"Kau yang memulai kan Xander? Maka jangan salahkan aku jika aku lebih gila darimu!" tekad seorang wanita bernama Arabelle Weister.
Bagaimana tidak karena sang suami tercinta ternyata sudah berselingkuh di belakangnya. Diapun menyewa seorang pria untuk membalaskan dendamnya, tetapi siapa sangka ternyata pria itu membawanya pada sebuah kebenaran dan cinta yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Setelah menandatangani surat perjanjian tersebut, Zio berjalan mendekat dan berdiri di belakang Arabelle. Pria tampan itu membungkukan badannya dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping sang wanita.
Hembusan nafas Zio yang menyapu permukaan kulitnya, gerakan ilmiah yang benar-benar membuat Arabelle dibakar gairrah.
"Aku ingin menikmati malam ini bersamamu." lirih Arabelle.
Zio tersenyum mendengarnya, pria tampan itu memutar badan Arabelle dengan cepat. Dalam hitungan detik bibit keduanya sudah saling bertaut, mereka melummat satu sama lain. Ciuman lembut yang berubah menjadi menuntut.
Tangan Kenzo bergerilya di punggung Arabelle sampai tak sengaja menggenggam seutas tali spanggethi milik wanita itu.
"Ada apa hm?" ujar Arabelle dengan manja.
"Sial, aku menginginkanmu Nona." sama halnya dengan Arabelle, Zio juga terbakar gairah.
"Panggil aku Ara."
"Apa itu panggilan dari suamimu?"
Arabelle tersenyum manis, "Memangnya kenapa?"
"Aku akan memanggilmu Belle, apa boleh?"
"Tidak buruk, aku suka panggilan baruku."
Lagi, Zio melummat bibir mungil milik kliennya. Kedua tangan besarnya sudah melebar kemana-mana dan berhasil membuat Arabelle mendesis.
Akhirnya setelah tiga minggu berlalu tubuh indah Arabelle kembali tersentuh, sayangnya pria itu bukan Xander tetapi pria lain yang jauh lebih tampan dari suaminya dan gilanya pria tampan itu adalah seorang gigolo yang telah ia sewa. Ini sungguh menggelikan bukan.
Zio menuntun tubuh Arabelle menuju ke dalam kamar, bagaikan malam pertama bagi pasangan pengantin baru ranjang besar itu sudah dihias sedemikian rupa.
Melihat permukaan ranjang yang seperti itu Arabelle semakin menggila. Wanita itu melummat menekan dan meraba tubuh kekar lawan mainnya. Beruntung karena Kenzo sepertinya sudah terbiasa, dia bisa mengimbangi gairrah sang calon janda seksi.
Pelan tapi pasti Zio merebahkan tubuh Arabelle di atas ranjang tanpa melepaskan ciumannya. Ingin sekali Zio merobek paksa dress yang dipakai oleh Arabelle tetapi dia tahu harga dress itu tidaklah murah. Jangan sampai gaji pertamanya menjadi sia-sia.
Sejenak, Zio memandangi wajah cantik Arabelle yang dipahat begitu indah oleh sang pencipta.
"Why?" tanyanya penasaran.
"Kau sangat cantik, Belle."
Untuk yang kedua kalinya Arabelle tersipu malu oleh perlakuan dan perkataan gigolo tampannya.
"Kau juga sangat tampan, Zi." ungkap Arabelle jujur.
Rasanya Zio gemas sekali melihat wajah Arabelle yang memerah seperti itu.
Entah siapa yang memulai dan bagaimana permulaannya karena sekarang baik Zio maupun Arabelle sudah dalam keadaan polos. Bibir Zio bahkan sudah mendarat di leher jenjang Arabelle sampai meninggalkan beberapa tanda merah disana yang lama kelamaan kecupan demi kecupan itu semakin turun dan berhenti dia antara lembah kenikmatan milik Arabelle.
Tak lupa kedua tangan Zio terulur untuk meraih buah padat nan besar milik Arabelle. Sampai Arabelle menggelinjang geli disaat Zio bermain-main dengan bagian bawahnya.
"Oh Zi.."
"Yeah, call my name Baby."
"Zi ahh.. Stop! Ahh No, yes i want it." Arabelle meracau tidak jelas. Sudah lama rasanya dia tidak melakukan pemanasan seperti itu saat bersama Xander. Akhir-akhir ini permainannya selalu pada intinya saja dan menurut Arabelle itu sangat membosankan. Rupa-rupanya sang suami sudah mendapatkan sensasi lain dari sekretaris j*langya.
Puas bermain Zio pun berdiri, pria tampan itu turun dari ranjang dan mengambil sesuatu dari dalam nakas, sarung perangnya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Untuk jaga-jaga." jawab Zio tanpa beban.
"Aku tidak suka menggunakan itu."
"Tapi Belle aku.."
"Kau tenang saja, aku tidak akan hamil."
Tak ingin membantah dan juga tak ingin merusak momen yang sudah tercipta. Zio pun menurut, pria tampan yang memiliki selisih usia satu tahun di bawah Arabelle itu kembali naik ke atas ranjang.
Dan malam itu Arabelle pun menjelma menjadi wanita kuat yang tidak terbodohi oleh cinta. Bukankah sakit harus dibalas sakit juga? Kalau sakit dibalas maaf itu curang!