Area 21+
Anak di bawah umur dilarang mendekat.
Tentang Bianca yang memendam perasaan cinta terhadap Alexander Valentino sahabat kakaknya. Ia rela dijadikan partner di atas ranjang bagi pria itu meski ia tau hati Alex begitu kuat berpaut pada kekasih yang sangat dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noah Arrayan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Alex dan Bianca bergelung di bawah selimut yang sama, Alex memeluk erat tubuh polos Bianca. Ia membelai rambut Bian dengan lembut, Bian merasakan kenyamanan dan kehangatan. Rasanya ini sudah cukup bagi gadis itu meski ia tak bisa memiliki hatinya. Namun ia tetap berharap suatu hari hati Alex akan terbuka untuknya.
Sementara Alex sudah mengambil keputusan, menjalani semua ini sampai batas yang takdir tentukan. Ia merasa begitu sulit untuk melepaskan diri dari jerat yang Bian buat melalui tubuh nya. Ia benar-benar jatuh pada kenikmatan yang tubuh Bian tawarkan. Katakanlah ia brengsek, menjadikan Bian pelampiasan hasrat nya sementara hatinya sudah terikat pada Salsa.
Ia tak bisa menghindar saat hasratnya menginginkan Bianca, ia tak mengerti mengapa ia begitu bernaf*u pada sosok yang merupakan adik dari sahabatnya, sementara pada Salsa ia begitu mudah menahan diri. Ia tak pernah bisa untuk menjamah tubuh kekasihnya lebih jauh.
"Bianca maafin abang karena tak bisa berhenti." Bianca tersenyum tipis di dalam dekapan Alex mendengar gumaman pria itu.
"Kenapa sok-sok an meminta berhenti kalau memang tidak bisa?" Cibir Bianca yang membuat Alex menciumi puncak kepala gadis itu.
"Candu apa yang kamu berikan hingga membuat abang tidak berdaya untuk menolak bi"
Bianca berdecih mendengarnya.
"Pria mana bisa menolak kenikmatan yang wanita tawarkan bang, sudah menjadi sifat alami laki-laki tak bisa menahan hawa nafs* nya" Ledek Bianca.
"Tapi sejauh ini hanya pada mu abang tak bisa mengendalikan diri. Sementara pada Salsa sekalipun abang tak pernah menyentuh nya terlalu jauh"
Bianca tidak berbangga, malah merasakan luka yang begitu perih.
"Karena abang mencintai kak Salsa dan tak ingin merusaknya." Ucap Bianca yang sukses menohok hati Alex. Pria itu mengusap lembut rambut Bianca dan memeluknya semakin erat. Ia tak berniat mendebat ucapan Bianca karena ia sendiri mulai tak mengerti.
"Tidurlah bi" Bisik nya lalu mendaratkan kecupan di kening Bianca. Memeluknya dengan posesif, ia ingin memberikan kenyamanan pada gadis itu melalu rengkuhan tangan kokohnya.
Bayangan Salsa terlintas di benaknya, ia begitu mencintai gadis itu namun Salsa selalu menolak keseriusan yang Alex tawarkan. Alex jadi mempertanyakan keseriusan Salsa dalam menjalani hubungan dengan nya.
Alex menatap pada Bianca yang berada dalam dekapan nya, gadis itu telah begitu jauh terjatuh dalam lelap. Sebelum Bianca menyatakan perasaan nya ia sudah tau bahwa Bianca menaruh hati padanya, ia tak ingin menyakiti gadis itu karena nya ia tak memberikan harapan lebih. Namun sekarang ia malah memanfaatkan Bianca untuk memuaskan dirinya di atas ranjang. Akal sehatnya memaksa ia untuk berhenti namun perasaan nya memaksa untuk terus melanjutkan.
Lelah berfikir akhirnya Alex terlelap, melupakan pergolakan batin nya yang terasa meresahkan.
🍁🍁🍁
"Bang, BEM kampus ngadain camping untuk pengukuhan kepengurusan baru selama 2 hari 2 malam. Berangkat besok sore sampai minggu sore" Ucap Bianca saat ia dan Alex sedang menikmati makan malam.
"Nggak boleh" Jawab Alex tanpa berfikir yang membuat Bianca memutar matanya malas. Ia sudah menduga hal ini.
"Bang masa nggak boleh, Bian termasuk salah satu pengurus baru jadi nggak boleh absen" Protes gadis itu seraya memanyunkan bibirnya.
"Ya kamu nggak usah jadi pengurus aja kan gampang, pokoknya kamu nggak boleh pergi nanti ada apa-apa di sana. Siapa tau diantara teman-teman kamu ada yang brengsek dan gangguin kamu nanti" Ucap Alex sambil menikmati makan malam nya dengan lahap.
Sementara Bianca mengerucutkan bibirnya tanda kesal.
"Nggak ada yang bakalan kayak gitu bang, semuanya baik kok kita uda kayak keluarga"
"Nurut sama abang bi kalo abang bilang nggak boleh ya nggak boleh" Tegas Alex tak ingin dibantah lagi.
"Kalaupun Bian ada yang ganggu toh nggak rugi-rugi amat. Bian juga udah nggak suci" Ucapnya yang membuat Alex menghentikan makan nya dan beralih menatap tajam pada Bianca.
"Maksud kamu apa bicara kayak gitu Bi? bukan berarti karena abang uda ngambil kesucian kamu lantas kamu bebas dinikmati oleh siapapun. Kami bukan pelac*r Bianca!"
Tampak jelas bahwa Alex sangat tidak suka pada ucapan dan pemikiran Bianca.
"Cuma abang satu-satunya yang boleh nyentuh kamu, selain itu jangan harap!" Lanjut Alex dengan penuh penekanan.
"Tapi suatu saat nanti Bian tetap akan dinikmati oleh pria lain bang, abang kan mau nikah sama Salsa nggak selamanya abang bisa terus sama Bian" Entah kenapa Alex merasa hatinya diremas dengan kuat mendengar ucapan Bianca.
"Lanjutkan makan kamu bi" Ucap Alex akhirnya, ia kesulitan untuk membantah ucapan gadis itu. Sementara Bianca tersenyum getir, Alex tak menyanggah itu artinya benar suatu saat pria itu akan meninggalkannya dan menikahi Salsa.
"Kalau abang Brian ngasih izin Bian buat camping abang juga harus kasih izin nggak boleh larang ya"
Alex tersenyum sinis.
"Brian nggak mungkin kasih izin kamu untuk acara tidak penting itu" Ucap Alex dengan begitu yakin.
Tidak berapa lama ponsel Bianca berdering, nama Andre tertera pada layar ponsel.
"Ya kak Andre kenapa?" Alex mengangkat kepala nya dengan cepat dan menatap pada Bianca saat mendengar gadis itu menyebut nama Andre.
"Nanti kakak kirim daftar perlengkapan yang harus dibawa saat camping ya Bi, kamu koordinasikan ke para peserta yang lain"
Ucap Andre yang merupakan salah satu panitia.
"Iya kak" Jawab Bianca sambil menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis. Hal itu tidak lepas dari tatapan Alex.
"Kamu lagi apa Bi?"
"Ini lagi makan kak" Jawab Bianca singkat.
"Abang siniin ponsel Bian" Rengek gadis itu saat tiba-tiba Alex merebut ponsel miliknya. Pria itu mematikan sambungan telefon yang membuat Bianca merengut kesal.
"Abisin dulu makan nya baru ngobrol" Bianca berdecak kesal, Alex terlalu mengatur namun ia tak berdaya untuk membantah. Toh Alex tidak akan berani bersikap seperti ini jika saja Brian tidak mempercayakan secara penuh urusan dirinya.
"Abang jahat tau nggak, Kak Andre tu senior Bianca yang paling baik dan perhatian sama Bian, abang kenapa main matiin telfon gitu aja. Nggak sopan banget tau, kalau kak Andre marah sama Bian gimana" Celoteh gadis itu dengan suara yang dibuat lirih.
"Kalo emang dia baik sama kamu, dia nggak akan marah" Alex melanjutkan makan dengan cuek.
"Bian udahan aja ah makan nya, keburu nggak *****" Ucap gadis itu, Bianca beranjak dari meja makan dam berjalan cepat menuju kamarnya, bahkan Bianca membanting pintu kamarnya dengan kuat untuk menunjukkan bahwa ia tidak suka.
Alex menggelengkan kepalanya sambil terseyum melihat tingkah Bianca yang malah tampak begitu lucu baginya.