Syakira sabira dijodohkan untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Husain Ghani oleh ibunya. Sebab persahabatan kedua orangtuanya yang akrab syakira menerimanya. Sementara Husain Ghani tidak suka pada syakira. Namun keduanya tetap dipaksa menikah demi mempererat persahabatan kedua orangtuanya juga sebagai balas budi ayah husain pada keluarga syakira.
-------
"syakira kamu ga boleh bobok di sini, pokoknya kamu bobok di bawah titik tanpa koma. kamu harus nurut",ucap husain sinis.
"kamu aja yang dibawah aku kan cewek masak dibawah huh",kesal syakira.
"okee."
Akankah pernikahan mereka harmonis ataukah mereka tidak tahan pada kelakuan satu sama lain? kepoin yukk ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Syaki bergegas menghampiri nakas di samping lemari itu dan ia membuka loker teratas. Nampak ada sebuah kertas yang terlipat rapi. Ia menjumputnya bak kotoran. Dirinya merasa aneh dan heran.
"Ini maksudmu? hah? surat apa ini? surat cinta monyet ya?",tanya syaki.
Ia mengangkat selembar surat itu dengan kedua jari tangannya, jari jempol dan jari telunjuk. Rasa hatinya merasa aneh sekali melihat surat itu. Tapi beberapa saat kemudian ia teringat surat yamg dibikinnya sendiri. Syaki berpraduga ini suratnya sendiri. Sedangkan husain sejak tadi terdiam menunggu syaki membacanya.
"Inikan suratku. Haha, buat apa aku membaca lagi. Aku sendiri yang menulisnya untukmu. Sudahlah. Aku minta maaf mas."
Melihat ekspresi bahagia istrinya ia sedikit curiga syaki tak menerima permintaannya. Kemudian terlintas inisiatif untuk menarik ulang kertas itu dan merobeknya. Ia memilih menggunakan cara lain.
"Sudahlah aku robek saja sini."
"Yaudah robek saja. Kan mas sudah baca."
"Hm."
"hahaha maksud mas apa menyuruhku membaca ulang. Kan di situ tidak ada perjanjian apapun hanya ada pertanyaan dan pernyataan. tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian barusan. Jadi maksud mas gimana?", tanya syaki gagal paham.
"Sudahlah besok jangan diulangi lagi seperti itu baik di depan atau di belakang mas. Sudah sana tidur bawah sebagai hukumannya."
"Enggak mau. Enggak ada hukuman lain kah?", tawar syaki tak suka.
"Ada. "
"Apa?"
"Peluk aku."
"Nah begitu kan aku jadi tidak tidur sendiri sendiri."
Husain merasa lega ternyata syaki setulus itu.
Meski pernikahan keduanya terpaksa nampak syaki begitu antusias dan semangatnya membina bahtera rumah tangganya.
Bahkan ia selalu merayu husain dengan berbagai busana terbuka meski masih belum percaya diri dan ditutupi selimut tapi semua itu sudah menunjukkan syaki tulus menjalani pernikahan ini tanpa adanya rasa paksaan.
Padahal awalnya husain kira syaki akan sangat tertutup dan kemungkinan pernikahan keduanya terkesan kaku ternyata tidak. Dugaan husain salah. Mengingat selama ini syaki begitu to the point malas berbasa basi dengannya. Ternyata setelah menikah syaki berbeda.
Setelah husain menikahinya syaki tampak luwes, terbuka, ramah dan seksi. Biasanya tertutup, kaku, to the point jarang basa basi, dan terkesan biasa. Ternyata semua berubah. Perasaan cinta husain pada syaki pun terasa berbalas.
Melihat semua itu husain mengurungkan niatnya untuk menanyai syaki perihal poligami. Lagian hanum juga belum tentu mau dipoligami. Melihat pertanyaan hanum kemarin yang memburunya. Hanum nampak sangat cemburu jika husain telah memberikan badannya pada syaki. Padahal sudah jelas syaki adalah istri sahnya.
Tentu husain sebagai suami syaki tak bisa menolak tubuh syaki. Walau awalnya sempat tertunda. Namun husain juga melalapnya hingga puas.
Mungkin aku rahasiakan saja dulu kisah malam pertamaku dari hanum. Maaf num aku sudah menikahinya. Dosa jika aku tak melalapnya. Maaf ya num, batin husain dilema.
"Yang..ehmm..aku lepas ya kemejamu", tawar syaki agak ragu sebab ia malu.
"Iya sekalian gamismu. Ganti baju yang lain."
Dengan telaten syaki melepas kemeja suaminya dan nampak lah dada bidang yang kekar itu.
Begitupun syaki ia mengganti gamisnya dengan baju tidur.
Baju tidur yang berubah menjadi dress satin tipis terawang dan minim. Padahal biasanya ia menggunakan piyama kemeja celana panjang.
Walau belum terbiasa dan rasanya sungkan, syaki paksa dirinya untuk memakai pakaian mini itu. Tampak lah lekuk tubuhnya tanpa cela, kulitnya yang putih dan anggun. Serta lurah di dadanya yang menggoda.
Mata husain terus menatap syaki terpanah dan syaki menyadarinya. Ia memegang pelipisnya kebingungan memulai kata kata romantis untuk suaminya itu.
"Ehmm mas..ehmm..."
"Apa sayang?", tanya husain membelai bahu syaki.
"ehmm.. mau itu gak mas? mau itu ..itu?", tawar syaki.
"Hehehe mas enak ya sampai kamu minta terus?"
"Ehmm.. iya..syaki malu mas.. ehmm..kalau syaki juga enak apa gak enak ya? "
"hehehe.. untuk apa kamu tanya itu sayang?",geli husain.
"Ehmm..mungkin kurang lama apa kurang puas ehmm mas komplain saja hehe..", balas syaki menunduk malu.
Tapi aku sendiri kok merasa gak enak ya mas. Rasanya sakit enaknya cuma pas digesek di luar doang giliran masuk kayak keruji sepeda. Batin syaki mengeluh.
"Syaki ku sayang tubuhmu itu enak. Kamu gak usah malu. Kalau kamu mau, minta saja yah. Ya sudah bobokan biar mas mulai ya"
"Ehm..mas..kalau syaki minta dipijit dulu gimana ya?", tahan syaki.
Diam diam syaki mengumpulkan nyawanya yang terberai berai seketika mengingat rasa sakit ditusuk suaminya.
aduh aku sendiri yang nawari aku sendiri yang kebingungan. Aduh ..ya walau sakit senang juga sih ternyata suamiku enggak mengabaikan aku dia sayang sama aku. batin syaki berusaha tenang.
"Bilang saja kalau sakit iya kan? Jadi gimana mau apa gak? Kalau ga ya sudah tidur bawah saja."
"Gimana ki?", tanya husain sekali lagi.
-------_
wah syaki ketahuan tuh gerak geriknya ma suaminya hehe.
Jangan lupa like comment dan subcribe ya ;)
mampir juga di karyaku dong kak
1. ruang rahasia di kamar Tante feronica
2. mantanku naik pelaminan