Cerita anak sebatang kara yg di asuh oleh orang tua angkat sejak masih bayi,bercita cita ingin menjadi orang yg paling berkuasa di dunia.Dengan mental baja,selangkah demi selangkah dia mewujudkan cita citanya,walaupun dilaluinya dengan tetesan darah,keringat dan air mata.Medapatkan warisan oleh orang misterius yg membangkitkan potensi dan evolusinya lebih cepat dari manusia pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almah Suseno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ups !! hampir saja
Di lantai dua hanya ada Dua kamar mandi tapi yang satu tidak bisa dipakai karena masih dalam perbaikan,mungkin dalam waktu 5 hari lagi baru bisa dipakai.Sudah tiga hari ini Dimas berbagi kamar mandi dengan Aulia.
Dimas bangun lebih awal sementara Aulia dan yang lainya masih tertidur lelap,mungkin karena semalam mereka tidur terlalu larut.
Sesampainya di kamar mandi,Dimas membuka pintu dan tercium aroma wangi yang lembut.
"Aroma wewangian yang menyegarkan !Seluruh kamar mandi tercium wewangian tersebut,maklumlah kamar mandi perempuan.
Ketika Dimas masuk lebih dalam,terlihat pemandangan yang aneh terpampang di atas meja ganti kamar mandi,Dua set pakaian dalam tergelatak begitu saja.Satu set berwarna pink terdiri dari bra dan celana dalam kecil ber renda yang lainya Hitam.
"Sepertinya mereka lupa merapikan nya setelah mandi semalam"
Dimas menggelengkan kepalanya"situasi seperti ini jarang terjadi !biasanya Aulia sangat menjaga privasinya.
Hi..hi..hi..jika mereka melihat aku di sini dan mereka lupa menyimpannya,bisa bisa aku di tuduh mau mencuri celana dalam wanita.
Eh...sepertinya yang warna hitam milik adik manja cocok sekali dan yang pink pasti milik Rey Utami,Renda nya menambah semangat.
Dimas mencuci muka dan menggosok giginya dan tidak lagi memperhatikan dua set pakaian dalam itu.
Tidak butuh waktu lama,Dimas beraktivitas di kamar mandi,kemudian memakai stelan baju olah raga dan keluar dari Rumah.
Di luar cahaya pagi mulai menyebar,dan kesejukan udara pagi sangat menyegarkan.
Ia meregangkan ototnya sejenak sebelum memulai lari mengelilingi kawasan perumahan Gold coast Batu jajar.
Saat ini terbilang masih pagi,tidak banyak orang yang berjalan jalan di komplek,hanya mereka orang orang tua berumur yang sering terlihat berolah raga.
Dimas melatih pernafasan nya dan mengontrol larinya dengan cermat.Melatih pernafasan sangat penting bagi praktisi beladiri,semakin panjang nafasnya akan semakin banyak energi yang terkumpul di paru parunya.Seorang ahli beladiri memiliki volume paru paru lebih besar daripada orang biasa.
Kawasan perumahan Gold Coast Batujajar memiliki luas yang cukup besar,dikelilingi oleh pohon pohon yang menghijau menambah keasrian lingkungan dan menghasilkan udara yang baik.
Saat Dimas sedang berlari,ia seperti merasakan sesuatu dan ia menengadah ke balkon sebuah vila,ia melihat seorang gadis muda sedang berdiri melamun melihat kearah Gunung slamet.
Wajahnya tampak pucat seperti sedang menanggung beban yang teramat berat,walaupun badanya terlihat kurus tapi tidak mengurangi kecantikan nya.
Kilauan wajahnya terkena pancaran matahari pagi menambah kecemerlangan seperti kilau batu giok,jika seorang seniman melihatnya mungkin ia akan langsung melukisnya menjadi karya seni yang penuh warna.
Mata yang menatap sayu di penuhi berbagai macam emosi yang terpendam.
Ia mengenakan piyama putih yang lembut bak peri surga yang menyambut matahari pagi. Memperlihatkan kaki kecilnya yang putih dan halus sementara rambutnya melambai tertiup angin sepoi sepoi.
Dalam cahaya lembut matahari pagi dan udara sejuk yang menerpanya,Dimas tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat gadis itu lebih lama,ada sedikit pancaran kekaguman terlihat di mata Dimas.
Angela merasakan tatapan Dimas dan melirik kerah pemuda yang sedang mengamatinya.
Pemuda itu berdiri di perempatan jalan ber paving dengan kepala terangkat menatap kearahnya.
Angela mengangguk kecil sebagai isyarat,lalu berbalik masuk ke kamar menarik pintu dengan lembut.
"Sepertinya penyakitku akan kambuh lagi....?
Angela menggigit bibirnya yang merah seperti delima,membungkus tubuhnya dengan selimut diatas tempat tidur sambil merasakan penderitaan fisiknya yang semakin lama semakin menurun.
~©~
Dimas berlari mengelilingi kawasan Gold coast Batujajar selama empat putaran,dan baru kembali pukul setengah tujuh.
Bu Dewi sedang menyiapkan sarapan pagi ketika melihat Dimas kembali dari luar."Kamu bangun pagi sekali hari ini,apa tidak mengantuk?"
"Tidak Bu,justru saya merasa bugar sekali !setelah memasuki tingkat pertama pengumpul energi,Dimas merasakan perbedaan kebugaran fisiknya dengan sebelumnya,sekarang ia merasakan energi yang melonjak dari dalam tubuhnya.
Olah raga itu baik tapi bagaimana dengan tanganmu sekarang?Bu Dewi mengamati tangan kanan Dimas yang masih terbungkus perban.
Sebenarnya luka ditangan Dimas sudah sembuh sejak ia memasuki tahap pertama pengumpulan energi.Namun untuk menghindari pertanyaan yang tidak perlu,ia memutuskan untuk tidak membuka perban tersebut.
Melihat ke khawatiran Bu Dewi,Dimas tersenyum,"Sudah tidak sakit lagi ,hanya tergores sedikit.Paling juga lusa sudah sembuh.
"Mendengar penjelasan Dimas,Bu dewi merasa lega,pastikan untuk menjaga luka itu,jangan sampai terinfeksi.
"Mmmm..aku tahu Bu !
"Sarapan sudah siap,kamu naik ke atas panggil Aulia serta Rey Utami untuk sarapan bersama,Aku akan membuatkan segelas susu untuk kalian.
Dimas naik ke lantai atas,saat ia mengangkat tangan untuk mengetuk pintu,tiba tiba pintu itu terbuka dan seseorang sudah berdiri di depanya.Untung Dimas mempunyai reflek yang sangat cepat,tangannya langsung berhenti persis di atas gundukan yang ada bintik kecil seperti kedele di ujung nya,hanya beberapa centi lagi.
Haissss...Hampir saja !!seru Dimas dalam hati,kemudian menarik tangannya ke posisi semula.
Rey Utami melihat Dimas yang tiba tiba di depan pintu,ia sedikit kaget dan tidak menyadari kejadian ambigu tersebut.
"Selamat pagi?kata Rey Utami.
Dimas melihat Rey Utami dan pada pandangan pertama ia sedikit terkejut tidak mengenalinya,sehingga Dimas tidak bisa menilai wajahnya dengan jelas.
Dalam penampilan sebelumnya,Rey Utami mengenakan riasan yang tebal.
Namun sekarang,Dimas melihat Rey Utami tampak lebih cantik alami justru tanpa riasan.
Rey Utami melihat Dimas yang menunduk melihatnya sedikit tertegun dan setelah beberapa saat ia tidak mendengar jawaban,ia kemudian menguap dan berjalan melewati Dimas kearah kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi.
Di dalam kamar.Dimas melihat Adik manjanya masih tidur terlentang sambil memeluk bantal guling.
"Tidak kusangka,adik manja ini punya gaya tidur seperti ini tidak selaras dengan gayanya yang seperti putri kecil "pikir Dimas sambil menggelengkan kepalanya kemudian ia masuk kedalam dan membangunkan Aulia.
"Aulia,sudah saatnya bangun untuk sarapan !
Mendengar suara Dimas,Aulia merasa terganggu,bukanya bangun ia malah menarik selimutnya dan menutupi kepalanya.
Dimas merasa putus asa "anak ini !!
Saat Dimas bingung melihat tingkah Aulia,Rey Utami telah selesai dari kamar mandi,mendekat dan melirik Dimas"Baru saja apa kamu melihat sesuatu yang menarik ?
Dimas menggaruk kepala,menunjukan senyum bingung,ia tidak tahu apa maksud pertanyaan Rey Utami.Bu Dewi menyuruhku untuk memanggil kalian untuk sarapan dan Aulia belum bangun,Tolong bangunkan dia,saya mau turun lebih dulu.
Setelah mengucapkan itu,Dimas langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Rey Utami berdiri diam dan menyilangkan tangannya di depan dada.,melihat punggung Dimas yang mulai menjauh dan menuruni tangga"Tadi malam dia sangat berani memukuli banyak orang tapi sekarang ia terlihat seperti pria lemah" apa ini mode pura pura yang di maksud Aulia.Pura pura menjadi Babi untuk memakan harimau.
Memikirkan hal itu,Rey Utami melihat pakaian yang ia kenakan.Kaos tipis lengan panjang warna Biru yang di pinjam dari Aulia setelah mandi kemarin.Ia juga meminjamkan Bra miliknya tapi berhubung ukuranya sedikit lebih besar milik Rey Utami jadi ia tidak memakainya karena tidak nyaman serasa di jepit,akhirnya ia melepaskan nya dan tidak memakai bra sama sekali.
Ketika ia membuka pintu barusan,apakah ia melihat bagian ini?pasti iya,kelihatan dari matanya tampak bercahaya"gumam Rey Utami
Rey Utami berlari ke dalam kamar dan melihat kearah cermin,ia menyadari bahwa di pakaian yang di kenakan nya terlihat menonjol dan ujungnya terlihat ada bintik kecil sebesar kedelai.
Setelah memakai jaket untuk menutupi kaos tipisnya,ia membangunkan Aulia .Ia mendorong Aulia yang masih terlelap.Aulia hanya bergeser sedikit dan menarik selimut untuk menutupinya.Melihat Aulia tidak mau bangun, Rey Utami mengulurkan tangannya untuk mencubit Dada Aulia.