Dilarang plagiat, eklusif hanya di Noveltoon, sudah menjadi hak cipta
Seorang pria bernama SYAFIQ, yang hanya tinggal dengan bibi dan seorang keponakan yang masih kecil berumur 3 tahun. Hari itu ia di pecat karen ahanya salah antar pesanan.
Karena ia memainkan ponselnya tanpa ia sadari ia menabrak tiang listrik dan tiba-tiba ia tersambar listrik dan mati seketika, namun ia malah mendapatkan sistem.
Syafiq di beri kesempatan kedua untuk hidup.
Syafiq mengerjakan yang sudah terprogram di system canggih itu dan ia pun mendapat hadiah dan poin sebagai balasannya.
Meskipun ia kaya, namun ia tetap rendah hati dan suka berbagi.
Dan akhirnya ia bisa membangun perusahaan teknologi tinggi yang terkenal seasia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
xxx
Ke esokkan harinya seperti biasa Syafiq berangkat kuliah, dan seperti di janjikan, Yedi menjemput Syafiq untuk pergi kuliah.
Tok!
Tok!
Tok!
"Syafiq, ayo bangun, itu temanmu sudah datang, kamu masih molor," ujar bibi mengetok kamar Syafiq.
"Iya Bi," jawab Syafiq dari dalam kamar dalam keadaan mengantuk.
Syafiq membuka pintunya dan melihat Yedi sudah rapi.
"Tunggu sebentar ya, aku mandi dulu," ujar Syafiq.
"Ya." angguk Yedi dan Syafiq segera ke kamar mandi.
Setelah selesai Syafiq segera keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi.
"Ayo berangkat," ajak Syafiq. "Bi kami pergi dulu ya, Alviso nakal ya," ujar Syafiq mencium kepala adek sepupunya itu.
"Oh ya, ini uang untuk belanja," ujar Syafiq memberi uang 10 juta kepada bibinya.
"Uang kemaren masih ada," ujar Bibi menolak.
"Udah, ini untuk Alviso aja deh, untuk beli mainannya," ucap Syafiq.
"Bilang makasih sama maman," ujqr Bibi mengajarkan Alviso.
"Sih Man," ucap balita kecil itu dengan suara yang mungil.
"Iya, Maman pergi dulu ya," pamit Syafiq.
Syafiq dan Yedi pun masuk ke mobil dan mereka segera berangkat.
"Oh ya aku dengar gosip dari anak kampus kamu dan Roni taruhan ya beli mobil paling mahal?" Tanya Yedi sambil menyetir mobilnya.
"Iya," jawab Syafiq jujur.
"Emang kamu sanggup?" tanya Yedi lagi.
"Karena sanggup makanya aku tantang," jawab Syafiq santai.
"Mau aku bantu?" tawar Yedi.
"Nggak usah, aku bisa sendiri kok, dan aku juga sudah mulai ngumpulin uangnya, kamu nggak perlu khawatir, aku nggak bakalan kalah kok," ujar Syafiq yakin.
"Aku nggak khawatir kamu kalah jika hanya sebatas kalah, yang aku khawatirkan jika kamu kalah motor yang kamu beli itu bakalan jadi milik dia, Roni itu benar-benar licik, jika dia kalah dia tidak ada mempertaruhkan apa pun," ujar Yedi kesal.
"Kamu tenang saja, jika dia kalah aku beri kamu kesempatan buat balas dendam," ujar Syafiq tertawa.
"Baiklah," jawab Yedi setuju.
Ding ding.
Misi baru.
Menyelamatkan seorang Nenek yang di timpa pohon besar yang sudah mati.
[Hadiah 300.000.000]
SYAFIQ
(Di mana tempatnya?)
SISTEM
(Jalan Kembang)
"Yedi, putar arah menuju jalan kembang," ucap Syafiq.
"Kenapa?" tanya Yedi menekuk alisnya.
"Putar saja," perintah Syafiq. Meskipun Yedi tak mengerti namun ia tetap mengikuti arahan Syafiq.
Sesampainya di sana ada seorang nenek yang jalan sedang membawa barang belanjaannya.
"Stop!" perintah Syafiq. Yedi pun memberhentikan mobilnya.
"Kamu di sini aja ya, jangan ke mana-mana," pesan Syafiq. Syafiq pun keluar dari mobil dan menuju ke arah nenek tersebut.
Baru saja Syafiq mau menghampiri nenek tersebut, tiba-tiba ada sebuah pohon besar tumbang, nenek tersebut menjerit tapi ia bukannya lari tapi malah menunggu pohon tersebut menimpanya.
Syafiq lari sekencang-kencangnya dan memeluk nenek tersebut lalu berlari menjauh, pohon pun roboh, untunglah Syafiq cepat menolongnya.
"Apa nenek tidak apa-apa?" tanya Syafiq.
"Tidak apa-apa Nak. Hanya pinggang nenek sakit, maklumlah nenek sudah tua," ucap nenek itu memegang pinggangnya.
"Syukurlah jika nenek tak terluka," ucap Syafiq lega.
"Dari mana datangnya pohon ini, perasaan tadi pas lewat nggak ada," ucap nenek itu heran.
"Mungkin nenek lupa kali," jawab Syafiq membantu mengumpulkan barang belanjaanya.
"Syafiq kamu baik-baik saja kan?" tanya Yedi khawatir.
"Aku baik-baik saja kok," jawab Syafiq mengacung jempol.
Yedi juga ikut bantuMembantu mengumpulkan barang tersebut. Namun barang belanjan tersebut banyak yang hancur.
Karena kasihan Syafiq pun meletakkan uang 3.000.000 di dalam tas belanjaan tersebut.
"Terima kasih ya Nak sudah bantu Nenek, tapi sayangnya udah banyak yang nggak bisa di pake," ujar Nenek itu sedih.
"Sabar ya Nek, semoga Tuhan mengantikannya lebih," ucap Syafiq.
"Iya Nak," ucap nenek itu pergi dengan langkah gontai.
Syafiq dan Yedi pun naik mobil dan melanjutkan ke kampusnya.
Ding ding.
Misi selesai.
Selamat Anda mendapatkan hadiah 300.000.000
Hadiah Anda menjadi 1.145.000.000
Selamat Anda mendapatkan 2 poin.
Poin Anda menjadi 2 poin.
"Asyiiikk, uang ku sudah mencapai 1 miliyar lebih, waktu masih ada 2 bulanan lagi buat cari sisanya untuk beli mobil dan beli rumah," ucap Syafiq tersenyum bahagia.
"Syafiq, dari mana kamu tau jika ada seorang nenek yang ada tertimpa pohon besar?" Tanya Yedi penasaran.
"Oh... itu... itu fealing saja," jawab Syafiq ngasal.
"Hebat ya fealing mu, bisa bantu orang," puji Yedi.
"Hehehe..." Syafiq hanya tertawa saja sambil memandang ke samping. Ia tak mungkin memberi tahu kepada Yedi dan itu adalah rahasianya sendiri.
Sesampainya di kampus Syafiq dan Yedi turun dari mobil.
"Lihat tuh Syafiq sekarang temanan sama Yedi, dia sengaja deketin Yedi, aku rasa dia pasti akan memeras uang Yedi nantinya," bisik teman-teman kampusnya.
"Bener tuh, udah miskin, licik otaknya," maki mereka dengan nada rendah.
"Hay Syafiq, wah... hebat kamu ya, setelah pertemuan yang tak sengaja itu kalian berteman akrab, persahabatan yang sangat mengharukan, si miskin dan si kaya, si miskin yang licik dan si kaya yang bodoh," ejek Roni yang tiba-tiba datang menghampiri Syafiq dan Yedi.
"Heh! Aku rasa kamu nggak punya muka, kau mengatakan aku licik tapi kamu memeras uang orang, jika begitu kau lebih pantas di juluk si kaya yang licik hahaha...," tawa Syafiq. Yedi ikut tersenyum karena Syafiq bisa memutar balikan ucapannya.
"Sialan! Kau ngajak berantem!" Teriaknya marah.
"Siapa yang ngajak berantem? Kalo kamu menghina orang seharusnya kamu juga tahan di hina balik donk, nggak konsisten, ayo masuk," ajak Syafiq kepada Yedi dan memandang Roni sambil mencibir.
"Aku mau jadi sepertimu Syafiq," ujar Yedi bangga dengan Syafiq karena Syafiq bisa membuat lawannya kalah.
"Hehehe... kau ingin menjadi sepertiku, latihan dulu," ucap Syafiq menyengir jahat.
"Bagaimana?" Tanya Yedi.
"Besok kita lakukan," ujar Syafiq.
Mereka pun masuk ke ruang masing-masing.
"Hey Syafiq," panggil Sahara.
"Eh kamu," ujarnya sambil menyenderkan badannya ke kursi.
"Kok aku lihat kamu semakin pemberani aja?" Tanya Sahara.
"Iya lah, aku sudah capek di tindas," jawab Syafiq memainkan ponselnya.
"Ada waktu nggak?" Tanya Sahara.
"Kenapa?" Tanya Syafiq menekuk alisnya.
"Main yuk," ajak Sahara.
"Ke mana?"
"Ke cafe yang baru buka, sekarang lagi viral di sana," jawab Sahara.
"Ayo deh, tapi bawa Yedi boleh?" Tanya Sahara.
"Hm... ya udah deh," ujar Sahara lesu.
Tak lama kemudian Dosen pun masuk keruangan membagi materi.
xxx
Pembagian materi pun selesai, Sahara langsung menghampiri Syafiq.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAH
TERIMA KASIH