Sungguh perjalanan yang penuh liku dan misteri! Dari seorang penyendiri dengan masa lalu kelam, Sean menjelma menjadi sosok yang ditakuti sekaligus dihormati, bahkan kekuatannya mampu mengguncang sebuah kerajaan. Keputusannya untuk "pensiun" dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada Sang Pencipta membuka lembaran baru bagi alam semesta.
Kelahiran Ling di tengah hutan belantara, jauh dari hiruk pikuk dunia luar, seolah menjadi jawaban atas permintaan Sean. Kehidupan damai Ling di hutan, pertemuannya yang tak terduga dengan dunia luar, dan bakatnya yang luar biasa membawanya ke Akademi Peacock, tempat di mana potensi tersembunyinya mulai terungkap.
Pertemuannya dengan Dekan Fu Dai menjadi titik balik penting dalam hidup Ling. Bimbingan khusus dari sang Dekan membuka jalannya untuk memahami dan mengendalikan 'Napas Pembekuan Roh', sebuah kekuatan unik yang misterius. Latihan yang keras dan pengetahuan yang ia dapatkan di akademi perlahan mengikis kebingungannya dan mengasah kemampuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ilusi Fang Yin
setelah bertanya kepada para murid yang sedang ada di ruang latihan, akhirnya mereka bisa menemukan keberadaan Fang Yin, yang kini sedang mengerjai sebuah boneka kayu yang sepertinya kebingungan untuk mencari keberadaan Fang Yin.
"hahahaha ha, , , , , dasar boneka kayu bodoh, aku berada di sini. ayo ke sini, kalau tidak aku akan menghancurkan mu" ucap Fang Yin dengan nada yang begitu menyeramkan.
bahkan orang-orang yang tadinya berada di sekitar tempat tersebut berhamburan pergi, karena takut terkena kabut ilusi dari Fang Yin yang bahkan bisa membuat sebuah patung kayu yang setara dengan seorang kultivator di ranah Langit tingkat ke lima menjadi kebingungan, bahkan patung itu sampai seperti menjadi gila karena memukuli dirinya sendiri.
"bagaiman bisa, , , , " Ling di buat ternganga di buatnya, karena baru pertama kali ini dia melihat pemandangan seperti ini. meskipun pernah melihat kemampuan seorang kultivator yang memiliki atribut ilusi tingkat, rendah tetapi kemampuannya tidak sampai seperti Fang Yin.
"tentu saja bisa Ling, karena Fang Yin telah mendalami bagaimana cara menguasai kekuatannya sampai dia bisa ke titik ini. bahkan benda tidak bernyawa pun bisa dia buat menjadi gila dengan jurus kabut ilusinya" jelas Song Kang dengan menatap sendu dan merasa takut ke arah Fang Yin. karena dirinya pernah mengalaminya sendiri bagaiman jika sudah masuk kedalam kabut itu, dia tidak bisa keluar lagi bahkan sampai bisa membuat dirinya prustasi.
oleh karena itu sampai sekarang dirinya masih sangat takut kalau harus menghadapi Fang Yin yang sedang mengamuk atau marah, karena nanti jiwanya yang akan di permainan oleh Fang Yin. kalau untuk adu kekuatan tenaga dia masih bisa melawannya tetapi untuk bertarung menggunakan jiwa dia masih belum mampu.
Ling menatap Song Kang dan melihat gurat sendu dan takut ketika Song Kang menatap ke arah Fang Yin.
Ling menepuk pundak Song Kang "biar aku yang akan berbicara terlebih dahulu dengan kak Fang Yin, nanti setelah selesai aku akan memanggilmu " ucapnya karena tidak tega melihat Song Kang yang seperti itu,karena baru pertama kali ini dirinya melihat itu dari Song Kang.
santai saja Song Kang langsung menoleh dan memeluk Ling dengan erat, "terimakasih Ling, karena aku tidak akan bisa jika harus menghadapi Fang Yin yang lagi marah seperti itu"
Ling segera melepaskan pelukannya, dan pergi menuju tempat Fang Yin. sesampainya di dekat Fang Yin, Ling memanggilnya dengan sedikit ragu.
"kak Fang Yin, , , "
tidak ada jawaban dari Fang Yin yang kini malah semakin brutal mempermainkan boneka kayu yang sekarang semakin menggila.
"kak, , , , Fa, , , , "
duarrr, , , , , , , , boneka kayunya langsung hancur berkeping keping, dan Fang Yin menatap Ling dengan tajam.
Ling langsung berhenti berbicara ketika melihat Fang Yin yang menatapnya dengan kilatan tajam.
'firasat ku mengatakan untuk pergi sekarang juga' batin Ling, yang secara perlahan berjalan mundur.
"oh, , ,Ling ada apa kamu ke sini, apakah kamu ke sini bersama Song Kang juga" tanya Fang Yin dengan tersenyum, tetapi senyuman itu bukan senyuman biasa, senyumannya mengandung kegilaan.
Song Kang yang melihat dari kejauhan dan melihat Ling yang di tatap oleh Fang Yin dengan tatapan yang pernah dia dapatkan segera berlari menghampiri Ling.
setibanya di sisi Ling, dia menatap Fang Yin dan mendekatinya."Sayang maafkan aku karena telah merahasiakan nya darimu, aku berjanji lain kali tidak akan mengulanginya lagi. jadi tolong maafkan aku kali ini"
Fang menatap Song Kang dan tersenyum sambil memiringkan kepalanya "aku akan memaafkan kamu, setelah kamu dan Ling mau ikut dalam permainanku" Fang Yin memainkan jarinya yang terlihat jejak kabut berwarna merah muda.
Song Kang menelan ludahnya dan menoleh ke pada Ling, lalu menatap pada Fang Yin kembali. dengan memasrahkan dirinya Song Kang mencoba menguatkan dirinya "Sayang kamu jangan membawa Ling dalam masalah kita. biarkan aku saja yang ikut dalam permainanmu itu" kata permainan seolah hal yang menakutkan bagi Song Kang karena ketika mengucapkannya dia agak ragu.
"kamu sendiri yang membawa Ling dalam urusan kita, aku tahu kalau kamu yang membawa Ling ikut ke sini"
" jadi kalian rasakan akibatnya" Fang secara perlahan mundur dan terbang menjauh.
"selamat menikmati permainannya" ucap Fang Yin, dan sekarang kabut berwarna merah muda mulai mengelilingi Song Kang dan Ling.
dan kini kabut merah muda pekat menyelimuti tempat latihan yang kini hanya tersisa Ling dan Song Kang saja. Tiba-tiba saja di seluruh area tersebut menjadi sebuah padang yang gersang, dan tercium aroma dupa bercampur dengan bau anyir darah samar-samar tercium di udara. Ling kini merasa kalau dirinya merupakan sang ahli pedang, berdiri tegak dengan pedang kembar di kedua tangannya, matanya yang tajam menatap sosok di hadapannya dengan penuh kewaspadaan.
Sosok itu adalah Song Kang, seorang pendekar dengan pedang naga besarnya yang terkenal dengan kekuatan dan keganasan nya. namun ada yang aneh dengan tatapan Song Kang. tatapannya terlihat kosong dan penuh amarah yang tak terkendali.
"Sang Kang sadarlah! ini hanya sebuah ilusi saja!"seru Ling, suaranya memecah keheningan.
Song Kang tidak menjawab. dia hanya meraung seperti binatang buas dan menyerbu Ling dengan pedangnya yang sangat besar.
Ling segera menghindar dan melihat sekeliling, yang terlihat sepertinya tidak ada jalan keluar.
"hihihi, , , , Ling kamu hebat sekali karena masih memiliki ke sasaran penuh. tetapi untuk bisa keluar dari kabut ilusiku itu akan sangat mustahil untukmu, kecuali kamu menemukan keberadaanku" suara Fang Yin terdengar menggema di gurun gersang ilusi tersebut.
Ling sedikit lengah sehingga dia hampir terkena serangan Song Kang yang cepat dan kuat.
dia mencoba memikirkan sesuatu sambil terus menghindari serangan Song.
akhirnya setelah menemukan caranya, dia terbang ke udara dan tiba-tiba muncul sebuah seruling giok berwarna hijau di tangannya
Ling akan mencoba menghilang kan ilusi ini dengan melodi dari seruling yang selalu dia mainkan. dia mulai memainkan serulingnya tersebut, menciptakan sebuah suara dengan aliran energi yang keluar dari dalam seruling.
fuuuuuuttt , , , , , ,
ffuuuuuuu, , , , ,
fuuuuuu, , , , , , ,
dengan suara yang begitu indah, secara perlahan Song Kang yang tadi menggila dan menyerang Ling secara membabi buta kini mulai sadar.
dia celingak celingukan dengan bingung, "Ling sekarang kita berada di mana"
Ling tidka bisa menjawab karena dia sedang berusaha menemukan keberadaan Fang Yin dengan energi dari serulingnya.
dan setelah lama akhirnya Ling merasakan pergerakan, dan dia segera terbang lebih tinggi dan meraih tangan Fang Yin.
"kak Fang Yin" ucapnya.
dan ilusi tersebut kini menghilang, melihatkan keadaan di luar ilusi yang kini terdapat Tuan Leluhur beserta para profesor dan para murid Akademi, dan.
apakah dirinya tidka salah lihat, di kerumunan itu dia melihat Song Kang, lalu dia melihat ke hadapannya, yang ternyata sosok di hadapannya ini adalah Pangeran Zhao Han dengan pedang besarnya yang bersinar.
ada apa ini pikirnya. Song Kang yang melihat itu segera menghampiri Ling yang sepertinya kebingungan.