Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.
Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.
"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."
Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?
Ikuti kisah mereka...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.
Entah bagaimana dan darimana hal itu berawal, mobil yang Ariana tumpangi bersama Ryder digiring oleh empat orang pengendara sepeda motor yang tidak Ariana kenal menuju tempat sepi yang tidak dilalui orang lain.
Salah satu dari mereka membuka pintu mobil sisi kemudi, menarik paksa Ayah Ryder yang selalu Ariana panggil dengan sebutan Paman Marius keluar dari mobil, mengajukan pertanyaan yang tidak bisa Ariana dengar, lalu menghajar pria paruh baya itu secara membabi buta seakan mereka sudah mengenal siapa Paman Marius.
Hal itu berlanjut dengan Ryder yang segera keluar dari mobil diikuti Ariana untuk membantu Ayahnya, tetapi Ryder justru mendapatkan perlakuan serupa.
"Hantikan!"
Ariana menjerit, segera berlari menghampiri tubuh Ryder yang terkapar di tanah sembari menghalau tangan mereka yang berniat untuk kembali melayangkan pukulan mereka pada Ryder.
"Berhenti memukulinya!" pinta Ariana dengan wajah memohon.
'Menyingkirlah, Nona. Kami tidak memiliki urusan denganmu," peringat satu dari mereka.
"Akan sangat disayangkan jika wajah cantikmu itu rusak," timpal yang lain.
"Tidak!" bantah Ariana.
Perasaan takut yang merayap ke dalam hatinya ia abaikan, beharap mereka berhenti memukuli pemuda yang menjadi pujaannya dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai tameng.
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Ariana. "Apa yang harus aku lakukan agar kalian melepaskan mereka?"
"Kami akan melepaskan mereka berdua asalkan dia membayar hutangnya pada kami," jawab satu dari mereka sembari menunjuk Paman Marius.
'Hutang?' batin Ariana.
Pandangan Ariana beralih pada Paman Marius, menatap pria paruh baya yang tengah kesakitan itu selama beberapa saat sebelum kembali menatap mereka.
"Berapa hutangnya? Aku yang akan membayar," ucap Ariana.
"Jangan Ariana!" cegah Ryder.
"Tapi aku tidak bisa membiarkan mereka memukulimu lagi," jawab Ariana.
"Jadi, katakan padaku berapa hutangnya?" tanya Ariana lagi.
"Lima ratus juta," salah satu dari mereka menjawab.
Ariana mengangguk, mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menggulir ponsel selama beberapa saat sebelum menempelkan ponsel ke telinga.
"Bawakan aku uang cash lima ratus juta ke lokasi yang aku kirimkan. Sekarang!"
Ariana kembali menyimpan ponsel ke saku celananya, membantu Ryder berdiri dan kembali menatap empat pria di depannya.
"Uangnya akan datang sebentar lagi," ucap Ariana.
Mereka hanya menaikan bahu sembari menyebikkan bibir, memberikan tatapan tidak percaya sekaligus menghalangi Ariana membawa Ryder pergi. Mereka baru membiarkan Ariana pergi setelah suruhan Ariana datang membawa koper berisi uang yang mereka inginkan.
Kilasan kejadian yang pernah Ariana alami terputar ulang di depan matanya bagaikan sebuah film. Perbedaanya dengan saat itu selain dirinya yang tidak bersama Ryder adalah, jika saat itu berada di sebuah jalanan sunyi, kini berpindah ke sebuah gudang besar tak terpakai.
Empat orang pengendara sepeda motor itupun hanya satu diantara mereka saja yang terlihat sama dengan mereka yang Ariana lihat di masa lalu.
'Kenapa begini? Mengapa berubah? Saat itu, Rye melarangku untuk menceritakan kejadian itu pada Ayah dan dengan bodohnya aku mengikuti apa yang dia inginkan tanpa menyelidiki lebih jauh, apakah itu artinya hal itu memiliki keterikatan?"
Dari percakapan yang Ariana dengar, akhirnya Ariana mengetahui bahwa Paman Marius terlibat hutang karena kalah berjudi, dan satu diantara mereka berempat yang menagih hutang adalah orang yang sama dengan mereka yang mengejar Ariana di malam Ryder menghabisi nyawanya.
"Lyra..."
Kael mengguncang bahu Ariana, memanggil gadis itu berulang kali saat melihat Ariana terus menatap ke arah para preman yang mulai turun dari sepeda motor mereka setelah mobil itu masuk ke dalam gudang.
Kael menyembunyikan sepeda motornya di sisi gudang, menarik Ariana untuk menyelinap ke dalam gudang tanpa terlihat oleh siapapun. Bergerak dengan hati-hati dan bersembunyi di balik tumpukan kotak untuk memastikan keberadaan mereka tidak diketahui.
"Lyra... Hei..."
Kael menangkup wajah Ariana, memaksa gadis itu untuk beralih menatapnya saat merasakan Ariana bertingkah aneh dan melihat tatapan kosong dari gadis itu. Berulang kali ia mengibaskan tangan di depan wajah Ariana, tetapi gadis itu tidak memberikan reaksi.
'Untuk masa sekarang, mereka belum menjadi bawahan Rye. Jika saat itu Rye melarangku untuk mengungkapkan siapa keluargaku, itu artinya para preman itu mengetahui siapa keluarga Aurelia bukan?'
"Lyra..."
Ariana, tetap bergeming, memiliki begitu banyak pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Perubahan alur kehidupannya serta orang-orang asing yang muncul. Terus merutuki dirinya sendiri yang tidak melakukan apapun di masa lalu hingga ia tidak memiliki persiapan apapun untuk masa sekarang. Memaki dirinya sendiri yang begitu bodoh mencintai seorang pria yang tidak pernah mencintainya. Sampai ia tidak menyadari Kael sudah mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Ariana.
Ariana terkesiap, melebarkan kedua matanya saat merasakan bibir Kael sudah menyentuh bibirnya. Kedua tangannya bersiap untuk mendorong, namun kalah cepat saat tangan Kael sudah mengunci tengkuk Ariana untuk memperdalam ciumannya dengan memanfaatkan keterkejutan yang Ariana rasakan.
"K-Kael..." Ariana berucap lirih, membentang jarak diantara mereka saat Kael melepaskan bibirnya dengan keterkejutan yang masih Ariana rasakan.
"Jangan alihkan perhatianmu dari mereka. Kamu mengikuti Ryder untuk itu bukan?" ucap Kael.
"T-T-Tapi... Kamu... Baru saja..."
Wajah Ariana memerah, merasakan degup jantungnya meningkat mendapati wajah Kael hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya, lalu mengangguk pelan dan beralih pandang pada Paman Marius yang kini tengah di tarik paksa untuk keluar dari mobil.
"Bayar hutangmu, Marius!" salah satu dari pengendara itu membentak, mencengkram kerah pakaian Paman Marius dan mendorong kasar tubuh pria paruh baya itu hingga tubuhnya tersungkur.
"Beri aku waktu sedikit lagi," jawab Paman Marius.
"Aku pasti membayarnya,"
"Kenapa kita tidak ambil saja mobil ini? Kurasa ini lebih dari cukup untuk membayar hutang-hutangnya," salah satu dari mereka angkat bicara sembari menepuk mobil keluarga Ariana.
"Tidak! Jangan!" sambut Paman Marius.
"Aku bisa kehilangan pekerjaanku jika mobil ini sampai hilang,"
'Bugh,,,!'
"Benar-benar tidak tahu malu!" ujarnya setelah selesai mendaratkan pukulan keras di wajah Paman Marius.
"Kau memiliki hutang dan tidak membayar, tapi kau juga melarang kami untuk mengmbil mobil ini dengan alasan takut kehilangan pekerjaan?"
Mereka kembali mendaratkan pukulan bertubi-tubi pada Paman Marius, mengabaikan teriakan kesakitan yang dikeluarkan pria paruh baya itu sampai tubuhnya luruh ke lantai.
"Tuan kami tidak mau menunggu lagi. Bayar hari ini juga!" tekan salah satu dari mereka.
"Jika kau tidak bisa bayar..."
"Maka, anakmu yang akan menjadi jaminannya," dia berkata sembari menunjuk Ryder menggunakan kepalanya.
"Apa? Tidak bisa! Bukan aku yang berhutang, juga bukan aku yang kalah berjudi!" sergah Ryder.
Salah satu dari mereka mencengkram kerah pakaian Ryder, menarik kasar pemuda itu, dan menghajar pemuda itu saat Ryder melakukan perlawanan yang berhasil mematik emosi mereka.
"Tunggu! Berhenti menghajar putraku!" pinta Paman Marius.
"Aku tahu bagaimana cara agar kalian mendapatkan uangnya. Kalian bahkan bisa meminta lebih dua kali lipat dari jumlah hutangku,"
"Apa kau sedang berbicara omong kosong?" sambutnya sini.
"Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku bahkan bekerja untuk keluarganya, dan putri dari keluarga itu adalah kekasih putraku,"
"Siapa?"
"Keluarga Aurelia,"
. . . .
. . . .
To be continued...
tetiba lampu mati dari pagi dan baru nyala sore😫🤧🤣
ngiriiiiii terossss kerjaannya 🤣🤣
uhukkk uhukk /Awkward//Awkward/
ehhhh
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️