan ya!" Tante Nadin masuk ke dalam kamar tamu yang tepat berada di sebelah kamar yang di tempati oleh mas Randi dan juga Mia.
Aku pun berlalu dari hadapan kedua sejoli itu sambil memberikan senyuman penuh ejekan pada mereka, aku puas sekali melihat penderitaan mereka malam ini.