Beberapa tahun yang lalu keluarga cabang Xiao dibantai, dalam peristiwa berdarah tersebut hanya Xiao Tian yang berhasil selamat. Dalam keputusasaan, ia berlari ke sembarang arah hingga terperosok ke salah satu jurang di kaki pegunungan Wuyi. Beruntung salah seorang Tetua Sekte menyelamatkannya, memberikannya sebuah harta tak terhingga yang bernama mutiara dewa iblis demi menyambung nyawanya. Sejak saat itu, takdir kehidupannya pun berubah. Meski ia dianggap tidak berguna, namun hanya gurunya lah yang mengetahui rahasia terbesarnya dalam menempuh dunia kultivasi yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musang Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelelawar Darah
Melihat kumpulan kelelawar darah, sudut bibir Xiao Tian terangkat dan dalam hatinya ia memikirkan sesuatu yang bernilai. Meskipun hewan tersebut sangat agresif, namun kelompok tersebut juga dikenal gemar mengumpulkan buah-buahan langka yang mereka kumpulkan sepanjang tahun, terutama saat pergantian musim.
Mereka hidup berkelompok sama halnya dengan babi liar berekor besi, hanya saja mereka berada di atas angin dan menyerang seperti sambaran kilat.
Xiao Tian menghela napas, lalu mundur beberapa langkah. Ia khawatir jika medan pertempuran yang tercipta akan membuat kerusakan, sehingga ginseng emas yang sebelumnya menarik perhatian akan rusak sebelum dipanen.
Namun gerakan Xiao Tian yang sudah diperhatikan oleh kelelawar darah, tidak bisa melangkah jauh. Tiba-tiba seekor kelelawar darah yang menggantung langsung menerjang Xiao Tian dari atas pohon dengan cakar tajam berkilauan.
"Wooossh"
Xiao Tian merasakan ancaman yang datang begitu cepat, hewan seukuran kepala manusia itu membawa hawa dingin dengan sorot mata yang menyeramkan.
"Naga Mendaki Langit"
Xiao Tian mengerahkan jurus ketiga dari Pukulan Sembilan Naga, lonjakan kekuatan seperti naga bumi yang bergerak lurus ke arah langit.
"Booom"
Cakar kelelawar darah dan pukulan Xiao Tian beradu, energi Qi berhamburan membuat udara di atas ketinggian dua meter terdistorsi hingga menimbulkan getaran kuat.
Kedua belah pihak tidak mengalami kerugian satu sama lain, kelelawar darah itu kembali terbang dengan stabil seolah tidak terpengaruh dengan pertukaran kekuatan barusan.
Merasakan kekuatan hewan terbang tersebut, alia mata Xiao Tian berkerut. Ia tidak menyangka jika kekuatan kelelawar darah begitu kuat hingga tidak terpengaruh dengan jurus yang seharusnya sudah menghancurkan seekor babi liar berekor besi dengan mudah.
"Menarik.." Gumam Xiao Tian sambil menyentuh hidungnya.
*****
Sementara itu, di Puncak Ketujuh saat ini tengah didatangi oleh Jiang Kun. Murid yang sebelumnya kalah bertaruh dengan Xiao Tian kini resmi bergabung dengan Gunung Wuyi. Ia yang tidak ragu dengan kemampuan Xiao Tian akhirnya diam-diam membulatkan tekad untuk mengikutinya.
Apalagi baru saja ia juga mendengar kekalahan Hu Jintao di pertandingan hidup dan mati, hal ini menambah keyakinan Jiang Kun untuk bergabung dengan Puncak Ketujuh atau Gunung Wuyi tersebut.
"Siapa kamu?" Tanya Xin Shi Huangdi dengan waspada.
Setelah menyelesaikan kultivasinya, kini ia sudah memasuki ranah Pendekar Inti Jiwa tahap awal, sungguh menakutkan jika orang lain tahu padahal sebelumnya ia hanya murid pekerja yang tidak dianggap.
"Perkenalkan, nama saya adalah Jiang Kun. Sekarang saya telah resmi bergabung dengan Puncak Ketujuh ini" Kata Jiang Kun sambil menyerahkan selembar kertas kasar.
"Oh, selamat bergabung jika begitu. Saya adalah Xin Shi Huangdi" Ucap gadis tersebut dengan ramah.
Dalam hatinya jelas ia merasa senang, setelah kepergian Xiao Tian ia merasa kesepian dan tidak ada teman bicara.
"Salam senior Xin.." Jiang Kun mengangkat kedua tangannya dengan hormat.
"Eh, ini..."
Xin Shi Huangdi merasa tidak nyaman, walau bagaimanapun murid yang baru saja bergabung merupakan murid senior dari puncak sebelumnya.
"Apakah ada yang keliru?" Tanya Jiang Kun dengan bingung.
"Oh, tidak.. Tidak apa-apa" Xin Shi Huangdi tersenyum canggung.
"Kak Xiao Tian sedang berlatih, aku tidak bisa mengambil keputusan atas namanya. Namun kamu sudah resmi bergabung, untuk sementara aku akan membuat pengaturan terkait tempat tinggal" Kata Xin Shi Huangdi melanjutkan.
"Baik, aku mengerti. Terimakasih senior Xin" Jiang Kun menimpali dengan sopan.
Xin Shi Huangdi kemudian menunjuk salah satu tempat tinggal yang sebelumnya pernah dihuni oleh Zhuank An saat masih menjadi murid Puncak Ketujuh. Ia juga memberitahukan tentang beberapa bangunan sederhana lainnya yang sudah ia ketahui dari Xiao Tian, dengan penuh semangat Xin Shi Huangdi menjelaskan seperti seorang mentor.
Di Sekte Awan Biru, kabar bergabungnya Jiang Kun ke Puncak Ketujuh juga dengan cepat menyebar. Bahkan Shen Louyan yang dikenal cukup dekat dengan Xiao Tian tampak merenung, ia menyesal meninggalkan Gunung Wuyi dan terlintas dalam pikirannya untuk kembali ke tempat itu.
Ia tidak ingin selamanya berada dalam penyesalan, ditambah dengan kemampuan Xiao Tian yang luar biasa ia mulai merasakan perasaan yang membuatnya susah tidur.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya seorang wanita yang bernama Qin Ting.
Ia dan Shen Louyan tampak dekat, sahabat yang juga pernah tinggal menjadi bagian dari Puncak Ketujuh di masa lalu.
"Entahlah, terkadang aku memiliki rasa bersalah terhadap Xiao Tian" Jawab Shen Louyan dengan jujur.
"Lalu kenapa? Apakah kamu ingin kembali ke tempat itu?" Qin Ting berkata dengan datar.
"Aku juga tidak tahu, namun aku masih memikirkan tentang bagaimana sikap Kak Ning Shih terhadapnya" Shen Louyan berkata dengan sedih, sebelumnya ia mendengar perselisihan antara Xiao Tian dengan Ning Shih.
Semuanya pernah berada dalam satu atap yang sama, kini setelah tiga tahun semuanya telah berubah dengan cepat.
"Aku tidak akan melarang atau menganjurkan, semuanya sudah pernah kita jalani bersama. Dalam hal ini tentu kamu bisa memiliki penilaian sendiri" Ujar Qin Ting dengan tenang.
"Ya, tentu saja aku akan memikirkannya. Bukankah kamu juga memiliki kontrak pernikahan yang sama dengannya?" Tanya Shen Louyan dengan nada iri.
"Aku memang memiliki kesan yang baik terhadap Xiao Tian, namun aku cukup terkejut saat mendengar hal itu dari Yun Feiyue" Jawab Qin Ting dengan ekspresi rumit.
"Lalu apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Shen Louyan lagi.
"Tentu saja aku tidak ingin menikah lebih awal, apalagi kudengar aku juga bukan satu-satunya yang tersisa" Qin Ting berkata dengan tegas.
"Masa depanku masih panjang, meski Xiao Tian bisa saja bersinar di Sekte Awan Biru namun dunia ini sangat luas" Tambah Qin Ting mengutarakan pandangannya.
Qin Ting jelas mengetahui masih banyak tempat yang belum ia kunjungi, terutama kekuatan para kultivator yang tersebar di seluruh wilayah Kekaisaran.
"Apakah kamu sudah membahasnya dengan Xiao Tian?" Shen Louyan mengangkat alis cantiknya.
"Aku akan mendatangi Gunung Wuyi, setidaknya aku butuh kamu untuk menemani" Ucap Qin Ting sambil tersenyum ringan.
Ia tidak membenci Xiao Tian seperti Li Mochou ataupun Yun Feiyue yang berbuat licik, dalam hatinya Qin Ting berpikir jika masih bisa dibicarakan dengan kata-kata maka itu adalah sebuah tindakan yang bijaksana.
Qin Ting adalah murid yang cukup berprestasi, ia berada di ranah pendekar langit tahap awal saat ini. Bisa dikatakan itu adalah pencapaian besar diantara murid yang berbakat, kekuatannya bisa disandingkan dengan Ning Shih yang terlihat begitu agresif.
Shen Louyan mengangguk setuju, ia sedikit takjub dengan sikap tegas Qin Ting. Hanya saja ia menyayangkan, kenapa kesempatan untuk dijodohkan dengan Xiao Tian ia tidak mendapatkannya.
Jangan lupa like dan subscribenya biar ttp eksis untuk performa karya...
typo thour semoga dperhatikan lgi 🙏🙏🙏🙏✌✌✌✌